Story by : Higitsune
Fandom : EXO
Pairing : ChanHun
Disclaimer : selain cerita semua bukan milik saya
Warnings : alternate universe, angst (kayaknya sih).
.
.Petikan gitar mengalun lembut dalam ruangan sempit diisi dua orang, sosok pemuda pertama bersurai merah menyala bergumam pelan mengucapkan tiap bait kalimat romantis, mata terpejam menghayati iringan miliknya sendiri. Disisi lain seorang pemuda bersurai hitam duduk bersandar menyaksikan seraya tersenyum tipis, terkadang kepalanya mengangguk kecil seolah mengikuti irama. Di ruang sempit itu, dua remaja berbeda usia terlihat begitu menikmati suasana hangat yang menyelimuti mereka.
Beberapa menit hingga kelopak mata terpejam mulai terbuka, senyum cerah lima jari menampakan deratan gigi putih rapi diperlihatkan.
"Bagaimana?" Pemuda yang lebih tua bertanya, gitar kesayangan dipeluk erat menunggu reaksi pemuda dihadapannya.
Tersenyum, "bagus hyung. Aku yakin jika kau memainkannya di studio rekaman, mereka akan suka dan langsung merekrutmu menjadi penyanyi."
"Terima kasih, tapi kurasa tidak semudah itu Sehunna." Terkekeh kecil, tangan besar yang tadinya digunakan memetik gitar mengusap penuh cinta surai kelam pemuda yang dipanggil Sehunna. Sehun. Oh Sehun, itu nama pemuda manis kesayangan pemuda bersurai merah.
Mengerucutkan bibir sedikit kesal Sehun kembali berujar, "hyung jangan minder, biasanya kau pede sekali, kenapa sekarang ragu? Menjadi penyanyi itu impianmu kan, aku yakin sebentar lagi wajahmu akan sering muncul di televisi, namamu akan terukir di majalah, lagumu akan menjadi nomor satu di aplikasi musik. Park Chanyeol akan menjadi penyanyi rookies paling diminati di Korea. Ah, ani, bahkan seluruh dunia." ditambah tawa bangga, Sehun memperlihatkan moon eyes smile miliknya.
Chanyeol--si pemuda berambut merah--kembali terkekeh, bukan karena kalimat menggebu yang diucapkan Sehun padanya, tapi senyum menawan khas milik pemuda manis dihadapannya, pemuda manis yang merupakan sahabat sekaligus kekasihnya. Chanyeol selalu menyukainya, ketika ia merasa jatuh dan terpuruk, maka cukup dengan melihat senyuman Sehun ia akan merasa lebih baik.
Menggeleng perlahan, "tapi aku takut." Chanyeol memetik senar gitar asal.
Mengerjap Sehun diam menunggu, manik malamnya memancarkan tanya.
"Aku takut tidak bisa sering bertemu denganmu."
Oh. Hening seketika menyelimuti suasana, tentu saja sebagai seorang penyanyi tabu hukumnya bila ia sudah memiliki kekasih, ditambah lagi jika kekasihnya adalah laki-laki. Jika jujur ditanya Chanyeol tentu akan lebih memilih Sehun dibanding mimpinya, cukup bagi pemuda tinggi itu selalu berada disisi kekasihnya membuat ia bahagia, berjuta kali lebih bahagia dibandingkan menulis lirik, ratusan kali lebih menyenangkan dibanding mengkomposisi lagu, karena pada dasarnya Oh Sehun adalah sumber inspirasinya.
Walau ada setitik rasa kecewa, tapi itu lebih baik daripada pergi jauh dari pemuda manis penunjang hidupnya, ia bisa menyanyi dimana saja, pada siapa saja, kapanpun diinginkannya. Namun Sehun? Ia hanya bisa menemukan pemuda itu di satu tempat.
"Hyung, aku tidak apa. Sungguh. Aku tau keinginanmu hyung, aku tau bagaimana ekspresi wajahmu ketika membayangkan masa depan menjadi seorang penyanyi. Aku tidak mau menjadi alasan penghalang cita-citamu." Memberikan senyum terbaiknya, Sehun menggenggam tangan hangat Chanyeol, seolah memberikannya keberanian, memberikannya kepercayaan. Namun tetap saja pemuda yang lebih tinggi itu gamang, hatinya merasa akan ada sesuatu yang salah bila ia mengikuti keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sugar
Fanfictioncinta tidak selamanya manis terkadang ada setitik pahit dan asin menyelingkupi, tapi cinta juga tidak selamanya pahit, walau sedikit pasti ada kerlip disetiap sudutnya, karena cinta tidak hanya memberi rasa, tapi juga warna, kumpulan One Shot OTP sa...