chapter 4

4.1K 407 115
                                    


Rengkuhan itu sebagai bukti, ucapan itu sebagai janji, dan tatapan itu sebagai saksi yang akan menjadi jaminan untuknya dalam pertaruhan terakhir. Mencoba sekali lagi untuk percaya, sekali lagi untuk berharap, dan sekali lagi untuk bermimpi bahwa masih ada kesempatan bagi dirinya untuk mengobati retak yang masih tercetak jelas di relung hatinya.

Nama baru, wajah baru, dan sosok baru…

Bahkan ulasan senyuman itu tak tampak kebohongan di sana, dan tak ada alasan untuk tidak percaya…
Inilah kesempatan lain yang harus ia berikan untuk dirinya sendiri.

Mencinta…

TRING….TRING…TRING….
Bunyi alarm Doyoung memekakkan telinga, Doyoung menatap alarmnya sejenak sebelum mematikan deringnya.

“kali ini kau telat… aku sudah bangun lebih dulu”

ucap Doyoung pada alarm sahabatnya itu, teman Doyoung menghitung detik berlalunya waktu di dunia ini.

Doyoung tidak langsung menuju kamar mandi, ia hanya duduk di atas tempat tidurnya sembari menelaah kembali apa yang sebenarnya terjadi kemarin.

Jung Jaehyun…
Laki-laki itu, Doyoung tidak mengerti apa yang Jaehyun punyai sehingga Doyoung bisa dengan begitu mudahnya memberikan kepercayaan penuhnya pada Jaehyun.

Bahkan, Doyoung membuka kembali kenangan buruk masa lalunya dan dia membeberkan semua pada Jaehyun dengan pertaruhan harga dirinya yang pasti dinilai Jaehyun rendah.

Tapi tidak. Siapa yang menyangka Jaehyun masih bersikeras mengatakan bahwa Jaehyun mencintai Doyoung , berikut kekurangan dan cacat yang Doyoung miliki.

Bagaimana Jaehyun memeluk Doyoung, bagaimana Jaehyun menenangkan Doyoung, terakhir bagaimana Jaehyun berhasil meyakinkan Doyoung untuk menerima Doyoung di sisinya.

Doyoung bahkan mengira ia sedang bermimpi. Apakah Jaehyun lah jawaban yang dikirimkan Tuhan untuk Doyoung atas semua penderitaannya bertahun-tahun?

Jung Jaehyun…  Doyoung menyerahkan semua kepercayaannya untuk Jaehyun, dan Doyoung berharap jangan sedikitpun Jaehyun menyalahgunakannya.

“hai… bagaimana keadaanmu?”

sapa Doyoung pada Jaehyun saat Doyoung menjenguknya di apartement Jaehyun.

“yah… tadi itu aku merasa kurang enak badan, tapi saat kau datang, ah… badanku langsung terasa segar kembali” balas Jaehyun.

Sebenarnya Doyoung belum terlalu mengenal sosok Jaehyun, setahu Doyoung, Jaehyun tidak banyak bicara, tapi lihatlah, setelah Doyoung mulai membuka diri untuk Jaehyun, siapa yang mengira Jaehyun akan segombal ini.

“hari ini ada kuliah pagi, jadi aku tidak bisa berlama-lama. Ini sudah kusisihkan kimbab buatanku untuk sarapanmu. Setelah ini jangan lupa obatmu”

“siap…”

“aku pergi dulu, kalau ada sesuatu… um, kau bisa hubungi ahjumma. Aku sudah memberitahunya selama aku tidak ada agar dia bisa mengawasimu”

Jaehyun malah tertawa.“manisnya…”

“apanya?”

“tidak… pergilah atau kau akan terlambat”

“ya… sampai jumpa Jaehyun-shii”

“ah… ia…”

Seperti hari-hari sebelumnya sejak Jaehyun tidak masuk kuliah. Taeyong akan menunggu Doyoung di depan gerbang Universitas dan meminta Doyoung untuk bersamanya masuk ke kelas. Awalnya Taeyong justru menawarkan untuk menjemput Doyoung dan juga mengantar Doyoung pulang, tapi bagi Doyoung ini saja sudah lebih dari kata merepotkan.

Another chance (JAEDO Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang