That Dream

77 2 0
                                    

"Hyung... gatchi nolja!!"

"Hyung-ah~ gidaryeocheoyo"

"Hyung~ ironacheyo~ palli hyung palli... urin gatchi nolja~"

Mimpi itu datang lagi. Suara - suara itu kembali lagi ke dalam mimpiku. Suara yang hilang belasan tahun lalu. Suara dari sosok yang aku rindukan.

"Neo eodiseo.. jigeum.. Yoon-ah" kataku, berbisik.

Selalu, saat musim dingin datang, saat salju mulai sering menghiasi hari, mimpi - mimpi itu kembali lebih sering.

Seperti malam ini.

Masih teringang dengan jelas suara itu. Suara kecil mengemaskan. Suara kecil dari mulut yang tidak bisa berhenti mengoceh kecuali saat makan dan tidur.

"Kau baik - baik saja kan, Yoonie?" kataku sambil mencoba kembali tidur.

"Hyung~ Kau terbangun? Kenapa? Mimpi itu lagi?" tanya teman sekamarku dengan suara beratnya.

"Ah, Sunwoo-ya.. suara ku terlau kencang ya? hehehe mian~ ayo cepat kembali tidur. besok jadwal kita padat" kataku, mengabaikan pertanyaannya.

***

Aku mengusap air mata yang keluar dari ujung mataku sembari tersenyum getir.

"Kenapa kau datang lagi?" bisikku.

"Kau mimpi buruk lagi?" tanya Seokjin Hyung yang ternyata sudah bangun terlebih dulu.

"Ya. Kurasa..."

"Sudah jangan terlalu dipikirkan itu hanya mimpi, lebih baik kau cepat mandi kita harus segera berangkat ke acara musik."

"Kau saja yang mandi dulu, aku ingin tiduran 5 menit lagi "

"Haisshh... Kau ini malas sekali! Pokoknya kau jangan tidur lagi, mengerti?"

Tanpa menghiraukan apa yang Seokjin hyung katakan. Aku kembali menenggelamkan kepalaku kedalam selimut yang kupakai sambil memikirkan mimpi yang kembali datang setelah sekian lama.

Apa kau baik - baik saja, hyung? kenapa kau muncul lagi dimimpiku?

***

"Eo, Eomma~" aku menjawab telepon dari ibuku.

"Dongwoo-ya, eomma dan noona-mu besok siang berangkat ke Seoul" kata ibuku di seberang sana.

"Besok?? Bukan seharusnya lusa eomma datang??" Tanyaku terkejut.

"Ya!! Anak bodoh! Apa tidak boleh aku bertemu anakku sendiri lebih cepat?!" Jawab eomma dengan suara kencang.

"Hehehe... Mianhae eomma~ hmm eomma, bisa kah kau membantuku sedikit?"

"Ada apa? Apa yang bisa eomma bantu untukmu?"

"Eomma, bisa kah eomma membawakanku kotak rahasiaku dan Yoon??" Tanya ku sedikit ragu.

Ya, aku ragu bertanya itu dan meminta tolong ibuku dengan sesuatu yang berhubungan dengan Yoon. Sudah lama sekali kami tidak pernah menyinggung soal ini.

"Apa? Kau mau dibawakan apa?" Tanya ibuku, dengan suara sedikit tercekat. Aku tahu ia pasti kaget, dan menahan tangisnya.

Mianhae, Eomma~
Tapi aku butuh itu saat ini.

Long Lost BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang