last

4K 629 66
                                    

sebelum mengunjungi ke tempat mingyu, wonwoo menyempatkan dulu untuk mampir ke sebuah toko bunga, lagian toko tersebut tidak jauh dari tempatnya mingyu. dan tidak mungkin juga dirinya bakalan membawa tangan kosong untuk mengunjungi mantannya itu.

membuka pintu toko yang mengeluarkan suara lonceng khas dari toko tersebut membuat sang pemiliknya segera menoleh untuk melihat siapa yang datang.

sang pemilik toko segera menghampirin wonwoo dan tak lupa mengucapkan selamat datang dengan sebuah senyuman. senyumannya semakin lebar saat tau siapa yang datang ke tokonya hari ini.

"astaga ternyata kamu wonwoo,  udah lama ya kamu gak mampir kemari."

wonwoo tersenyum, sedikit membungkuk untuk memberi salam, "hehe iya bibi jung, saya baru bisa mampir hari ini."

"iya iya bibi tau kamu pasti sibuk iya kan?"

wonwoo tertawa kecil, "yaa gitu lah bi, hehe.”

bibi jung pun ikut tertawa, "oh ya kamu mau beli bunga hari ini?"

wonwoo mengangguk, "iya bi, bunga yang seperti biasa ya. masih ingat kan?"

bibi jung sedikit lupa, dirinya mulai mengingat-ingat bunga apa yang sering wonwoo beli dulu, sesampai lima detik bibi jung akhirnya sudah tau bunga yang dimaksud wonwoo.

"ah bibi ingat. baiklah, tunggu sebentar ya." kemudian bibi jung segera pergi ke belakang untuk mengambil bunga yang wonwoo inginkan.

wonwoo mengangguk, sembari menunggu bibi jung kembali dirinya melihat-lihat dulu bunga segar yang ada di dalam toko tersebut. memperhatikan satu-persatu, sampai akhirnya matanya tertuju ke sebuah mawar merah.

"aku masih ingat waktu kamu dulu pas nembak aku pakai bunga ini gyu." lirihnya sambil tersenyum tipis, dengan sekuat tenaga dirinya tidak ingin menangis dulu disini.

bibi jung kembali datang, membawa sebuket bunga yang wonwoo inginkan.

"lili putih dan mawar putih benar kan?"

wonwoo menganggukkan kepalanya seraya mengambil sebuket bunga tersebut. memperhatikan betapa rapih nya bibi jung membuat sebuket bunga yang ada di tangannya sekarang.

"dia pasti senang banget ngeliat kamu datang mengunjungi nya lagi."

wonwoo tersenyum, "hehe iya bi, terima kasih bunga nya ya bi. bunga nya bibi emang yang paling terindah disini." puji wonwoo yang membuat bibi jung tertawa kecil.

"bisa aja, bibi titip salam kepada pacar mu ya nak."

"siap bi!" setelah berpamitan dan membayar, wonwoo melangkahkan kedua kaki nya menuju ke tempat mingyu.

tak memakan waktu yang lama, akhirnya wonwoo sampai juga ke tempatnya mingyu sekarang. tempat yang dimaksud adalah sebuah pemakaman.

sedikit lupa, jadinya wonwoo agak lamaan untuk mencari sebuah batu nisan bertulisan Kim Min Gyu, biar bagaimana pun wonwoo sudah lama tidak pernah datang kesini. wonwoo menghela nafas lega pada akhirnya dirinya menemukan juga makam nya mingyu.

berjongkok dan mencabutin rumputan liar yang bebas tumbuh di makam mingyu, setelah kelihatan sudah tidak ada rumput satu pun wonwoo mulai berdoa, kemudian wonwoo meletakkan sebuket bunga yang ia beli tadi tepat di dekat batu nisannya mingyu.

menatap sebuah batu nisan dengan dalam, seakan-akan batu nisan itu adalah wajahnya mingyu, "hai, maaf ya aku baru datang kesini,"

"apa kabar kamu? kayaknya kamu udah enak banget ya disurga sana sampai gak ingat aku hehe. apa disana kamu menemukan sesosok pengganti aku juga? kalau iya aku mau nyusul kamu kesana buat ngejewer kamu haha." wonwoo tertawa, namun hatinya merasa sesak.

"maaf juga akhir-akhir ini aku sering spam line kamu. dan itu percuma, kamu tidak pernah membalasnya satu pun hehe."

"tapi gapapa, itu biar aku bisa melepaskan semua rinduku sama kamu."

wonwoo mengelus batu nisannya mingyu, "aku benar-benar kangen banget sama kamu. tiga tahun sudah lamanya kamu udah ninggalin aku. andai aja kamu gak nekat buat pergi ke rumah ku tengah malam waktu itu aku yakin pasti kecelakaan itu gak bakalan terjadi dan kamu pasti sekarang ini masih ada bersama ku, tapi ya takdir berkata lain." perlahan mata wonwoo mulai mengabur.

"a-aku masih cinta banget sama kamu sampai sekarang gyu, rasanya aku masih gak bisa melepaskan kepergian kamu sampai sekarang ini. maafkan aku mingyu." tangisan wonwoo mulai pecah sudah, memeluk kedua lututnya, menangis puas di depan makam nya mingyu.

setelah dirasanya sudah lega, wonwoo bangkit untuk berdiri. hari sudah mau sore, sebelumnya wonwoo membersihkan celana belakangnya terlebih dahulu kemudian berpamitan kepada mingyu dengan mengusap batu nisan tersebut.

"aku pulang ya, aku janji bakalan kesini lagi." wonwoo membungkuk kan badannya untuk mengecup batu nisan mingyu sedikit lama setelah itu wonwoo beranjak pergi dari sana.

tiba-tiba langkah nya berhenti karena merasakan kalau ponselnya itu bergetar di dalam saku celananya.

terdapat ada sebuah panggilan dari soonyoung.

"halo."

"w-wonwoo lo ada dimana sekarang?"

mengerutkan dahinya bingung, dengan jelas wonwoo bisa dengar suara soonyoung yang di seberang sana seperti orang yang sedang terburu-buru begitu.

"di pemakaman, lo kenapa yong?"

"won ke hongdae sekarang bisa? buru ada sesuatu yang harus lo liat disini sekarang juga!"

"emang ada apaan sih?!?" tanya wonwoo yang makin bingung.

"gue yakin lo pasti gak bakalan percaya kalau gue kasih tau disini."

"soonyoung kalau ngomong yang jelas!"

soonyoung menghela nafasnya panjang,














































"gue ngeliat sesosok yang mirip banget sama mingyu disini."

"h-hah?!"



End.

Nachricht ;meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang