Wah. Rasanya Hedya malu sekali sejak pulang tadi.
"Sean, tai. Kampret," umpatnya.
Tapi tak bisa dipungkiri juga kalau ia senang, hingga ia tersenyun-senyum sendiri seperti orang gila sekarang.
Tuk.
"Woi! Kenape lu?"
Hedya memelototi kakaknya yang tadi menoyor kepalanya pelan.
"Gak usah main tangan bisa kali, babi."
"Heh. Kurang ajar ya ngomong sama yang lebih tua."
"Bodo amat."
"Kenapa lu tadi senyum-senyum?"
"Bukan urusan lu," cibirnya. "Udah dah sono keluar dari kamar gue. Elah. Jadi bau kamar gue kalo ada lu."
"Heh. Kurang asem. Gue udah wangi tau. Orang mau pergi ama Yura."
Hedya langsung bangun dari tidurnya begitu mendengar kata Yura. "Mau kemana? Hah? Gue kangen nih ama Kak Yura. Udah lama gak main ama dia. Ikut ya, Kak? Kak?"
"Engga. Lu mah jadi nyamuk mulu. Gangguin orang pacaran aje."
"Dih. Jahat banget. Yauda gue nanya Kak Yura aje." Langsung ia mengambil hapenya dan menelepon Yura. "Kak Yura!"
"Eh? Hed?"
"Kak! Aku mau ikut nanti Kakak sama Kak Nevan pas pergi," rengeknya seperti anak kecil.
"Boleh aja."
Mendengar kalau Hedya diperbolehkan, Nevan melototi adiknya kala Hedya memeletkan lidah padanya.
"Oke. Makasih, Kak! Lafya!!"
"Ah elu. Gak bisa kasih gue seneng dikit kali ya. Tiap gue jalan, lu selalu ada. Bingung gue."
"Engga luh. Waktu itu elu sama Kak Yura pergi berduaan aja. Makan es krim gak bagi. Gue ditinggal di rumah. Tanya noh ama Oma."
Nevan mendengus dan keluar dari kamar, meninggalkan Hedya yang bersorak riang. Setidaknya, dia tidak akan bosan. Toh, dia juga sedang tidak bisa tidur.
###
Berbeda dengan Hedya, Sean malah merenung di kamarnya.
Karena, wish di wishlist-nya Hedya itu, masih banyak yang belum ia wujudkan. Sedangkan, ulang tahun Hedya itu sebentar lagi.
"Gimane ye. Aduh pusing dah gue."
Saking pusingnya, Sean sampai mengacak rambutnya sendiri.
Bagaimana caranya? Ulang tahun Hedya itu sebentar lagi. Dan Sean belum melakukan semua keinginan Hedya.
Havana oh nana
Dering hapenya membuat Sean mengangkatnya dengan enggan.
"Halo?"
" ... "
"Serius lu?"
" ... "
"Hahahahaha. Oke. Gue otw. Makasih, bro."
Oke. Waktunya beraksi.
Sean mengambil jaket bombernya, dompet, hape, dan jangan lupa pakai parfum juga pomade.
Setelah selesai, Sean melajukan motornya di jalan raya, beradu dengan kendaraan lainnya menuju tempat yang disebutkan tadi.
Tenang. Ia sudah melihat ramalan cuaca. Dan malam ini tidak hujan. Secara, tadi sudah hujan. Sore itu loh.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN [COMPLETE]
Teen FictionSemua berawal dari taruhan yang Sean dan Farel buat terhadap Hedya Noretta, manajer ekskul basket Sean yang baru. Dan seperti kisah kebanyakan di luar sana, Sean dan Hedya jadi saling suka dan pacaran. Dan usaha Sean mendekati Hedya, dimulai dari wi...