vii. indirect kiss

2.1K 383 105
                                    

Matahari semakin terik, membuat peluh Fikri bercucuran keringat tapi tidak terlalu kelihatan karena udara dingin, liburan mereka di awali dengan kerja bakti di hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari semakin terik, membuat peluh Fikri bercucuran keringat tapi tidak terlalu kelihatan karena udara dingin, liburan mereka di awali dengan kerja bakti di hutan. Ada yang munggutin sampah, ada yang bersihin ranting ranting, sedangkan Fikri dan anak laki laki lainnya dapat tugas menanam pohon, kata kepseknya "daripada kita liburan biasa aja, mending kita bantu rakyat sekitar buat ngebersihin hutan"

Fikri yang udah burik makin burik gara gara tanah sudah berganti fungsi menjadi masker muka, Haeril sibuk menggali tanah dan Fikri yang megang tanamannya sambil ngipas ngipasin mukanya pake tangan, "haus ya?" Karena ia merasa bukan dirinya yang di ajak bicara, Fikri mengabaikannya.

Orang itu menempelkan minuman dingin ke pipi Fikri, "orang ngajak ngobrol malah di kacangin"

Fikri yang ngerasain dingin di pipinya diam aja, soalnya lagi ngenikmatin dingin air es yang nempel di pipinya, "minum gih"

Tanpa babibu Fikri langsung meneguk habis minuman itu, setelah habis botol minumannya ia kembalikan ke sang empunya, "makasih, loh kak Chan?"

"Baru sadar?" Fikri mengangguk, "mau tau sesuatu engga?" Tanya Chandra, "mau?"

"Minuman yang kamu minum, itu minuman kakak loh" Fikri lagi lemot, engga nanggep maksud dari Chandra, "tau engga maksud kakak?" Fikri masih diam, mencoba mencerna, lebih tepatnya pura pura mencerna karena otaknya lagi mogok kerja gara gara kepanasan.

"Indirect kiss" bisik Chandra, Fikri yang baru mengerti, tiba tiba mukanya memerah untung aja mukanya lagi ada makser tanah jadi engga keliatan, "aduh kak tiba tiba aku buta Inggris, jadi engga ngerti"

"Apa perlu kakak teriak disini? Kita baru aja ciuman secara tidak langsung?" Fikri langsung membungkam mulut Chandra yang sudah mengambil ancang ancang untuk berteriak, "ki tangwang kamwu tuwh pwenwuh pwawswir"

"Kak Chan ngomong apa?" Chandra mengisyaratkan Fikri untuk melepas tangannya dari mulutnya, "ki tangan kamu tuh penuh pasir, kakak masih demen makan nasi" Fikri cuman cengegesan.

Hari sudah hampir sore, kepsek memutuskan untuk memberhentikan para siswanya untuk bekerja dan kembali untuk berkumpul sebelum kembali ke villa untuk beristirahat, "Bapak ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian semua yang sudah bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini," ucap kepala sekolah panjang lebar, Chandra yang berbaris di belakang Fikri sudah hampir tertidur dengan posisi berdiri.

Chandra menarik tangan Fikri kebelakang dan memegangnya agar kalau dia tertidur ia tidak langsung mencium tanah, Fikri cuman iyaiya aja kapan lagi tangannya di pegang, dia malah berdoa kepsek pidato sampai pagi biar di genggam terus. Tapi engga mungkin lah ya, yang ada kepseknya di kutuk sama siswanya sendiri.

Kepala sekolah masih asik memberitahu kegiatan apa yang akan mereka ikuti untuk beberapa hari kedepan, sukses membuat Chandra tertidur dan kepalanya menempel di punggung Fikri, Fikri sudah senyum senyum sendiri, tangannya yang dari tadi di genggam Chandra ia tarik ke depan, membuat tangan Chandra memeluk pinggangnya.

Sedangkan kedua teman Fikri yang berada di barisan belakang, menyiapkan hp mereka masing masing untuk mengabadikan momen yang bersejarah untuk sahabat mereka, "dunia serasa milik berdua ya" tutur Somi, "iya milik berdua, yang lain cuman ngontrak" sambung Haeril.

"Kak Chandra" panggil Jingga, membuat Chandra bangun, "wah Som ternyata ada bulldozer yang nyoba ngegusur pemilik lahan"

"Wait here, I'll take care of that bulldozer" ucap Somi sambil beranjak menuju ke arah Fikri, "Jingga" panggil Somi, "kenapa som?"

"Bantuin aku dong, tadi aku di suruh angkat kardus air putih ke mobil"

"Yah Som gua lagi mau ngajak kak Chandra ke sungai" tolak Jingga, "ke Sungai? Mau liat yang ngambang ngambang? Mending bantuin aku angkatin kardus, masa tega liat cewe angkat yang berat berat sekalian nambah pahala"

"Suruh Haeril aja tuh, lagi ga ada kerjaan" Haeril langsung pura pura makan nasi kotaknya, "tuh Haeril lagi makan, masa mau gangguin orang lagi makan, dia kan lagi lapar jadi ngga ada tenaga buat angkat dos, udah sih ayo"

Mau engga mau Jingga cuman pasrah, Haeril megacungkan dua jempolnya ke arah Somi, "mantep bossque"

Chandra dan Fikri yang engga tau apa apa, akhirnya cuman duduk di bawah pohon supaya engga kena matahari, "ki pinjem pundaknya ya"

"Buat apa kak?" Chandra langsung nyender kepalanya ke pundaknya Fikri, Fikri mikir nanti lehernya Chandra bakal sakit kalo posisi tidurnya gitu, akhirnya dia mindahin kepala Chandra ke pahanya.

"It hurts, someone told me it will pass soon, but when? After i get you? It looks like i never gonna get you"

❀❀❀

Hdu dedek pikri menang banyak (͡° ͜ʖ ͡°)

Happy birthdayyyy for our cutiee maknaeee mumuwah

Happy birthdayyyy for our cutiee maknaeee mumuwah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Signal | ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang