Suasana yang berisik, kendaraan yang ramai, membuat pandyka berjalan dengan tidak karuan sehingga pandyka tidak sengaja menabrak seorang gadis yang anggun di lihat "jalan pakai mata" ucap pandyka dengan ketus
"loh, kok marah? Kamu yang nabrak kamu yank nyolot"
"eh.. loe yang salah, jalan nggak pakai mata"
"udahla ukhti, lebih baik kita cepat ke pesantren, nggak usah ditanggapi orang kayak gitu"
"iya fah, kamu benar"
Kedua gadis itu pergi meninggalkan pandyka, seiring berjalan pandangan pandyka terus melihat kearah kedua gadis itu hingga tidak terlihat lagi, rasa ingin tau timbul di hati pandyka terhadap gadis yang sangat anggun, langkah demi langkah pandyka mengikuti mereka tanpa sepengetahuannya, dilihatnya kedua gadis itu berhenti dan ngobrol didepan gerbang pesantren yang tidak jauh dari pandyka berdiri sehingga dapat mendengar pembicaraan mereka.
"ulfa nanti kerumah ya"
"iya ukhti adetra"
"ayo kita masuk, ukhti nggak sabar bertemu abi dan umi"
Adetra dan ulfa masuk kedalam pesantren yang suasananya sangat damai, adetra berjalan menuju rumah dengan tidak sabar, tiba-tiba langkah adetra berhenti mendengar seseorang memanggil dirinya dengan penasaran, adetra berpaling kebelakang mencari sumber suara.
"assalamualaikum ukhti"
"wa'alaikum salam farhan, apa kabar?"
"baik, ukhti apa kabar?"
"bikhoiri walhamdulillah"
"ukhti mau kemana?"
"mau kerumah, nanti main aja kerumah"
"insyaallah ukhti, kalau nanti nggak ada kegiatan"
"ya sudah, kalau gitu ukhti kerumah dulu, assalamualaikum"
"iya ukhti, wa'alaikum salam"
Adetra berjalan menuju rumah, pandyka merasa heran dengan perasaannya yang ingin tau tentang gadis yang sangat anggun "jadi adetra nama cewek itu.Hari semakin gelap waktu terus berlalu, pandyka berjalan menelusuri jalan yang membuat dirinya menjadi damai sambil memegang bir, pandyka berjalan sempoyongan karena mabuk yang membuat dirinya cukup senang, waktu terus berputar hingga tidak sadar sudah malam, pandyka melihat seorang anak mempersiapkan acara menyambut bulan ramadhan bersama ustadz di masjid yang tidak jauh dari rumahnya.
"ustadz, acara apa saja yang kita buat?"
"beragam perlombaan"
"percuma aja, ramadhan itu buat capek beribadah aja, tau nggak loe?"
"astagfirullah, tidak boleh begitu"
"udah, kalau loe mau ceramah, ceramah aja dimasjid"Pandyka terus berjalan menuju rumah dengan keadaan mabuk, tidak ada ketakutan dalam hatinya terhadap kemarahan papahnya, hanya ada kebencian di dalam hatinya terhadap perjalanan hidupnya, pandyka tiba didepan pintu, dengan keadaan mabuk pandyka membuka pintu dilihat kedua orangtuanya telah menunggunya, pandyka berdiri dihadapan papanya yang sangat marah, karena tidak dapat menahan emosi, tamparan panas mendarat dipipinya.
"siapa yang ajari kamu mabuk?"Marah
"gue sendiri" santai
"papa malu punya anak seperti kamu"
"gue juga malu punya papa kayak loe"
"melawan kamu?" Ingin menampar
"mas" menghalang
"apa? mau nampar lagi? ini tampar, masih ada buat papa, asal papa tau, dyka malu punya orang tua yang selalu bertengkar di depan anak, dimana malu papa sama mama?"
"kamu"
"udahla pah, lebih baik dyka pergi"
Dengan berat hati, pandyka pergi keluar dari rumah dengan keadaan mabuk.Comment dan beri masukkan ya
Tunggu kelanjutannya
Love...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Dibulan Ramadhan
RomanceCinta suci padyka dengan adetra harus pupus karena perjodohan adetra dengan sahabat pandyka