PART 2
happy readingg
"didalam pembagiannya, pada vena dan arteri bla bla bla......"
Penjelasan Pak Heru tidak Luna dengarkan. Mata merah Luna lebih mendominasi. Luna beberapakali menguap
"lo semalem tidur jam berapa?" pertanyaan Chanyeol membuat Luna menoleh
"gatau, kek nya subuh. Gue galiat jam" jawab Luna asal.
"jangan bilang lo lebih mentingin nonton film film lo itu" Luna memperlihatkan deretan gigi putihnya
"yah, mau gimana lagi, gue gaada waktu buat nonton. Yaudah, kalo malem gue sempetin nonton" Luna menyenderkan kepalanya dibahu Chanyeol
"Chan, gue ngantuk. Yakin banget"
"yaudah, ngomong aja terus biar ga ngantuk"
"gamau, ngomong, gue ngomong sama siapa? Lo gaseru diajak ngobrol Chan"
"yaudah tidur gih" suruh Chanyeol
"enggak, nanti kalo Pak Heru tau bisa abis gue nanti" Luna menggeleng malas. Kepalanya masih setia bersender di bahu Chanyeol
"elo maunya apa si? Katanya ngantuk, disuruh tidur gamau, katanya gamau ngantuk, diajak ngobrol males. Kan.."
"yang dibelakang kenapa ngomong terus" Luna yang kaget segera menegakkan kepalanya. dan dengan segera menggelengkan kepalanya
"jangan ngomong terus, kalo kamu ngomong, yang mendengarkan saya siapa?" Luna mengangguk
"banyak omong lo"
"ehh? Kan tadi yang ngomong elo Chan, kenapa malah nyalahin gue?" Luna menatap Chanyeol tajam. Chanyeol menggeleng
"oh ya Yeol, gue boleh tanya sesuatu ga?" Luna membuka obrolan. Chanyeol hanya mendehem
"gue tadi liat cowok cowok yang lagi jalan dilapangan, ter.."
"ngomong apa lo?" suara Chanyeol mengeras
"Chan, pelan" Luna berbisik
"kalian lagi. Di jam pelajaran saya, gaada yang boleh ngomong kecuali dengan perizinan saya. Kalian kalo mau ngobrol lanjut diluar. Kalo kalian didalem lab, diem dan dengarkan saya" interupsi Pak Heru membuat suasana di lab hening.
Tiba tiba Chanyeol berdiri, Luna menautkan kedua alisnya. Semua mata kini memerhatikan Chanyeol dan Luna
"Chan, duduk" pinta Luna. Chanyeol menatap Luna, mengambil tangan kiri Luna untuk digenggamnya dan menarik wanita itu berdiri. Chanyeol menarik Luna lembut berjalan mendekati pak heru
"kan Bapak tadi bilang, kalo mau ngobrol diluar, yaudah saya keluar ya Pak. Saya mau ngomong sama Luna. Kalo begitu kita permisi Pak" Chanyeol membuat seisi lab termasuk Luna bahkan Pak Heru melongo.
Seperti tanpa dosa, Chanyeol melenggang keluar lab tanpa memikirkan akibat apa yang akan mereka berdua dapat.
"Chan? Kenapa kita keluar?" tanya Luna saat mereka berdua didepan pintu lab. Tangan Chanyeol masih menggenggam lembut tangan Luna
"kan tadi lo mau ngomong, nah ngomong aja sekarang" kening Luna mengerut heran.
Ia menarik tangannya dari genggaman Chanyeol dan menempelkannya dikening Chanyeol
"gapanas, malah dingin. Apa otaknya beku ya?" gumaman Luna dihadiahi tatapan tanya Chanyeol. Chanyeol menyingkirkan tangan Luna dari keningnya
"gue sehat. Galagi panas sakit atau apalah itu. Gue cuma mau denger tadi lo mau nanya apa" sergah Chanyeol. Luna mengangguk angguk
"gue tadi itu mau nanya, cowok cowok yang di.."
"kelas ae ayo" Chanyeol menarik Luna cepat
"Chan, pelan elah, toh gue juga bisa jalan sendiri. Gaperlu ditarik kek layangan" Luna mendengus.
Ia baru tahu, rasa penasaran Chanyeol sangat tinggi. Padahal biasanya Chanyeol tidak pernah mau tau apapun yang sedang terjadi
"Chan, lo kenapa elah? Kok aneh" pertanyaan Luna tidak digubris Chanyeol.
-
"kalian akan disediakan asrama. Satu kamar sangat cukup untuk kalian bertujuh. Kalian juga akan difasilitasi satu buah mobil. Buku buku kalian hari senin bisa kalian ambil diruang guru atau wali kelas kalian"
"kalian akan dipisah menjadi tiga kelas" ucapan Pak Danu membuat tujuh orang didepannya mengerutkan dahi
"kita ga satu kelas Pak?" Pak Danu menggeleng
"semua kelas 11 disini sudah cukup. Hanya ada beberapa yang kurang. Jika kalian saya jadikan satu kelas, nanti akan ada kelebihan muatan dalam satu kelas. Dan itu tidak efektif dalam pembelajaran" jawab Pak Danu ringan
"tapi di Santoni..."
"maaf, tapi ini bukan Santonio, ini Terang Bangsa. Jangan samakan sekolahan saya dengan sekolah lama kalian. Kalian akan disini selama dua tahun. Jadi, tolong dikondisikan" tegas Pak Danu
"kelas berapa Pak?"
"Baekhyun dan D.O kelas 11 MIPA 1, Sehun, Kris dan Luhan kelas 11 MIPA 4, Xiumin sama Suho di 11 sastra" jelas Pak Danu.
Mereka semua mengangguk pertanda mereka mengerti
"hanya itu dari saya. Sekarang saya akan menunjukkan kelas kalian dan asrama kalian" Pak Danu bangun dari duduknya
"kita mulai sekolah hari ini Pak?" Pak Danu terenyum kemudian menggeleng
"tidak, saya hanya akan mengantar kalian keliling sekolah. Setelahnya saya akan mengantar kalian ke asrama kalian. Kalian boleh istirahat, tidur atau apapun. Tapi jangan sampai menganggu jam pembelajaran disekolah"
"kalian akan mulai sekolah hari senin. Seragam kalian sudah ada di kamar kalian. Mari" Pak Danu mendahului mereka bertujuh keluar ruangan.
Pak Danu menunjukkan masing masing kelas ke murid murid barunya. Mereka bertujuh hanya mendengarkan
"Pak, saya ijin ke kamar mandi ya" suara Sehun membuat penjelasan Pak Danu terhenti
"iya, silahkan."
"Hun, gue ikut dong. Kebelit ini" Sehun menaik turunkan alisanya pertanda iya
"yaudah Pak, kita permisi"
-
see yaaa
YOU ARE READING
The Half Blood
FantasyNew story dengan genre yang berbeda. Hopefully all of you enjoy it. Baca aja dulu. Siapa kira suka?