Dua: Kembalinya Terry

88 1 0
                                    

"Alhamdulillah, anak ibu sudah siuman. Hari ini juga silahkan boleh pulang" ucap dokter pria berkacamata itu.
"Baik dokter, terima kasih"
"Ayo bu, cepet pulang! Aku mau ketemu Terry!" kata Hasna berseru pada Ibunya yang sedang merapikan pakaian kotor.
"Iyaa, nanti ya jam 10" si ibu tersenyum.
Hasna berubah 180° setelah mengalami koma selama 1 minggu. Saat tidur, Hasna sering mengigau memanggil nama Terry dan neneknya. Tak jarang, Hasna sering mengigau menyanyikan lagu yang di buatkan neneknya itu. Hal itu membuat orang tuanya heran.
                      👻👻👻

Suara gesekan antara ban karet hitam dan aspal rumah sakit terdengar sangat khas. Mobil yang menjemput Hasna dan keluarganya ternyata telah sampai tepat jam 10.00. Hasna yang lengannya masih tertempel kain kasa dan mukanya terlihat sedikit pucat sangat bersemangat sekali untuk pulang ke rumah. Mungkin karena Terry.
"Pah, ajak nenek ke rumah dong. Kasih tau nenek kalau Hasna udah sembuh. Nanti nenek pasti nyanyiin lagu lagi sebelum tidur" Hasna dengan suara anak kecil manja nya.
Ibu dan papanya berpandangan. Mungkin mereka bergumam dalam hati nenek kan sudah tidak ada. Dan lagu yang dimaksud itu? Lagu yang sering di nyanyikan Hasna?
"Nanti kita usahakan nak, sekarang kamu istirahat saja yang bener ya" Papanya dengan sedikit raut wajah berbeda.
"Hmmmm" Hasna mengangguk dengan wajah ceria nya.

Perjalanan dari rumah sakit menuju rumah yang memakan waktu 2 jam membuat Hasna kelelahan dan tertidur. Ban mobil itu kembali berdecit di halaman rumah putih bertingkat satu. Hasna di bopong oleh papanya menuju kamarnya.
"Haaaaaaah" suara hembusan angin terdengar perlahan dari balkon atas. Sontak pak Rizki kaget dan reflek menatap ke atas balkon rumah. Tidak ada apa-apa. Pak Rizki langsung cepat membopong Hasna menuju kamarnya.
Di kamar, Hasna di baringkan diatas ranjang hello kitty nya. Pak Rizki pun bergegas menuju mobil untuk berbenah.
"Abdi teh, ayeuna gaduh hiji boneka. Teu kinten saena sareng lucuna. Ku abdi di erokan, erokna sae pisan. Cing mangga tingali boneka abdi" Hasna kembali melantunkan tembang boneka abdi itu. Sontak membuat Pak Rizki yang sudah melangkah kan kakinya ke depan pintu kamarnya terkaget-kaget.
"Sejak kapan Hasna fasih berbahasa sunda? Sedari dulu ia paling susah diajak berbicara dalam bahasa sunda. Apalagi ini melantunkan sebuah lagu." gumam pak Rizki dalam hati.
                     👻👻👻
"Bu, akhir-akhir ini Hasna sering mengigau ga jelas. Kadang memanggil nama boneka nya atau menyanyi lagu tembang sunda. Padahal sejak dulu ia tak pernah fasih dalam berbahasa sunda. Namun kalau bernyanyi, fasih sekali" tanya pak rizki heran.
"Gak tau pah. Ini semua sejak meninggalnya nenek. Dulu, nenek sering menyanyikan tembang yang sama persis yang sering dinyanyikan Hasna. Atau ini ada kaitannya dengann"
"Hussh.. Jangan bicara yang aneh-aneh. Tahayul itu. Musyrik" tangkas pak Rizki tegas.
"Tapi kan pahh"
"Nenek! Terry! Kalian mau kemana?" Hasna memanggil neneknya sambil berlari di lantai atas.
"Bu, itu Hasna. Yuk kita liat!" seru pak Rizki panik.
Bu Meva dan Pak Rizki bergegas menaiki tangga roll untuk melihat Hasna.
Di atas, Hasna sedang berlari-lari seperti mengejar seseorang. Wajahnya tampak ceria melihat seorang dalam intuisi nya. Ia berlari, memanggil nama Terry dan Nenek.
"Hasna! Hasna! Kamu sedang apa? Jangan kecapean dulu, kamu baru sembuh" Kata ibunya panik.
"Bu, Terry dan Nenek! Masuk ke situ. Ayo kejar bu!" Seru Hasna sambil menunjuk pintu gudang.
Papa dan Ibunya bertatapan. Tatapan heran apa yang terjadi dalam imajinasi anaknya itu. Melihat bayangan ilusi yang mereka berdua tak bisa lihat.
"Mana Hasna? Gaada. Nenek kan sudah tidak ada, mana mungkin ia kesini" jelas papanya.
"Tapi pah! Itu Terry masuk ke situ!" Hasna menunjuk pintu gudang.
Pak Rizki baru ingat. Ia menyimpan boneka anaknya itu didalam gudang. Pak Rizki bergegas masuk ke gudang untuk mengambil boneka dan akan di perbaiki.
"Sebentar, papa ambilkan"
Pak Rizki memutar gagang pintu gudang. Tampak sebuah ruang kusam berdebu dan tertempel sarang laba-laba di setiap sudutnya. Mata pak Rizki mencari-cari sebuah boneka yang Hasna beri nama Terry. Namun, tak ditemukan boneka itu. Ia tak menemukan apa-apa. Namun matanya terfokus pada kotak kayu besar yang tak ia pernah simpan di gudang. Di atas kotak itu tertulis "Buka kotak ini ketika Hasna sudah SMP, dan jangan beritahu Hasna soal kotak ini" sebuah tulisan yang di tulis dengan aksara sambung.
"Nyanyikanlah. Dan aku akan datang" bisikan itu terdengar di seantero ruang telinga nya. Suara seseorang yang tak mengeluarkan suaranya. Dan membuat Pak Rizki merinding bukan kepalang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M: "Boneka Abdi"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang