Chapter 1

351 32 9
                                    

Ini hari pertama gue masuk sekolah setelah libur panjang. Dan ini juga hari pertama gue jadi anak kelas dua belas.

Kalau ditanya soal perasaan, gue cuma bisa ngerasa senang dan juga sedih. Iya, gue senang karena gue ada di kelas akhir. Dan sedih nya, karena gue bakal melepas seragam yang selama tiga tahun gue pakai.

Jadi mahasiswa itu gak seenak yang kalian pikirin, walaupun gue belum merasakan tapi seenggaknya gue bisa liat seberapa sibuknya kakak gue dulu.

Iya, gue punya kakak laki laki dan juga adik laki laki. Jadi gue anak perempuan sendiri yang selalu dikasih keistimewaan sama orangtua gue dan juga saudara laki laki gue.

Kakak gue namanya Jin, bukan Jin tomang ya. Dan adik gue namanya Guanlin. Keduanya sama sama dingin, cuek, dan ngomong seperlunya. Tapi mereka itu bisa ngejaga gue dengan baik sampai saat ini.

Iya, gue dijaga sama kedua saudara kandung gue. Sedangkan orangtua gue lagi perjalanan bisnis ke luar negeri. Dan perusahaan yang ada di Indonesia yang pegang Jin.

"Aku berangkat sendiri boleh?" tanya gue ke kakak gue, Jin.

Jin menoleh ke gue, mukanya kayak mau jawab enggak tapi kasian juga sama gue. Karena gue emang gak pernah boleh berangkat sendiri. Gue gak dikasih kebebasan sama mereka berdua. Padahal orangtua gue selalu ngizinin gue buat pergi. Tapi Jin sama Guanlin selalu jadi bodyguard gue.

"Kalau gak boleh ya gak papa," kata gue lagi.

Jin menghela nafas kasar, kali ini kedua laki laki itu tatap tatapan. Gue natap keduanya bergantian, nunggu jawaban dari mereka.

"GAK BOLEH!" kata Jin sama Guanlin barengan.

Gue mendengus, "Jawab gitu aja susah. Aku siap siap dulu deh, habis itu berangkat." kata gue sengaja membanting sendok yang menimbulkan suara kencang.

"Abang si!"

"Kamu juga, Lin. Abang tadinya mau ngebolehin tuh. Tapi tatapan kamu kayak nyuruh bilang gak boleh."

"Aku kira, tatapan bang Jin juga bilang gitu."

Oh jadi tadinya mereka itu ngebolehin gue. Tapi kenapa coba tau tau mulutnya ngomong gak boleh. Suka sedih jadi gue tuh.

🐾

"Aku duluan ya, nanti mau kerja kelompok sebentar. Gak dikawal ya kak!" kata gue sedikit gue tekan di kalimat terakhir.

Jin ngeliatin gue sampai keluar mobil.

"Hati hati bang, sekalian tolong titipin salam ke pak Lee Jin Ki atau pak Onew kalau anaknya minta ditaikin uang jajannya karena harga makanan dikantin naik. Terimakasih." kata Guanlin keluar dari mobil.

Jin mendengus, "Adik gue gak ada yang bener," katanya menggelengkan kepala.

🐾

"Wei, masih pagi muka nya udah ditekuk aja." kata temen gue, Pinky. "Ada apaan beibeh?" tanya Pinky merangkul bahu gue.

"Gue niatnya mau berangkat sendiri sama temen gue, eh gak dibolehin." kata gue.

"Temen yang mana?"

Gue melirik Pinky yang nunggu jawaban.

"Jihoon? Jinyoung? Siapa siapa? Yang jelas bukan tukang ojek online kan?" tanya Pinky.

Gue cuma berdeham.

"Ih siapa Hyang Araaa," kata Pinky menggoyahkan tubuh gue.

Gue ngeletakin jari telunjuk didepan bibir gue. Pinky mengangguk dan mendekatkan telinganya ke depan bibir gue.

Going CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang