-Di rumah-
"Dy," panggil Raihan
Audy tetap memalingkan wajahnya dari abangnya itu. Audy masih kesal dengan sikap abangnya yang nggak peka.'Tu orang kenapa ya? Kok gue dikacangin mulu perasaan gue kagak bau kacang. Kacang kalo dijual sih bagus bisa jadi orang kaya nih gue,' batin Raihan.
Audy tetap mengabaikan abangnya yang memanggilnya. Dia sudah terlajur kesal dengan sikap abangnya. Daripada harus melihat abangnya, Audy memutuskan untuk memasuki kamarnya dengan membanting pintu dengan keras.
Jebret
"Audy jangan banting-banting pintu entar rusak baru tau rasa lo!" teriak Raihan dari ruang tv.
"Bodo amat, Bang," balas Audy yang mungkin hanya didengar oleh dirinya dan nyamuk yang ada di kamarnya.
"Ah gila gue bosen tingkat dewa nih parah. Ngapain gitu biar nggak bosen?" Sambil berpikir hal apa yang bisa dia lakuin.
Tiba-tiba dia kepikiran sama Rafa. Ide pun mulai berdatangan.
"Kayaknya kalo gue stalker Rafa gak masalah kali ya?" Audry menanyakan hal seperti itu ke dirinya sendiri.
Lalu Audry mengambil handphonenya di dalam tas karena dari tadi dia nggak megang handphonenya. Dia beranjak dari kasur kesayangannya tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu. Bergegas mengambil tas yang dia lempar ke atas sofa di kamarnya tadi.
"Mana ya handphone gue?" sambil mencari ke sela-sela tas. Namun hasilnya nihil.
"Gue taroh mana tadi ya? Jangan-jangan ketinggalan lagi di dalam mobil abang tadi," Audy mulai berpikir keras jangan sampai dia kehilangan handphone kesayangannya.
Audy diam sejenak. Lalu dengan langkah yang malas dia menuruni anak tangga dan mengambil kunci mobil yang tergantung di samping nakas yang ada di ruang tv. Dia melihat abangnya yang tengah nonton pertandingan sepak bola tim kesayangannya.
"Cih, pantes aja lu jomblo Bang," ucap Audy yang agak keras biar Abangnya mendengar suaranya.
Raihan yang mendengar suara Audy pun mendengus kesal. "Dasar cacing tanah, tadi ngambek sekarang ngatain abangnya. AWAS AJA LO JADI ADEK DURHAKA SAMA ABANGNYA!"
"BODO AMAT BANG GUE NGGAK PEDULI SAMA LO!" teriak Audy dari luar rumah.
Raihan diam karena baginya membuang-buang tenaga yang tidak berguna. Mending nonton tv lebih seru dibanding teriak-teriak gak jelas. Tapi diam-diam Raihan telah menyusun strategi untuk membalas adiknya yang menyebalkan.
Audy Pov
"BODO AMAT BANG GUE NGGAK PEDULI SAMA LO!" teriak Audy dari luar rumah.
"Ih bisa nggak sih, abang tu sehari aja nggak bikin gua kesel. Rasa ingin menjadi anak tunggal sangat membara dalam diri gua."
Karna gua udah terlanjur kesal, akhirnya gua lupa tujuan utama keluar rumah. Dan akhirnya gua memutuskan untuk jalan menyusuri kompleks perumahan gua. Tanpa gua sadari ternyata langkah kaki ini sudah sampai di sebuah taman yang ada di daerah kompleks perumahan elit ini. Dan gua pun mencari bangku kosong untuk mendudukan diri ini yang lelah karna telah berjalan cukup jauh. Gua baru bisa duduk saat ada bangku taman yang kosong di tepi danau buatan, suasana taman yang tidak terlalu ramai karna menjelang siang dengan cuaca yang panas terik mana ada orang yang mau berkunjung ke taman dengan cuaca seperti ini.
Sambil menikmati udara yang membelai halus setiap inchi kulit, tanpa sadar mataku mulai terpejam. Tanpa disadari ternyata ada orang yang duduk di samping bangku yang kosong.
POV End
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie of Love
Teen FictionNamanya Audy Laurinda Engrasia, biasa dipanggil Audy. Dia anak dari Farrel dan Risma. Audy anak kedua dari tiga bersaudara. Mencintai seseorang itu hal yang sangat wajar dirasakan oleh semua orang. Audy juga merasakan hal yang sama, yaitu mencintai...