satu

101 7 2
                                    

Pukul 07.17

Gadis dengan rambut cepol acak-acakan itu dengan poni yang berantakan berjalan santai menuju gerbang sekolah. Ia sadar bahwa dirinya telah terlambat 27 menit. Namun, dengan ekspresi tak berdosa ia membuka gerbang sekolah tanpa rasa takut dihadang oleh Pak Jono si satpam galak ataupun guru piket lainnya yang selalu PMS di hari Senin apalagi dengan anak yang terlambat atau berulah buruk lainnya.

"Heiii kamu yang pake kaos kaki kependekkan" teriak Bu Yuni pada gadis itu, sontak saja gadis itu menghentikan langkahnya. Dan berbalik arah menemui Bu Yuni.

"ohh kamu lagi kamu lagii. Nama kamu sudah tertulis lebih dari lima kali di jurnal terlambat. Siapa namamu? Saya lupa" omel Bu Yuni

Malas bersuara, gadis itu membusungkan nametag nya. Agar Bu Yuni membaca sendiri. Memang sifatnya begitu,  ia akan bersuara sesuatu kehendaknya kapan ia mau dan kapan ia tidak mau.

"nah iyaa Sandra, kelas X IPA 3. Ini sudah ke 6 kalinya kamu terlambat di semester genap, Ibu akan memanggil orangtuamu" kata Bu Yuni

"Sandra, tulis namamu dan tanda tangan di jurnal terlambat. Lalu simpan tasmu dan berdiri di samping tiang bendera menghadap teman-temannu yang sedang upacara. Setelah upacara selesai kamu temui saya di ruang guru piket, kamu akan saya beri hukuman yang lebih berat agar kamu tidak mengulanginya lagi" panjang lebar Bu Yuni mengomelinya, Sandra anak kelas X IPA 3 itu hanya mengangkat satu alisnya dengan wajah datarnya itu. Bahasa isyarat dari 'sudah selesai ngomelnya?'

Bu Yuni yang memahami maksud dari isyarat Sandra langsung menghembuskan napas menahan amarahnya. Percuma mengomeli anak seperti Sandra, karena setiap kata yang di keluarkan akan masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"ya sudah lakukan yang saya perintahkan" kata Bu Yuni

Sandra langsung pergi meninggalkan guru piket tersebut dan meletakkan tasnya di pos satpam lalu ia berjalan santai menuju lapangan.

"baiklah anak-anak ini adalah siswa yang tidak patut kalian contoh sikapnya" Kata Kepsek sebagai pembina upacara hari ini ketika beberapa anak termasuk Sandra memasuki lapangan.

Bisik-bisik kecil membuat susana amanat upacara riuh.

"Sandra mah udah langganan" kata salah seorang anak kelas sebelas

"sayang banget cantik cantik langganan bermasalah" kata salah seorang cowok kelas dua belas

"eh lo, Ga. Tumben tepat waktu" ejek Bagas pada Angga.

"gue lompatin pagar belakang sekolah bego" balas Angga

Angga Praaksara, si bad boy yang suka gombalin cewek-cewek, populer walau baru masuk 6 bulan yang lalu karena wajahnya yang menawan, berkharisma. Siapa yang tidak tertarik padanya, walaupun dikenal playboy tetap saja pemikatnya tidak berkurang.

Sandra Anjani, si bad girl yang dinginnya gak ketulungan, berbicara seinginnya saja tapi sekali bicara pedas. Populer karena kenakalannya, kecuekkannya, keganasannya, kecantikkannya, dan masalahnya. Banyak cowok yang terpikat dengan wajahnya yang manis namun tatapannya tajam membuat para lelaki segan berbicara padanya. Apalagi sudah mendengar masalahnya semasa SMP dulu, si bad girl yang hobbynya ngebully dan bertindak semena-mena terhadap orang yang mengusik hidupnya.
Namun, selama 6 bulan memasuki SMA ia tidak seperti halnya dimasa SMP. Ia baru di kenal bad girl dengan hobby terlambat. Langganannya berdiri samping tiang bendera, membersihkan toilet cewek, dan membersihkan koridor lantai satu, lantai dua, lantai tiga.

Upacara selesai, murid murid berhamburan memasuki kelasnya masing-masing ada yang pergi ke kantin untuk mengisi energi. Pelajaran akan dimulai 10 menit lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang