Lalu

28 1 3
                                    

Dulu semuanya baik-baik saja berjalan dengan semestinya berlalu dengan biasa, lalu lama kelamaan salah satu dari kita terbawa perasaan entah karena apa? Mungkin karena kegiatan yang mengharuskan kita untuk selalu bertemu, selalu berinteraksi. Pertama kali bertemu denganmu di suatu taman kampus, waktu itu biasa saja tidak ada perasaan lebih ketika kegiatan berlangsungpun aku masih biasa, bercanda seperti dengan yang lainnya.

Tiba di hari ulang tahun ku kamu mengirimkan pesan suara anak-anak yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku, malamnya kamu membuat vidio sederhana untuk ulang tahunku kamu tau aku jarang dekat dengan laki-laki jarang di beri perhatian oleh lawan jenis, jadi ketika kamu datang dengan perhatian kecil itu ada benih bunga yang perlahan tumbuh di hati ku.

Pada suatu malam saat kita sedang berkumpul kamu menceritakan tentang kisah cinta mu yang lalu, tentang bagaimana kamu begitu menyukainya tentang bagaimana kamu sakit karena merasa di khianati. Tapi ada satu kalimat yang sampai saat ini mengganggu ku.

"Awalnya aku tertarik pada perempuan itu, ya seperti sekarang ini aku tertarik padamu" itu katamu kalimat itu yang menggangguku sampai saat ini, senang rasanya mendengar itu tapi jika aku berpikir lagi, tertarik macam apa yang kamu rasakan? Banyak versi, dan aku kira kamu punya versi tersendiri dengan kata tertarik itu.

Modal kata tertarik saja tidak cukup aku belajar itu darimu, kamu mengatakan tertarik padaku bukan berarti menyukaiku, tapi terlambat. Malah aku yang menyukaimu rasanya benar-benar menyebalkan, kamu merenggut ketenangan hidup ku, kedamaian hatiku kamu merusaknya. Hatiku jadi tidak karuan, ibaratnya kamu melemparkan batu ke tengah air yang tenang lalu menimbulkan riak menghamburkan ketenangan yang ada lalu setelah melempar batu itu kamu pergi seolah tidak terjadi apapapun. Polos, sepolos kertas putih yang tak bernoda.

Berhari-hari perasaan ku tidak tenang, aku berpikir harus bagaimana agar aku dapat merasa tenang kembali mood ku hancur, entah kamu ikut merasakan atau tidak tapi sepertinya kamu tau dan merasakan perubahan ku, buktinya kamu menanyakan beberapa kali perubahan sikapku.

Di malam yang hening, kamu bertanya kembali tentang perubahan sikapku kita berbicara banyak hal, dan aku memutuskan untuk mengatakan penyebab perubahan sikapku.

"Aku suka itu salahku yang tidak menjaga hati, kamu tidak perlu merasa apa-apa karena disini aku yang salah" kata-kata itu terucap dengan lancar, walaupun hati berdegup kencang, tapi aku rasa akan lebih baik jika mengatakannya tidak apa-apakan jika perempuan lebih dulu mengutarakan perasaannya?

Hidup ini sederhana, seseserdahana ketika aku mengutarakan perasaan ku dan kamu hanya diam, tidak menolak atau menerima.

"Aku penganut takdir, jika aku untukmu aku akan datang padamu jangan cemas" itu katamu pada suatu hari setelah aku mengatakan perasaan ku kamu tau ? Aku bukan tidak percaya takdir, tapi rasa-rasanya itu hanya kata-kata penolakan yang halus bagiku.

"Aku bebas, mencintai dan dicintai itu bebas hati tidak bisa ada yang mengatur, kita boleh mencintai siapapun tapi yang memilih ini" kamu berkata itu sambil menunjuk kepalamu, kamu memang benar hati tidak ada bisa yang mengatur, kamu benar ketika kamu bilang mencintai bebas tapi pikiran harus tetap.

Sebebas saat kamu akhirnya dekat dengan yang lain, menaruh hati pada yang lain, di depan mataku. Kamu tau rasa sakitnya tidak sebercanda itu, kamu tau rasa cemburunya tidak seremeh itu, semua itu tidak masalah jika kamu tidak tau perasaan ku tapi salahnya kamu melakukan itu saat kamu mengetahui perasaan ku.

" aku cemburu, walau aku tau aku tidak boleh cemburu aku bukan siapa-siapa, dan aku tidak mau melarang mu dekat dengan siapapun" aku mengatakan itu padamu pada suatu malam, aku pikir ketika mengatakan itu, aku akan merasa lebih baik, setidaknya aku melepas resah dihati.

Tidak selamanya apa yang kita mau harus kita dapatkan tidak semua hal yang kita anggap baik, akan baik untuk kita. Ada saat dimana kita harus tau bahwa semua hal yang untuk kita pada akhirnya akan tetap bersama kita, jadi ketika kamu menyukainya merasa nyaman dengannya aku menerimanya dengan lapang dada, karena seperti katamu, jika kamu memang takdirku maka pada akhirnya kamu akan bersamaku.

"Boleh aku menyukaimu?" Itu katamu di suatu siang kamu mengatakan itu sambil memegang tanganku. Kamu tau rasanya sangat senang mendengar kalimat itu tapi sayang ibarat mimpi, seindah apapun itu aku harus tetap bangunkan? Aku tau hati mu sudah terisi oleh orang lain aku tidak pernah berharap lebih, karena dari awal aku tau resiko menyukai orang seperti mu.

Kamu dan aku selalu berbeda kamu ingin bebas, sedangkan aku ingin dimiliki, kamu penganut takdir sedangkan aku penganut kepastian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang