chap.1

438 75 34
                                    

"Kak Gunwoo, punya info soal kos-kosan kosong ngga?"

Seyong yang baru kemarin menyelesaikan ospeknya sebagai maba, merasa sangat bersyukur karena punya sahabat kakak kelas SMA yang baik macam Gunwoo.

"Lah bukannya lu tinggal di rumah sodara, dek?"

"Sodara gue minggu depan pindah ke Australia karena urusan kerjaan, ka. Jadi, gue kudu banget buru-buru nyari kosan." Seyong sangat berharap Gunwoo tahu tempat ngekos yang murah dimana.

"Ohh, mending lu tinggal bareng gue aja dek. Temen gue Insoo baru aja pindah ngekos bareng pacarnya. Mau ga? Ntar kita patungan." ucap Gunwoo yang dari tadi masih berkutat dengan laptopnya demi menyelesaikan tugas.

"Serius?? Makasih ka!!" Seyong langsung nyengir lebar banget, "Gila dah untung gue keterima di univ yang sama kayak lo." ucap Seyong sambil menggoyang-goyangkan pundak Gunwoo karena terlalu senang.

Gunwoo tersenyum kalem -sebenarnya sedang stress karena tugas, tapi senang juga karena bisa membantu juniornya ini.

"Yaudah dek, besok bawa aja barang-barangnya ke kos gue. Nanti gue line alamatnya."

"Thanks bro!"

000000000

Akhirnya, kehidupan Kim Seyong sebagai mahasiswa di universitas pun dimulai.

Seyong kira hari pertamanya berkuliah hanya diberi pengajaran saja, rupanya sudah ada tugas menghampiri. Walaupun tugasnya belum sulit, tapi Seyong masih agak malas untuk mengerjakan tugas, maklumlah dia ketagihan libur lama.

"Seyong!"

Dia pun menoleh ke sumber suara.

"Eh! Chaejin ya? Kenapa?"

"Ngerjain tugasnya bareng kuy."

Seyong langsung mengangguk mantap, dipikir enak juga sudah diajak mengerjakan tugas bersama temannya dari zaman-zaman ospek.

"Kuylah. Dimana?"

"Terserah lo, Yong."

"Et kayak cewek aja nih ngemengnya terserah-terserah..." Seyong membatin dengan bingung, "Di Starbucks mau ga?" saran Seyong.

"Busetttt mentang-mentang maba tanggal muda duitnya banyak..." tiba-tiba ada yang bicara entah darimana asalnya-

Ini membuat Seyong dan Chaejin kompak menengok ke belakang.

"Gwangsuk! Lu ada saran?" Seyong nyengir, rupanya ada lagi sobat menggerombolnya selama menjadi maba.

"Ada, kuy nongkrongnya di cafe tetangga gue aja, harga temen kan lebih murah."

Akhirnya mereka semua sepakat mengerjakan tugas di cafe yang dimaksud Gwangsuk.

000000000

"Giseok tetangga gue baru buka cafe ini beberapa minggu lalu, dia setelah lulus SMA langsung gunain tabunganya buat buka cafe ini, lumayan rame kan?"

Sejak tugas mereka sudah selesai, Chaejin dan Seyong hanya mengangguk-angguk mendengar cerita Gwangsuk.

Gwangsuk memang bukan anak rantau, tidak seperti Chaejin dan Seyong.

"Eh iya, kalian pada masuk ukm apa?" tanya Chaejin, "Gue masuk padus kayak kak Gunwoo temennya Seyong."

"Gue pengen masuk ukm modern dance." jawab Gwangsuk.

"Gue mau masuk ukm sepak bola sama modern dance, ntar daftar bareng kuy besok ke ukm modern dance?" ajak Seyong.

"Ayok!" Gwangsuk mengiyakan dengan semangat.

"Eh gue pengen pesen cappucino lagi, btw." ucap Chaejin.

"Bentar gue panggilin Kijoong yang lagi deket." Gwangsuk lalu berdehem, kemudian memanggil Kijoong yang lagi berbincang di pojok cafe dengan segerombolan mahasiswa.

Seyong dan Chaejin otomatis melihat ke arah Kijoong dan segerombolan mahasiswa itu.

"Eh itu bukannya kak Donghyun sama kak Moonkyu ya? Ternyata kak Moonkyu Ketua BEM nongkrongnya disini ya." Chaejin menyipitkan matanya untuk memperhatikan dengan lebih jelas, dan penglihatannya tidak salah.

Seyong ketawa, "Lahhh iya, itu Kak Donghyun yang nyuruh lo nyanyi kenceng pas minta tanda tangan kan? Kayaknya dia di ukm padus juga."

Chaejin malu, "Ehanjir jangan diinget yang malu-maluin dong..."

Hanya Gwangsuk yang sadar kalau Kijoong datang ke meja mereka, jadi Gwangsuk lah yang memberitahukan pesanan Chaejin.

"Ada lagi yang mau dipesan?"

"Udah itu aja kok. Ehh btw lo umur berapa? Suaranya kedengeran belom puber." Seyong tiba-tiba gemas dengan Kijoong.

"Baru masuk kelas 12, kak."

"Yaampun besok-besok kudu keterima di PTN ini ya dek biar masuk ukm padus!" Chaejin belum juga daftar ukmnya tapi sudah promosi.

"E-eh iya kakak-kakak, iya." Kijoong senyum-senyum sembari mengangguk, ia langsung ngacir ke dapur untuk bikin pesanan Chaejin.

"Eh kalian, kalo ngeliatin orang jangan intens-intens amat kayak cewe sma lagi kasmaran." ucap Gwangsuk tiba-tiba setelah Kijoong pergi ke dapur.

"Idih itu elu kali pas ngeliatin kak Bora lagi ngospekin anak-anak." ucap Seyong dan Chaejin langsung ketawa.

"Ya anjir, kali ini gue serius." Gwangsuk menghela nafas.

Seyong menatap Gwangsuk dengan bingung, ia heran mengapa Gwangsuk terlihat khawatir.

Chaejin hanya mengangkat bahu.

Namun, mereka tidak sadar sedang diperhatikan juga oleh mahasiswa bergerombol yang sebelumnya berbincang-bincang dengan Kijoong.

"Kayaknya mereka lagi ngomongin lu pada deh."

"Biarin, paling maba mah ngomongin soal ospek karena ngeliat anggota-anggota bem disini."

"Toh gue liat juga mereka ngeliatinnya biasa aja ngga ampe julid."

"Yaudah woles aja kan berarti."

Di sisi lain, Gwangsuk pun mulai sadar kalau mereka sedang melihat ke arah dia dan kawan-kawannya. Chaejin dan Seyong masih asyik mengobrol menunggu pesanan.

"Hanying mampus woi, semoga ga terjadi apa-apa abis ini." batin Gwangsuk mulai takut.

TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.


-Feeldog nama aslinya Gwangsuk
-Timoteo nama aslinya Moonkyu

Siapa tau ada yg ngga ngeh kan._. Hehehe Euijin nya muncul nanti yaaa

(Maap udah lama ga nulis jd kacao begini kayaknya, gue butuh banyak asupan ff yaoi the unit haduuuu)

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang