chap.2

297 62 28
                                    

Sepulang dari cafe, Seyong sedikit berpikir, "Ngeliatin doang apa masalah banget di kota ini... Ntar gue nanya kak Gunwoo lah."

Dia lagi senang juga karena dapat hiburan kalau menggoda Kijoong, pelayan termuda di cafe itu, "Rajin dah gue dateng ke itu cafe buat godain Kijoong doang, reaksinya lucu benerrr duh pengen jadiin adek angkat." gumam Seyong.

Tidak terasa Seyong sudah sampai di pintu depan kosnya.

"ADUH BELOM MINTA KUNCI CADANGAN KE KAK GUNWOO!" teriak Seyong dalam hati, "Masa gue balik lagi ke cafe kayak orang gabut...."

Untungnya di depan kosan ada bangku, Seyong akhirnya duduk sampai batang hidung Gunwoo terlihat

Eh, matanya menangkap pemandangan segerombol mahasiswa yang sebelumnya ia temui di cafe. Iseng, Seyong kembali memperhatikan mereka.

"Dari penampilannya sih ga semua anak bem, kayak kelompok anak hits..." Seyong bergumam, memulai observasinya, "Kayaknya gue bakal sering ketemu mereka... Eh yang diapit kak Donghyun sama kak Moonkyu kok ga asing ya wajah-wajahnya, apa emang gue pernah lihat..."

"Woi ngomong ama siapa sih lu dek?! Disini kosannya kaga angker dah perasaan."

"Anjrit ngagetin aja lu kak! Kak, bagi kunci cadangan kosan dong?" Seyong menghela nafas, sedangkan Gunwoo hanya tertawa kecil seraya memberi kunci cadangan pada Seyong, mereka pun langsung masuk kos.

Tapi Gunwoo terburu-buru mengambil beberapa buku di kos-

"Oh ya dek, kaga usah ngeliatin gerombolan mahasiswa ampe kayak gitu lah ntar dikira lu mau cari ribut ama mereka."

"... Kak, gue ngeliatinnya biasa aja kok."

"Udahlah dek gausah macam-macam, belom juga jadi senior udah ga nurut."

Gunwoo sempat tak bergeming setelah berucap, ia langsung pergi lagi pakai motor, meninggalkan Seyong sendiri di kos.

"Enak dah udah punya motor, gue mah apa atuh motornya dirusak bang Casper gegara dipinjem buat racing tengah malem, untung duitnya diganti..." Seyong mulai pundung di ranjangnya, "Mesti buru-buru cicil motor lagi nih, ahelah uangnya kepake buat beli perlengkapan ospek sama ngekos lagi..." Seyong mengacak rambutnya frustasi.

Dia hampir tidur di sore ini, sedih duluan memikirkan nasib motornya.

Tapi ia punya ide bagus tiba-tiba.

Ponsel yang tadi ia lempar asal ke dalam laci, langsung ia ambil lagi untuk mencari sesuatu.

Setelah membaca-baca soal apa yang ia cari, ia tersenyum lebar, lalu langsung tidur.

Malam, jam 11.

Seyong mengerjapkan matanya beberapa kali, ia merasa Gunwoo memanggil namanya.

"Dek, gue bawain martabak, siapa tau lu laper tengah malem, makan aja."

"Hehhh seriusan nih ka? Nanti gue ganti uangnya deh." Seyong langsung bangun dengan semangat.

"Ngapain, uang kos yang lu transfer ke gue itu udah termasuk uang makan juga sebenernya."

Seyong geleng-geleng, "Semoga kebaikan selalu menyertai kak Gunwoo." doanya dalam hati, "Makasih banyak ka!"

Seyong langsung melahap setengah dari martabak yang dibawa Gunwoo.

Kemudian dia mandi dan menggunakan pakaian untuk pergi.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang