Bagian 7

2.8K 92 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment
Happy reading

Sebenarnya aku tidak ingin seperti ini tapi aku tidak bisa. Aku telah membuat perempuan  yang aku cintai menunggu dengan perasaan khawatir. Mungkin untuk saat ini keadaan seperti ini akan baik untuk aku dan dia.

Ini terlalu menyakitkan jika orang yang kita cintai dan berstatus sebagai kekasih kita duduk bersama dengan pria lain. Bercanda bersama saling tertawa.

Disini aku tau mungkin aku yang terlalu egois. Tapi kenapa tidak ada satu pun titik pencerahan yang dapat menenangkan fikiranku saat ini. Aku terlalu takut untuk kehilangan kekasihku itu.

Namaku Aditya Adrian kekasih dari Sarah Jasmin siswi dari SMK Bhakti Mulia. Umurku 20 tahun. Memang aku lebih dewasa darinya.

Tapi ntah kenapa sifat kekanak-kanakan masih sering muncul di diriku. Sifatku tak sedewasa umurku ini. Kadang inilah yang menjadi masalah dalam hubunganku dengan Sarah.

Sarah adalah perempuan sabar yang bisa menghadapi sifat egoisku ini. Perempuan yang bisa menenangkan fikiranku ketika sedang kacau. Sarah juga yang bisa membuatku semangat kembali ketika aku sedang merasa putus asa.

Kekasihku itu memang perempuan yang hebat. Aku bangga bisa memilikinya.

Drrt drtt

Handphoneku tiba-tiba saja bergetar, tanda ada notifikasi pesan masuk. Ku ambil handphoneku yang terletak disamping bantal tidurku.

Kulihat disana tertera jelas dilayar handphoneku ada puluhan chat dan panggilan tak terjawab dari Sarah, kekasihku.

Aku berfikir sejenak, apa yang harus aku lakukan. Aku bingung, aku ingin mengangkat telfon darinya atau mungkin hanya sekedar membalas pesannya tapi lagi-lagi ego di diriku ini terlalu besar.

Aku tidak bisa melakukannya. Aku terlalu kesal dengannya. Sebenarnya ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Sarah.

Bayangan itu selalu berputar di otakku. Ketika Sarah dan pria itu sedang duduk bersama saling menikmati kebersamaan mereka.

“Maaf Sarah, mungkin kali ini kakak terlalu egois” ucapku lirih.

Handphoneku masih ada di genggaman tanganku.

Sebenarnya hatiku mengatakan agar aku membalas pesan darinya setidaknya hanya untuk sekedar memberikan kabar padanya. Aku yakin ini pasti akan membuatnya khawatir.
Tapi itu tidak bisa aku lakukan.

Aku termasuk tipe orang yang keras kepala dan selalu mengedepankan ego.

Kepalaku semakin pusing memikirkan semua itu. Kubaringkan tubuhku dan kutatap keatas langit-langit kamar.

Sejenak aku berfikir, apakah sikapku seperti ini benar ataukah salah.

Aku tidak bisa terus seperti ini. Rasa rindu kian menghadang hatiku. Kali ini aku harus mencoba untuk menghilangkan rasa egoku ini.

Tapi kenapa sulit? Ketika aku ingin melupakan kejadian itu justru bayang-bayang itu kian berputar di otakku.

Perasaanku semakin kacau “Sarah bantu kakak” teriakku dalam hati.

Jika aku terus mendiamkan Sarah maka akan ada celah untuk pria lain masuk kedalam hati Sarah. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menelfonnya dan aku harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Apa alasan Sarah bersama pria itu.

Kucari nama ‘Sarahku’ di kontak handphoneku lalu ku telfon dia. Telfon tersambung.

“Hallo” ucap suara serak wanita diseberang sana. Dari suaranya terdengar jelas kalau kekasihku itu habis menangis. Apakah ini karena aku?. Jika iya maka aku benar-benar merasa bersalah.

MY HANDSOME TEACHER is My BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang