Bagian 38

1.1K 37 0
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya
Happy reading

Kemarin adalah hari pemakaman Azka.

Aura duka dari keluarga Sarah masih sangat dirasakan.

Mereka sangat merasakan kepiluan yang mendalam atas meninggalnya Azka.

Tak ada yang mengira Azka akan pergi secepat itu.

Memang takdir Tuhan tidak ada yang tahu.

Pagi ini udara terasa dingin sampai menembus ulu hati.

Matahari belum memancarkan cahayanya.

Aroma embun pagi masih sangat menyengat di indra penciuman.

Hari ini Sarah bangun tidur dengan mata yg bengkak karena semalaman menangis. Wajah yang pucat, hidung yang memerah dan rambut yang awut-awutan.

Tubuhnya pun seperti tak ada semangat untuk hidup, lemah bagaikan mayat.

Kepergian Azka sungguh meninggalkan duka yang mendalam bagi Sarah.

"Abang" lirih Sarah.

Sarah masih tiduran dengan posisi tubuh miring ke kanan menghadap kearah jendela kamar dengan selimut tebal yang membungkus badannya.

Setetes airmatanya perlahan keluar dari kelopak matanya.

Kenangan bersama Azka tiba-tiba berputar di otaknya.

Saat Azka kecil tiba-tiba merebut bonekanya lalu Sarah kecil pun berlarian mengejar Azka kecil. Berusaha untuk merebut kembali boneka miliknya.

Kemudian mereka saling berlarian. Sungguh Azka kecil yang jail terhadap adiknya. Karena tak mendapatkan bonekanya Sarah kecil pun menangis.

Karena rasa kasihan Azka kecil pun akhirnya mengembalikan boneka milik Sarah.

Jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul setengah tujuh tetapi Sarah sama sekali belum bersiap untuk sekolah.

Tok tok

Terdengar suara ketukan pintu

"Sayang, ayo bangun ini udah siang" suara mama membangunkan Sarah.

"Sarah ijin sekolah ma" sahut Sarah dari dalam.

"kamu baik-baik aja kan nak" terdengar nada khawatir dari ucapan mama.

"Iya ma, Sarah baik kok".

"Ya udah ntar mama buat surat ijin untuk kamu".

"Iya ma" jawab Sarah dengan suara serak.

Rasanya cobaan silih berganti dalam hidup Sarah.

Tuhan telah mengambil  abangnya yang selama ini slalu menemani dirinya.

Sarah sedang dalam keadaan yang kacau.

Azka, sosok pelindung bagi Sarah sekaligus orang yang mengajarinya arti kasih sayang sekarang telah tiada.

***

"Sarah ayo makan dulu nak" suara mama dari luar kamar.

"Sarah ngga laper ma" jawab Sarah dari dalam kamar.

Kemudian pintu kamar terbuka.

Ceklek

Mamanya Sarah memasuki kamar Sarah.

"Ayo makan dulu nak".

"Sarah ngga laper ma".

"Ya udah ntar makanannya mama antar kesini ya sayang" ucap mama Sarah dengan lembut lalu tangannya membelai rambut Sarah dengan penuh kasih sayang.

MY HANDSOME TEACHER is My BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang