[3] Dia Mengetahuinya!

11.4K 811 6
                                    


Happy reading!

Warning!!! Typo bertebaran

.

.

.

.

.


Leandro's POV

Aku bahagia sekali, akhirnya aku menemukan lunaku. Dia cantik, sangat cantik. Ah, sudah berapa kali aku mengatakan bahwa dia cantik? Tapi dia memang benar-benar cantik.

Sungguh.

Wajahnya yang putih, hidungnya yang agak mancung, dan mata birunya yang bulat. Ditambah dengan bulu mata yang lentik dan bibir yang tipis dan menggoda itu.
Aish, kenapa aku jadi mesum begini!

Dia juga memiliki rambut pirang sepinggang dan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu pendek, sangat pas untuk kupeluk.

Hari ini aku berniat untuk mengantarkan adikku ke sekolahannya lagi. Selain itu aku juga berniat untuk menemui gadisku. Memikirkannya saja membuatku senyum-senyum sendiri. Sampai-sampai keluargaku yang jarang sekali melihatku tersenyum seperti ini sampai heran.

"Andro? Kau sehat kan hari ini?" tanya ayahku, dan seketika senyumanku pun luntur mendengar pertanyaan ayahku itu saat kami sedang sarapan bersama.

"Tentu saja aku masih sehat ayah." jawabku.

"Tapi kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu? Aku sampai takut tau." timpal Jonathan, yang duduk di sebelahku. Dan aku hanya mengendikkan bahuku.

"Ibu dengar dari Ili kau sudah menemukan mate-mu?" tanya ibu. Aku mengangguk sebagai jawabannya.

"Segera bawa dia kemari Andro. Kau harus mengenalkannya pada kami." sahut ayah.

"Tenang saja ayah, mate kakak itu teman satu kuliahku. Kapan-kapan aku juga akan membantu untuk membawanya kemari."

"Benarkah? Itu kebetulan sekali. Dan apakah dia manusia?" tanya ibu. "Jika dia manusia, kau harus memberitahunya tentang kita Andro. Bagaimanapun juga dia akan menjadi bagian dari keluarga ini." lanjutnya.

Benar juga, dia adalah manusia dan aku harus memberitahukannya tentang identitas kami. Tetapi kalau dia menolakku bagaimana? Memikirkannya saja sudah membuatku takut.
Aku tersenyum dan mengangguk pada ibu.

"Tenang saja kak, aku akan membantumu menjelaskan padanya. Dia juga akan menjadi kakakku kan?" "Hihihi.. Lucu juga ya? Padahal dia itu setahun lebih muda dariku, tapi dia yang akan menjadi kakakku." jelas Ili.

Akhirnya acara sarapan pun berakhir dengan protes dari mulut Jonathan karena masalah dia yang lebih tua dariku dan seharusnya dia yang menemukan matenya terlebih dahulu daripada aku.

***

"Ngomong-ngomong di mana rumahnya?" Tanya Andro saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Maksudmu tempat dia tinggal?" tanya Ili balik. Andro menjawabnya dengan gumaman.

"Dia tinggal di panti asuhan di perbatasan kota." "Kenapa? Kau ingin menjemputnya? Kalau iya, kau harusnya bilang dari tadi. Kalau kita sampai di sana, dia pasti sudah berangkat, perjalanan dari sini kan jauh. " jelas Ili. Andro yang mendengar itu langsung menoleh dan mendapati adiknya sedang menyengir.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!!" katanya kesal dan kembali memfokuskan pandangannya ke arah depan sambil mendengus. Ya sudahlah, mungkin lain kali saja, pikirnya.

"Kau tidak bilang kalau kau mau menjemputnya sekalian." balas Ili sambil mulai memainkan ponselnya.

Akhirnya setelah satu setengah jam mereka menempuh perjalanan -yang mereka lalui dengan jalan pintas, karena jika mereka melewati jalan biasa akan menempuh waktu lebih lama lagi, mungkin bisa dua kali lipat- mereka sampai di depan pintu gerbang sekolah. Andro segera mematikan mesin mobilnya dan menengok ke arah Ili yang sedang melepas seatbeltnya.

"Kau mau ikut masuk kak?" tanya Ili sambil menengok ke arah pria di sampingnya itu.

"Apakah dia sudah masuk ke dalam?" "Kalau dia sudah masuk aku akan menemuinya nanti saja saat pulang, aku malas kalau harus masuk ke dalam sana."

"Benarkah? Tapi waktu itu kau mau saja masuk ke dalam saat menjemputku."

"Itu kan saat keadaannya sudah sepi Ili." balas Andro. Dia memang terlalu malas berurusan dengan orang-orang di dalam sana, apalagi jika keadaannya sedang ramai.

"Kau itu~" Ili tiba-tiba menghentikan ucapannya dan langsung menoleh keluar mobil ketika mendengar suara tawa seseorang. Oh, bukan seseorang, melainkan beberapa orang. Dan sepertinya Ili tahu siapa mereka. Terbukti sekarang Ili langsung keluar dari mobil tanpa menghiraukan panggilan kakaknya.

Dia langsung berlari ke arah orang-orang itu. Dan benar saja, terlihat ada empat orang perempuan yang sedang mengelilingi seorang perempuan lagi yang sedang terduduk. Ili tahu orang itu adalah sahabatnya, Alycia.
Ketika dia akan membuka mulutnya untuk menghentikan mereka. Tiba-tiba ada suara seseorang yang mendahuluinya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADANYA?!! kata seseorang itu tiba-tiba.

Tbc.

.

.

Thanks for reading!
Ini cerita pertamaku, semoga suka.

Jangan lupa voment yak 😊

💎19/01/2018

My Heart (Cor Meum) ✔ (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang