Indonesia? K-Pop?

125 9 3
                                    

"Kak Reyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy..." teriak Clara dari dalam kamarnya.

"Apaan sih ganggu gue aja." jawab Aeri yang biasa dipanggil Rey itu dengan santai tanpa menoleh sedikit pun. Ia bagai tak bergeming jika matanya sudah memandangi gadgetnya. Tapi tiba-tiba ada yang menghentikan fokusnya itu. Seseorang telah melepas earphone dari telinganya.

"Eh lu, udah tua udah jadi emak-emak masiiiih aja nontonin begituan." ucap Clara yang tiba-tiba telah sampai di samping Kakak satu-satunya itu.

"Ck." hanya suara itu yang keluar dari mulut Aeri. Lalu ia memperbaiki posisinya semula-yang menurutnya sudah sangat PW.

"Mamaaaaaaaaaaaaaa... nih Maaaaaaa Kak Rey ngga mau ngurus Diana, dia ngga peduli Diana nangis malah nonton-" belum sempat Clara meneruskan bicaranya yang sebelas dua belas dengan speaker masjid itu, tangan Aeri sudah mendarat dengan cepat untuk membekap mulut toa Clara.

"Ngga usah ngadu Mama, lu juga ngga bilang kalo Diana nangis." ucap Aeri dengan mengelap tangannya yang basah terkena liur Clara di lengan baju Clara.

"Ye, gue kan mau bilang lu aja yang ngga ada habis-habisnya nontonin si Konyol dan kawan-kawan." jawab Clara kesal dan mengusap-usap lengannya bekas Kak Rey tadi.

"Brisik!" kata Aeri yang sudah berlalu dengan meninggalkan gadget dan earphonenya.

****

"Oppa... Oppa..." suara itu keluar dari mulut para gadis yang memenuhi luar gedung agensi. Mereka tak lain tak bukan adalah EXO L yang telah hafal jadwal EXO dan setia mengikuti di mana para member EXO berada.

"Loh, kok sekarang Chanyeol Oppa jarang banget ya keluar bareng member-member yang lain?" (menggunakan bahasa Korea) tanya salah seorang EXO L kepada temannya.

"Makanya gue males ngikut ke sini, soalnya uri Chanyeol Oppa jarang banget gue lihat di sini." jawabnya dengan ekspresi wajah sangat kecewa.

****

Berbagai buku tebal terlihat memenuhi meja sempit yang langsung menyambung dengan kursinya itu.

'Indonesian Dictionary' kira-kira buku dengan judul yang sama seperti itu lah yang kini memenuhi meja di sebuah ruangan nyaman ini.

"Heii..." ucap Park Chanyeol reflek ketika gadgetnya diambil secara paksa oleh managernya itu.

"Sejak kapan diizinkan menggunakan HP saat kursus sedang dimulai?!" (menggunakan bahasa Korea) tanya Nam Dong Il yang sudah mulai geram dengan kelakuan artis Halyu satu ini. Ia tidak pernah benar-benar serius dengan tugas yang diberikan oleh para atasan dari agensinya kali ini.

"Sejak kapan diperbolehkan masuk di saat aku hanya diperbolehkan berdua dengan orang paling kaku dan mengajariku kursus bahasa asing dengan tempo yang sangat lambat?! Aku bosan Mister Nam-ssi!!" protes Chanyeol dengan menekankan kata Mister Nam-ssi. "Atau jangan-jangan kau mengawasiku?"

Manager Nam hanya meletakkan americano coffe di atas buku karena tidak ada tempat tersisa di meja sempit itu.

"Tolonglah... kali ini saja kamu menurut dengan perintah dari mereka, aku tidak mau kau mendapat masalah lagi pula aku masih membutuhkan pekerjaan ini." kata Manager Nam setelah memasukkan HP Chanyeol.

"Tapi Pak Nam aku bosan di sini terus, aku ini penyanyi, rapper, bukan mahasiswa bahasa." keluh Chanyeol dengan sedikit meminum coffe cup.

"Ayolah Chan, kali ini saja kau menurut kepada perintah atasan. Dan kau pikir aku tidak sibuk mengatasi masalahmu dan masih bisa mengawasimu di sini? Tidak Chan, kali ini masalahmu benar-benar rumit." jelas Manager Nam panjang lebar.

"Yakk, aku sudah bilang kali ini aku tidak melakukan kesalahan sama sekali dan aku tidak tahu apa-apa tentang ini." protes Chanyeol kesal. Sudah puluhan kali ia mengatakan hal tersebut tetapi tidak ada yang percaya kepadanya.

Kali ini Manager Nam menunjukkan reaksi berbeda. Ia tersenyum dan terlihat terdapat beberapa keriput di wajahnya. Melihat respon dari Managernya, Chanyeol sangat senang. Ia berfikir kalau kali ini Pak Nam-nya itu akan mempercayainya.

"Sini mendekat Park Chanyeol." mendengar ucapan itu, Chanyeol langsung girang dan mendekatkan telinganya yang besar itu ke Manager Nam.

"Sejak kapan artis langsung mengakui insiden kepada managernya? terlebih aku ini Manager barumu." bisik Manager Nam yang berhasil membuat ekspresi bahagia Chanyeol seketika berubah 180 derajat.

Sementara Chanyeol dan Pak Nam sedang berbincang, tanpa mereka ketahui ada yang memperhatikan mereka sedari tadi. Orang itu adalah Jonathan. Ia guru privat Chanyeol yang sangat Chanyeol benci.

Menurut Chanyeol, ia mengajar dengan tempo yang sangat lambat dan itu sangat bukan 'Chanyeol style' yang hobi ngerapp dengan kecepatan tinggi. Memang Jonathan seumuran dengan Chanyeol hanya terlihat sedikit lebih tua, tetapi sikapnya yang sangat formal menjadikan Chanyeol sangat canggung kepadanya dan tidak menyukainya.

"Ehemm." Jonathan membuyarkan suasana antara Chanyeol dan Pak Nam.

"Eh, Pak Guru sudah datang maaf Pak karena saya lancang masuk ke dalam kelas." ucap Pak Nam dengan Bahasa Korea formal.

"Tidak apa-apa." jawab Jonathan dengan sedikit senyuman. Senyuman ramah tapi sangat kentara dengan isyaratnya agar Pak Nam segera keluar.

Manager Nam langsung keluar dari ruangan yang nyaman tersebut. Tapi lain dengan Chanyeol, baginya ruangan ini seperti kandang sempit yang tidak bisa ia gunakan untuk berlatih rapp, dance dan berbagai alat musik. Begitu Pak Nam keluar Chanyeol yang sudah kesal bertambah lagi lebih kesal.

Be Mine My Superstar (Up Date Tanggal 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang