Thanks !

24 9 4
                                    


Kai mengeringkan rambutnya yang basah. Masih menggunakan handuk di pinggangnya, Kai duduk di kursi belajarnya. Ia mengecek handphone yang daritadi berada diatas meja. Hampir seharian bermain game, Kai tidak mengecek handphonenya sama sekali. Tidak masalah. Lagi pula siapa yang akan mencari Kai ? ia bukan lah orang penting. Bukan juga orang terkenal. Tapi syukurlah kalau masih ada orang yang mengenalinya.

Notifikasi pesan yang belum dibaca langsung terpampang di layar saat Kai membuka layar kuncinya.

Eomma :

Uang bulananmu sudah dikirim.

Kai membaca sebaris kalimat itu. Ia meletakkan kembali handphonenya diatas meja. Dan mulai berpakaian.

Sebenarnya ia ingin mengabaikan pesan itu, namun setelah selesai berpakaian, jarinya segera mengetik pesan untuk ibunya.

Terimakasih. Aku harap eomma selalu baik-baik saja.

Kai menekan tombol send dan pesan terkirim. Semenit.. dua menit.... Tidak ada balasan dari ibunya.

Kai menarik napas panjang. "Bodoh," gumamnya. "Tentu saja ibu tidak akan membalas pesanku."

Kai menggengam handphonenya dan memasukkan benda putih itu didalam saku jaketnya. Ia bergegas keluar kamar untuk pergi bekerja. Sebagai mahasiswa, Kai hanya bisa bekerja paruh waktu disebuah minimarket yang buka 24 jam.

"Hyung, kau datang awal," ucap Sehun yang berada dibalik meja kasir.

Kai mengangguk. Ia sengaja datang lebih awal karena harus mengisi perutnya dengan makanan. "Aku mau makan dulu," ucap Kai sambil menuju rak ramyeon.

"Hyung, kenapa kau suka makan makanan di minimarket ?" tanya Sehun sambil menghitung belanjaan Kai. "Sesekali belilah makanan yang mengenyangkan."

Kai hanya tersenyum. "Aku sedang ingin makan disini," jawabnya sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

Sehun hanya mendengus. "Hampir setiap hari kau selalu makan disini," balas Sehun menerima uang Kai dan memasukkannya kedalam mesin kasir.

+++++

Krystal mengaduk ramyeon nya dengan sumpit. Ia baru saja menambahkan beberapa potongan keju kedalam ramyeonnya. Baru mencium uapnya yang mengepul saja sudah membuat Krystal tersenyum. Seolah yakin dengan rasanya, Krystal memasukkan satu suapan besar kedalam mulutnya. Ia mengunyah pelan dan merasakan mie yang pedas namun gurih karena adanya keju yang meleleh.

"Wuahh, hebat," gumam Krystal memuji dirinya sendiri. Ia tidak pandai memasak makanan, tapi ia bisa membuat ramyeon yang enak. Tentu saja, itu bukan hal yang harus di banggakan. Semua orang bisa memasak makanan instan tersebut.

Seolah belum cukup, Krystal meraih kimbab segitiga didekatnya dan membuka plastiknya.

Selesai mengunyah kimbab segitiga itu, mulut Krystal kembali terbuka untuk melahap ramyeonnya.

"uhuk.. uhuk...."

Kuah ramyeon itu meluncur begitu saja kedalam kerongkongan Krystal. Panas dan pedas dari kuah itu menimbulkan sensasi yang membuat perih kerongkongannya. Tangan Krystal reflek memengangi kerongkongannya yang terasa terbakar. Ia juga sulit bernapas karena terbatuk-batuk.

Tanpa diduga, sebotol air tiba-tiba tersaji dihadapannya.

Tanpa berpikir dua kali, Krystal langsung menyambar botol air itu. Ia tidak kesulitan membuka segelnya, karena memang sudah terbuka. Dengan beberapa tegukan, kerongkongan Krystal terasa lebih baik. Hampir saja, ia mati konyol karena tersedak.

Krystal coba mengatur napasnya, sambil meletakkan botol air yang isinya tinggal setengah. Ia baru teringat menyambar botol air yang secara ajaib muncul didepannya, tapi tentu saja botol itu pasti ada yang punya.

Krystal mendongak. Mata hitamnya bertemu dengan sesosok pemuda berkulit gelap yang sedang berdiri didepannya. Senyuman mengembang terlihat dibibir pemuda itu.

"Merasa lebih baik ?" tanya pemuda itu sambil duduk di depan Krystal. Kelihatannya ia terus menahan bibirnya untuk tidak tertawa.

Berbeda dengan pemuda itu, Krystal malah melotot menatap pemuda itu.

"Memangnya ada hal lucu yang harus kau tertawakan?" tanya Krystal.

Kai menggeleng. "Aku malah merasa ngeri. Hampir saja aku dicurigai jadi pelaku pembunuhan pembeli yang mati konyol tersedak ramyeon di minimarket ini."

Krystal mendengus.

"Kalau aku mati, kau orang pertama yang akan ku gentayangi," balas gadis itu.

Kai hanya geleng-geleng kepala. "Lanjutkan makanmu," ucapnya sambil mengaduk ramyeon miliknya. "Jangan sampai tersedak lagi."

Krystal menatap ramyeonnya yang tinggal sedikit. Sebenarnya ia sudah kehilangan selera untuk menyantap makanan pedas itu lagi, tapi tidak baik juga jika harus buang-buang makanan, apalagi saat mengingat alasannya terpaksa di minimarket ini, Krystal kembali menghabiskan ramyeonnya.

"Terimakasih," gumam Krystal.

"Apa ?" tanya Kai yang memang tidak mengerti ucapan Krystal.

"Aku bilang terimakasih," kata Krystal. Namun Kai masih menatapnya dengan ekspresi tidak mengerti. "Karena telah memberikan ku air saat aku tersedak tadi."

Kali ini Kai mengangguk. "Tak masalah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's YOU !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang