Chapter 1

37 7 5
                                    

Cahaya senja di sore hari masuk kedalam celah-celah kecil di kamar ku,diiringi alunan musik piano yang begitu membuat orang mendengarnya langsung jatuh cinta. Sebuah alunan musik yang sangat romantis dipadu dengan biola dan instrumen-instrumen lainnya seperti layaknya cafe.

Aku masih terduduk di meja belajar ku, dengan posisi tangan kiri ku yang sudah lama berada di pinggir dahi hanya untuk berusaha menahannya agar aku tidak mengantuk kemudian terjatuh dan itu lumayan sedikit membantu , sedangkan tangan kananku terus berkutat dengan tugas sekolah yang semakin hari semakin menumpuk.

"Menyebalkan,tidak bisakah kau sehari tak memberiku tugas huh?"

Aku terus bergumam sendiri meskipun aku tau kalau terus terusan bergumam tidak akan menyelesaikan tugas ku dengan sendiri nya. Aku mendengus kesal,berharap semuanya cepat selesai aku sudah benar benar lelah untuk menyelesaikan semua tugas ku.

23:22 PM


"Ahh akhirnya selesai juga."

Aku merasakan tenggorokan ku kering,aku butuh air ya aku butuh minum, karena sedari tadi mengerjakan tugas yang super banyak itu aku lupa untuk memasukan butiran butiran air ke tenggorokan ku.

Aku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum,sekalian aku mencuci muka ku yang udah cukup berantakan karena harus memikirkan tugas-tugas ku.

Suara gemericik air yang jatuh dari kran,terdengar begitu jelas. Aku mulai membasahi muka ku dengan air kran.

" ahh di di di ingin "

Aku menggigil kedinginan karena air kran itu mengenai bajuku dan sangat lah dingin sampai aku terbata bata.

Aku kembali ke kamarku dengan membawa segelas air putih ditangan kanan ku. Sebelum aku menaruh nya di meja belajarku, samar-samar aku mendengar suara. Suara musik yang petikannya terasa begitu indah.

"Suara gitar?Siapa yang sedang memainkan gitar tengah malam begini?"gumamku.

Aku memperjelas pendengaran ku, kini aku bisa mendengar arah suara gitar itu. suara nya tepat berada di sebrang rumahku.Aku memberanikan diri membuka tirai jendela. Mulutku sama sekali tidak mau diam,rasanya ingin memarahi orang tersebut.

"Siapa sih yang main gitar,seneng banget menganggu orang mau tidur aja"

"Memang bagus sih lagunya,tapi ga salah tengah malam begini main gitar?, apakah dia ga takut akan celotehan tetangga?"

Aku terus mendengarkan petikan-petikan gitar itu, sembari tanganku membuka tirai jendela kamarku.
Gelap dan tidak ada apa-apa.

Lagi lagi aku mendengus kesal .

"Iseng banget si itu orang"
Aku kembali menutup tirai jendelaku.

Tunggu,
Mataku menangkap sebuah siluet. Siluet yang berada tidak jauh dari rumahku, dan hanya berjarak beberapa cm saja terlihat oleh ujung mataku,saat aku sedang membalikan badan untuk memutuskan menutup tirainya. Akhirnya aku mengurungkan niat ku untuk kembali menutup tirai jendela itu. Aku mulai mempertajam pendengaran dan penglihatan ku.
Suara gitar itu masih terdengar jelas di telingaku.Sesekali aku melihat kebawah untuk mencari asal siluet dan suara gitar tersebut Karna kamarku berada di lantai 2. Seketika mataku terpaku pada suatu tempat di sebrang sana tepatnya di lantai 2 rumah itu.
Sebuah siluet dengan bayangan seorang laki-laki sedang memainkan gitar.

"Siapa dia?"

Story In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang