You are the one and only my first love.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah sepuluh tahun berlalu dan kini raja Andres memasuki usia dua puluh tahun. Sebentar lagi dia akan dilantik secara resmi menjadi Raja Gallardina generasi ke dua puluh.Putri Audrina sendiri tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik, tepat pada festival fiorales nanti dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas dan tentu saja peringatan sepuluh tahun kematian ayahnya, raja Ignatius.
Andres sedang sibuk dengan beberapa dokumen yang harus ditandatanganinya ketika Audrina memasuki ruangan utama istana fuchsia, tempat di mana raja biasa melakukan pekerjaannya. Audrina tampak berdiri di depan pintu sambil bersidekap menatap kakaknya yang masih belum menyadari dirinya ada di ruangan itu. Dia memperhatikan Andres yang kini sudah menjadi laki-laki tampan bertubuh tegap dengan jambang di sekitar rahangnya.
“Kapan kau punya waktu untukku, Andres?” tanya Audrina yang tentu saja membuat Andres melirik ke arahnya.
“Audri? Sejak kapan kau ada di sana?” Andres mengernyitkan dahinya.
Audrina mendecak dan tertawa. “Sejak kau menjadi raja aku sudah berada di sini menunggumu ada waktu untukku, Yang Mulia.”
Andres menghentikan kesibukannya begitu mendengar Audrina memanggilnya Yang Mulia. Dia tahu itu sebuah sindiran karena Audrina tak seharusnya memanggilnya Yang Mulia meski dirinya adalah raja.
“Audri, kau tahu betul ini bukan keinginanku. Jika menuruti keinginanku, aku hanya ingin selalu bersamamu.” Andres mencoba memberi penjelasan.
“Kau sudah berjanji Andres! Kau bilang kau akan selalu ada untukku!”
“Tenanglah Audri, aku tidak akan ke mana-mana! Aku masih berada di dalam istana ini! Kau bisa menemuiku kapan pun kau mau!”
“Kau memang tidak ke mana-mana! Kau juga masih ada di dalam istana ini! Tapi kau sudah tak peduli lagi padaku! Untuk apa aku menemuimu jika kau tak peduli padaku!?”
“Aku masih peduli padamu, Audrina!”
“Pembohong! Aku benci padamu, Garsin!”
Andres mengepalkan tangannya ketika Audrina mengumpat. Hampir saja dia balas memaki adiknya kalau saja dia tak melihat adiknya itu sudah menangis. Dia kemudian mendekati Audrina yang sedang menangis, diusapnya air matanya yang mengalir di pipinya yang indah. Adiknya menatap dirinya sendu dan menusuk.
“Vi auffar, carlae,” ucap Andres, “aku selalu peduli padamu adikku, kau satu-satunya adik kecil yang kusayangi, Audrina.”
“Kau sudah berjanji,” Audrina kembali mengingatkan dan Andres mengangguk sambil memejamkan matanya. “Aku kesepian di istana ini, kau tahu itu,” lanjut Audrina dan Andres langsung memeluknya.
“Baiklah, aku janji secepatnya kita akan memiliki waktu bersama.”
“Kapan?”
“Aku tidak tahu, sekarang aku masih sibuk mengurusi beberapa hal.”
“Kau sungguh menjadi raja yang sibuk ya?”
Andres terkekeh mendengar ucapan Audrina. Raja yang sibuk? Dia sendiri lupa kapan bersenang-senang untuk dirinya.
Tiba-tiba Audrina ingin sekali membuat kakaknya marah, tentu saja, agar menuruti keinginannya. “Mmm.” Pelan-pelan Audrina beranjak keluar ruangan. “Kalau kau memang benar-benar sibuk, mungkin aku akan meminta selir Alma menemaniku liburan akhir pekan ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN PRINCESS (GALLARDINA)
Romance[COMPLETED] ❤ A MODERN ROYAL LOVE STORY ❤ Putri Mahkota Audrina Rosemary La Corsiva De Gallardino harus mengalami nasib tak pernah mengenal ibunya, Ratu Allanira Rosarie La Clementine De Gallardino karena sang ibu meninggal secara tiba-tiba saat dir...