KETIGA

33 16 3
                                    

Entah sampai kapan Aku harus menyimpan rasa ini secara diam
-Viola Angeliana

----

Seminggu setelah kejadian dimana Viola melihat Seseorang yang selama ini ia kagumi sedang berpacaran dengan pujaannya untuk saat ini. Ia saat ini,esok semoga pujaannya menjadi Viola seorang. Seminggu ini berjalan seperti biasa,tidak ada warna yang mengisi hati nya. Masih sama,hambar.

Dan sudah tiga hari belakangan ini Vio tidak berangkat ke sekolah bersama Diwa,bukannya lagi marahan. Hanya saja Diwa menjemput pacarnya dan mengantarkan pacarnya ke Sekolahnya. Yagitu deh Beda sekolah jadi ribet. Tapi tak apalah lagian siapa Viola, Vio hanya sahabatnya saja. Jadi tak ada hak. Lagian juga kasian kan kalo Diwa sama Vio mulu. kapan waktunya Diwa sama Resta. Emang sih Resta tidak pernah marah ataupun cemburu sama Vio dan Diwa,hanya saja Vio merasa tidak enak. Bagaimana pun perasaan perempuan sensitifkan. Bilangnya tidak apa apa eh taunya kenapa-kenapa.

Ya akibatnya disinilah sekarang Viola berdiri, semenjak dia berangkat sendiri, hanya menaiki angkutan umum yang mengharuskan Vio menunggu di pinggir jalan depan kompleknya. Menunggu seorangdiri bagaikan jomblo.
Iyasi emang Viola jomblo tapi kan yang penting cantik kata bunda dan ayah. apalagi kata kak Julian.

Tiba-tiba ada motor yang berenti di depan Vio, sempat bingung, ini yang punya motor mau ngapain yah pake celana seragam SMA dan baju seragamnya ketutupan jaket jeans  udah kaya Dilan aja. berenti di depan trotoar. Eh tapi kaya kenal deh motornya,motor Ninja merah ah tapi lupa milik siapa yah. Ah taudeh ga peduli. abisanya itu helm nutupin banget dah udah kaya pembalap yang di tipi tipi siapatu namanya pelentina rosi yah? ga salah kan yah takut aja ketuer sama pemain sepak bola real madrid.

Siempunya motornya pun melepaskan helmnya. dan kalian tau orang dibalik helm itu?
Oh tuhan ini nikmat dunia yang dosa kalo dilewatkan.
Cowok itu membuka helmnya dan mengacak rambutnya jadi berantakan. tapi dengan itu malah menambah kegantengannya. oh beruntungnya Selena cuci mata pagi-pagi.

"Viola? lagi apa berdiri disitu?" tanya orang itu sambil tangannya memegang helm yang Ia lepas tadi.

oh my tolong cubit Vio bila ini mimpi

"E..ehh ini lagi nunggu angkot kak" ucap Vio sedikit terbata, ah efek nya begitu deg deg dah didada.

"Naik" perintah Cowok itu tiba-tiba menunjuk jok belakang motornya menggunakan dagunya.

Vio cukup tak paham maksud orang itu apa. Fokus nya belum sepenuhnya pulih,masih tak bisa fokus kepada orang itu yang keliatam begitu sempurna dimata Vio pagi ini.

"Naik. Udah jam 7,yang ada nanti telat kalo kelamaan nunggu angkot yang ga nentu" ulang Orang itu memperjelas.

Viola berkedip memastikan yang didepan ini ga hayalan semata. Mimpi apa ia semalam ditawarin berangkat bareng sama Kakak Emez.

"Bener nih kak,maksudnya ga ngerepotin kan.." balas Vio ber basa-basi. Paksa dong ayok paksa.

"Gak. Lagian kan satu sekolah. Buru naik,nih pake helm nya" ucap Orang itu menyerahkan helm yang berada di jok belakang yang dikaitkan disampingnya.

Vio hanya mengangguk dan meraih helm yg disodorkan nya itu. Tanpa sepatah katapun Vio hanya mengangguk saja.
Vio naik ke atas motor.
Selama perjalanan tidak ada obrolan apapun. Vio bingung ingin bertanya apa, jadi lebih baik ia diam saja. Dibonceng dengan Cowok yang selama ini ia Eluh-eluhkan saja sudah bikin Vio sangat bahagia.

Sesampainya di parkiran,banyak Siswa Siswi yang berlalu lalang di sekitar gerbang dan parkiran yang sedang memperhatikan Vio eh tepatnya memperhatikan Kak Dewa. Iya siapa yang tak kenal Kak Sadewa salah satu Cowo Terganteng dan pinter juga. Pasti banyak banget siswi siswi yang mengagumi Kak Dewa secara diam, sama seperti Vio contohnya.

"Kak makasih yah atas tumpangannya" ucapku sewaktu turun dari motor milik kak Dewa dan menyerahkan helmnya.

"Iya La" balas Kak Dewa. eh tunggu tadi dia nyebut La.

Viola hanya tersenyum,dan berjalan keluar parkiran, tak lupa Kak Dewa masih berada di sebelah Vio. Tanpa obrolan tentunya.
Sejujurnya Vio sangat risih ditatap oleh berbagai siswi yang sedang melihat Vio dan Dewa.

"Gausa risih ditatap kaya begitu sama mereka la" kata kak Dewa paham dengan raut wajahku.

"E..h enggak gitusi,Vio cuman gaenak aja gitu ditatap kaya gitu,bagaikan mau diterkam oleh macan rasanya" jawabku sedikit gugup.

Padahal Vio bukan takut sama mereka. Vio cuman gaenak sama pacarnya Kak Dewa. Takut aja pacarnya salah paham kan kalo Vio sama kak Dewa berangkat bareng tadi,dan sekarang jalan berdampingan. udah kaya orang pacaran aja.

Tanpa sadar Vio nyampe di depan kelasku 11 Ipa 2. kak Dewa masih berada di sebelahku. oh iya kelasku berada di lantai 1 dan krlas kak Dewa berada di lantai 2.

"Gih masuk , semangat belajarnya yah Lala" kata Kak Dewa mengacak rambutku dan langsung pergi ke arah tangga.

Eh tapi tunggu,dari tadi kak Dewa manggil Vio dengan sebutan  La Lala. Vio inget kalo itu nama panggilan dia dari Kak Dewa waktu kecil dulu. Oh tuhan sungguh senangnya hati Pevita.

"VIOOOO!!!!!" suara itupun memecahkan lamunan Ku.

Akupun berbalik untuk melihat siapa orang yang sudah berteriak pagi-pagi gini.

******
Thank yang udah sempetin mampir

Vote+Coment yah jangan lupa

Semoga sukak

Dan maaf pendek banget.

Viola Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang