P R O L O G

21 2 0
                                    

     KEPULAN asap kini menutupi wajah seorang gadis cantik. Dia menghisap dan menghembuskan rokoknya. Dia begitu menikmati kegiatannya itu. Seolah merokok dapat membuatnya tenang dan melupakan masalahnya. Kini dia tengah menatap jalan raya yang begitu ramai dan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Dia sekarang berada di rooftop sekolahnya. Dia membolos dari pelajarannya yang membosankan. Walaupun dia membolos, tapi dia tidak pernah tertinggal pelajaran. Karena otaknya yang begitu cerdas. Karena rokok yang dihisapnya sudah habis, dia kembali mengambil rokok di sakunya.

Dia kemudian menyalakannya dengan pematik api yang dibawanya. Namun saat akan menghisap rokoknya, sebuah suara menginterupsinya. "Gak baik kalau ada masalah lo lampiaskan dengan merokok. Merokok juga bisa menyebabkan lo sakit. Terlebih lagi nyawa yang jadi taruhannya. Apalagi lo udah habisin empat puntung rokok" ucap seorang laki-laki

"Mending gue mati aja daripada tidak dianggap dan dibutuhkan di dunia ini. Rasanya sakit, terlebih lagi jika dia orang terdekat lo. Jadi, bukan urusan lo untuk mencampuri urusan gue. Terserah gue mau ngerokok atau ngehabisin empat puntung rokok. Lo bukan siapa-siapa gue!" ucap gadis itu

"Wah! Gue baru kali ini denger seorang Aeera Cladenza Elvarette, primadona di sekolah ini yang katanya troublemaker, datar, dingin, dan cuek, ngomong panjang banget sama orang yang bukan siapa-siapanya. Wah! Gue tersanjung dengan hal itu" ucap laki-laki tersebut terkekeh kecil

"Dan gue juga baru tahu kalau seorang Alden Daniel Carlson Hamilton yang merupakan Ketua Osis di Dalton High School yang sok berkuasa suka mencampiri urusan orang lain" ucap Aeera lalu pergi dari rooftop dan meninggalkan Alden sendirian

Kini Aeera tengah membolos dari sekolahnya. Pikirannya sedang kalut, dia pun tidak tahu akan kemana. Tapi dia ingin bertemu dengan seseorang. Selama perjalanan dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, banyak pengguna jalan lain yang mengumpat karena tindakan Aeera.

Setelah sampai di tempat yang dituju, Aeera segera menghampiri seseorang. Tempatnya begitu sepi dan sunyi, tak banyak orang yang berkunjung di siang ini. Di depan Aeera terdapat batu nisan dari marmer dan terdapat lambang salib. Di sana juga tertulis sebuah nama. Nama yang selalu ada di hati Aeera, nama yang selalu Aeera ingat. Dia yang selalu menjaga, menemani, dan menghibur Aeera. Amorica Evelyne Addison.

"Ma, Aeera kangen sama Mama. Mama jangan tinggalin Aeera, Aeera pengen ikut Mama. Semua gak peduli sama Aeera. Semua menganggap Aeera gak ada. Hati Aeera sakit Ma, Papa yang biasanya membacakan dongeng sebelum tidur buat Aeera, tapi dia malah mentingin pekerjaannya. Dan dia juga malah mentingin wanita tak berguna itu dan anaknya itu. Semua jahat sama Aeera Ma. Aeera pengen ketemu sama Mama" lirih Aeera sambil menangis

"Maaf Ma, karena Aeera gak bawa bunga kesukaan Mama soalnya Aeera tadi bolos dari sekolah. Mama jangan marah ya. Aeera janji Aeera akan bahagiain Mama, walaupun Mama udah tenang dan bahagia disana. Dan titip salam buat kakek sama nenek, Ma. Aeera pergi dulu Ma" ucap Aeera sambil mencium nisan Mamanya

TBC

BELIEVE itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang