Malam harinya, disebuah ruangan bercat putih dengan tembok yang dipenuhi oleh sticky note. Seorang gadis tengah duduk diatas tempat tidur seraya menggenggam ponselnya. Berkali kali ia membuka jendela akun Line miliknya. Tapi ia kemudian mengembalikannya ke home screen.
Setelah terdiam cukup lama, ia memutuskan untuk membuka aplikasi Line dan menekan salah satu nama didalamnya. Ia buka chatt room dan mulai mengetik sesuatu
AmEvelyn
Bayu?1
9.43
Setelah mengirim pesan tersebut. Amira langsung melempar ponselnya sembarangan dan tidur dengan menutup seluruh badannya dengan selimut. Nafasnya memburu, wajahnya memanas dan entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat, bahkan Amira bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri.
Ia tidak tahu mengapa ia menjadi seperti ini. Yang jelas, dia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Setelah dia diberi username milik Bayu, ia merasa dirinya berubah menjadi aneh. Bahkan dia sampai duduk memikirkan apakah dia yakin untuk menghubungi Bayu terlebih dahulu atau tidak. Hingga pada akhirnya, ia yang menghubungi Bayu terlebih dahulu dan dibuat bingung dengan efek samping yang ia rasakan.
Sekelebat fikiran mengunjungi lamunannya 'apakah aku menyukai Bayu?'
Ia bahkan hampir frustasi untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang ia buat sendiri itu. Hingga pada akhirnya ia memilih untuk tidur dan meninggalkan ponselnya disamping bantalnya.
~Pagi harinya
"
Bangun dek!!"
Suara itu hanya diabaikan oleh Amira, ia malah lebih memilih menggulung dirinya di selimut
"Heh ini kamu udah kesiangan loh. Jam 6 lebih ini. Cepet bangun!!"
"5 menit lagi, ka" Amira merapatkan selimutnya
"5 menit gimana? Ini kamu 20 menit lagi udah masuk dek! Cepet bangun atau kakak tinggal!!"
Amira menghela nafas jengah. Kemudian ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi dengan memandang kakaknya sebal.
Abyan Ramadhan. Siswa kelas 3 SMA. Seorang pria yang dapat dikatakan populer. Dia kakak laki laki dari Amira. Dan ini merupakan secuil rutinitas pagi dari kakak beradik itu sebelum berangkat ke sekolah.
5 menit berlalu. Kini Amira telah duduk dimeja makan bersama kakak dan ibunya. Ayahnya? Ayah Amira merupakan seorang pilot, maka dari itu beliau jarang dirumah.
Dan waktu 20 menit terbilang sangat cukup untuk seorang Amira bersiap diri. Terbukti dengan mereka yang sudah sampai di sekolah 5 menit sebelum bel masuk berdering.
Kakak beradik itu berjalan beriringan. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Meneliti penampilan mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mereka tak merasa risih atau semacamnya, karena inilah suasana pagi yang selalu menjadi penentu suasana berikutnya bagi kegiatan mereka.
Mereka terus berjalan tak menghiraukan tatapan orang orang di koridor. Abyan tampak angkuh dengan pandangannya yang lurus kedepan tanpa seulas senyum. Berbeda dengan seorang gadis disampingnya. Ia terlihat menunduk dan kemudian tersenyum pahit.
Langkah keduanya terhenti di koridor kelas 11. Tepatnya di pintu kelas Amira.
Abyan berdiri menghadap adik kesayangannya itu
"Jadilah murid yang baik. Jangan lupa makan siangmu" dia tersenyum cerah seraya mengusap lembut kepala adiknya.
Amira hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah cerah. Kemudian Abyan pergi menuju kelasnya.
Amira kembali menunduk dan tersenyum hambar. Menarik napas dalam dan menghembuskannya kasar. Kemudian ia mendongak, menyiapkan dirinya untuk melangkah memasuki kelasnya, sebelum suara itu menghentikannya
"Evelyn!!"
Ya, hanya satu orang yang memanggilnya Evelyn, dan dia adalah Bayu.
Disisi lain Bayu tersenyum melihat Amira menghentikan langkahnya
'Permainan baru saja dimulai'
Hai! Masih ada yang bacakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides
Romance"Dua sisi dalam satu pribadi, tapi satu hati dalam ikrar. Aku percaya pada waktu.." Tentang sebuah jalan menuju satu cinta yang bisa dianggap abadi. Mereka menjauh dan menyesal karena fikiran mereka sendiri. Namun, mereka tak pernah ada yang tahu te...