"Ras, jangan lupa pulang sekolah" Ujar Dino.
Terlihat dari raut wajah Laras yang tampak khawatir dan seolah tidak mendengar ucapan Dino. Dikelas yang biasanya Dino membuat kekonyolan serta keributan dikelas, anehnya Dino tampak seperti anak yang baik seketika, Dino dengan baik mengikuti pelajaran dan berhasil menjawab beberapa soal Matematika sendiri.
"Dino. Tumben banget lo rajin" ujar Dafa.
"Iyalah. Emangnya lo" sahut Dino.
"Lo lagi puasa ya?" Tanya Airin.
"Ga" jawab Dino.Laras tampak memandang Dino yang tibe tiba menjadi anak rajin, Tania yang sedang mengerjakan tugas Matematikanya ia meminta bantuan Dino, namun Dino terlihat menghindar dari Tania.
Dikantin, seperti biasa Airin, Tanja dan Laras makan dikantin, dan mereka mulai membicarakan hal-hal yang tidak penting.
"Eh. Sejak pulang dari camping kemaren, kok Dino agak beda gitu ya. Jadi rajin" ujar Tania.
"Gatau. Dapet pencerahan kali" balas Airin.
"Atau ga, dia lagi suka ama cewek dikelas kita kali. Makanya dia kaya cari muka gitu" ujar Laras.
"Siapa ya ceweknya" Airin melirik ke Tania.
"Apansi Rin. Jangan bikin gue down. Gue takut dia suka ama cewe lain. Gue udah suka ama dia dari awal banget masuk SMA" ujar Tania.
"Ras. Lo kan deket ama Dino. Coba lo tanya-tanya. Siapa tau dia jujur ama lo" lanjut Tania.
"Nanti deh" jawab Laras.
"Tapi kayanya. Lo lagi ga akur ama Dino" ujar Airin yang terlihat bingung.
"Engga. Biasa aja tuh" jawab Laras singkat.
"Ke kelas yuk" ajak Laras.Mereka bertiga pergi menuju kelas, Ken dan teman-temannya yang baru keluar dari kelasnya berpapasan dengan Airin yang hendak pergi ke Kelas.
"Ehhh" Ken tersenyum melihat Airin.
Airin hanya membalas dengan senyuman."Ken tumben nyapa cewek" sahut Oji.
"Nyapa doang" jawab Ken.Ken dan teman-temannya terus berjalan. Tania bingung melihat Ken menyapa Airin. Sesampainya dikelas, Tania bertanya.
"Rin! Lo kenapa jadi akrab gitu sih ama dia" Tania tampak heran.
"Ga akrab. Biasa aja" jawab Airin.
"Alah. Biasa aja nanti juga suka" Dino menyaut pembicaraan mereka.
"Aduh. Lo kenapa sih ikut-ikutan aja" sahut Laras.
Dino langsung diam ketika Laras sedikit membentaknya.Pak Wijaya memasuki kelas XII IPA 3, dan membagikan selembaran kertas yang berisi soal latihan Ujian Nasional.
"UN masih lama. Tapi gakerasa. 5 bulan lagi" ujar Tania.
"Makanya gue jadi anak rajin sekarang" balas Dino.
"Yah bentar lagi kita lulus" ujar Airin.
"Kok 'yah' sih? Yaudah buat lo, gausah lulus" sahut Dafa.
"Kita bakal pisah" Airin merangkul kedua temannya.
"Kalo bisa sih. Kita usahain buat dapet kampus yang sama" balas Tania.
"Iya sih. Tapi gue takut kita pisah dan gaketemu lagi" ujar Airin.
"Yaelah. Kaya orang mau ngilang aja" sahut Laras.
"Tapi gue bakal kangen ama lo berdua kalo ampe pisah" lanjut Laras.Pulang sekolah, yang biasanya Laras menunggu kedua temannya, hari ini ia tampak terburu-buru.
"Gausah buru-buru kali" ujar Dino.
"Gue duluan ya Rin, Tan" Laras mengabaikan ucapan Dino.
"Ras, ngapain sih buru-buru bareng aja ke gerbangnya" Tania mencegah Laras untuk pergi.Laras mengabaikan Tania, ia berlari kedepan gerbang sekolah dan berjalan agak jauh dari sekolah, langkah kaki Laras begitu cepat walaupun saat berjalan, Dino mengikuti Laras dari belakang namun Laras tidak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Teen FictionWhen you waiting for the perfect time. But when the perfect time comes, you lost everything, lost your love, lost half of your life, loss your memory, you get insecure, confused. You get no chance. Untill you find your "destiny".