Airin tiba di Gedung Olahraga bersama teman-temannya. Ken yang tengah bersiap untuk pertandingan, ia menghampiri Airin.
"Airin" Ken memanggil Airin, Airin menengok kearah Ken.
"Makasih udah dateng" lanjutnya.
"Iya" Jawab Airin.Airin yang kini berhadapan dengan Ken, Lagi lagi Airin berdebar. Ken kembali ke turun ke lapangan dan bersiap untuk pertandingan.
"Rin, lo tau Arkan ikut pertandingan juga?" Ujar Laras.
"Gatau sih. Tapi gue yakin dia ikut Futsal Cup ini" jawab Airin.
"Lo tau sekolah kita lawan sekolah apa?" Ujar Laras.
"Gatau" jawab Airin.
"SMA Pancasila" ujar Laras.
"Hah? Yang bener? Berarti. Tanding sama Arkan juga?" Airin terkejut.
"Iyalah" balas Laras.Airin merasa terkejut, namun ia sebenarnya senang karena bisa melihat Arkan dipertandingan ini. Pertandingan akan dimulai dalam waktu 5 menit lagi. Para pemain memasuki lapangan. Tidak lama kemudian pertandingan dimulai.
Para suporter dari SMA Merah Putih memberi suport kepada teman-teman mereka yang sedang bertanding, begitu juga dengan SMA Pancasila. Airin menyimak pertandingan tersebut, Sesekali ia memberi semangat kepada teman-temannya. Disamping itu, pandangan Airin terus teralihkan kepada Arkan, namun Arkan tidak menyadari Airin yang sedang memandangnya.Ken tampak bersemangat dalam pertandingan, namun semangatnya tidak seperti biasanya, Ken tampak berbeda. Ken berhasil mencetak 3 goal dalam waktu singkat, sepertinya kehadiran Airin untuknya memberi semangat yang lebih terhadap Ken.
Pertandingan selesai, pertandingan dimenangkan oleh team futsal SMA Merah Putih dalam score 5-4 melawan SMA Pancasila. Setelah beberapa menit pertandingan berakhir. Airin pergi mencari Arkan sambil membawa sebotol minuman untuk Arkan. Airin mencari Arkan disekitar lapangan Futsal, tetapi Arkan tidak ada disana. Airin memutuskan untuk mencari keluar gedung olahraga. Airin melihat sekeliling gedung olahraga, Airin terus berjalan mencari Arkan. Setelah itu Airin melihat Arkan, namun Airin melirik seorang gadis yang sedang bersama Arkan mereka terlihat sedang tertawa, gadis itu adalah Nadya. Nadya yang sedang menghibur Arkan, karena teamnya yang telah dikalahkan oleh team lawannya.
Airin terkejut melihatnya, Airin merasa sedih, Ketika Arkan mengalihkan pandangannya menuju jarum jam 12, Arkan tepat memandang Airin, namun Arkan berpura-pura tidak mengenal Airin. Airin memutuskan untuk kembali menemui teman-temannya.
Ketika Airin berbalik badan, Ken kini tepat dihadapan Airin.
"Em. Ken. Selamat ya!! Lo mainnya jago ini buat lo" Airin mengucapkan selamat kepada Ken sambil memberi sebotol minuman yang tadinya akan diberi kepada Arkan.
"Makasih Rin" jawab Ken.
"Kita kedalem dulu yuk bentar. Foto bareng-bareng sama" Ken mengajak Airin.Mereka bergegas kembali ke gedung olahraga. Arkan terus menatap mereka berdua dari kejauhan dengan tatapan yang menandakan bahwa Arkan tidak menyukainya.
Setelah disekitar gedung olah raga itu sepi, Arkan mencuri kesempatan. Arkan menarik tangan Airin dan menuntunnya kesisi lapangan.
"Arkan! Lo apa apaansih!" Airin berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Arkan.
"Maafin gue soal tadi" ujar Arkan.
"Soal apa ya?" Airin berlagak tidak mengetahui apa-apa.
"Maaf gue harus cuek ama lo didepan Nadya" ujar Arkan.
"Kenapa harus minta maaf? Gue bukan siapa siapa lo" ujar Airin.
"Airin"
"Apa? Gue mau pergi" Airin berusaha pergi.Arkan menarik kembali tangan Airin lalu berusaha memeluk Airin. Namun Airin mendorong Arkan kuat-kuat dengan kedua tangannya.
"Arkan!"
"Jangan pernah berani peluk gue kaya tadi!" Airin membentak Arkan.
"Kenapa? Lo sayang ama gue kan?kenapa gue gaboleh peluk lo? Gue sayang ama lo" jawab Arkan.
"Arkan!! We're just friend!" Bentak Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Novela JuvenilWhen you waiting for the perfect time. But when the perfect time comes, you lost everything, lost your love, lost half of your life, loss your memory, you get insecure, confused. You get no chance. Untill you find your "destiny".