one

159 5 2
                                    

"jagiya kau tau aku tidak peduli dengan appaku atau ommaku aku mencintaimu apa adanya"





"jiyong aku sangat bersyukur memilikimu" wanita itu berkata lemah





"hei hei hei ada apa dengan wajah sedih itu, taeyon ah kita berdua saling memiliki itu sudah cukup kau tau kan aku sangat mencintaimu" pria itu memeluk dan mencium keningnya









tiba tiba semua gelap












dor dor dor dor











jiyong terbangun dari tempat tidurnya wajahnya sangat ketakutan sedih
"ya tuhan"
"taeyon" .....maavkan aku" dia berteriak penuh dengan kesakitan






tiba tiba jiyong merasakan seseorang memeluknya

"ssstttt oppa itu hanya mimpi"




jiyong berusaha melepaskan pelukan wanita itu

"juppal apa yang kau lakukan,lepaskan aku"



dia berkata dengan serius hingga membuat wanita itu merinding ketakutan







"jiyong aku hanya....."





"pergi juppal keluar"







dengan setengah telanjang wanita itu memunguti pakaian nya dilantai dengan enggan dia berjalan keluar


"baiklah jiyong"
























Myeongdong

"how much"
"oh arraso wait"

pria itu merogok sakunya mebuka tasnya mencari dompetnya

"astaga ajhuma maav saya tidak jadi membeli ini"

pria itu tergesa gesa berlari menuju pos polisi terdekat hingga dia tidak melihat wanita di depanya

"aduhhhh" wanita itu mengusap tangannya

pria itu mengangkat tangangya
"mianhe mianhe"

"holly sh*t"

pria itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya
di depan pos polisi banyak sekali orangorang berdemo.
ternyata bukan hanya dia saja yang kehilangan dompetnya





































jauh dari Myeongdong










di tempat sepi seorang wanita cantik duduk berjongkok mengeluarkan sesuatu dalam tasnya





"yeah aku memang hebat... kekekekek"



dia tertawa dengan pelan sambil mengeluarkan perhiasan dari dalam tasnya dan menghitung uang dari dalam dompet dompet yang ada di tangannya




"wophhh ini sangat banyak aku akan bersenang senang dengan suamiku"











"aku akan membuang dompetdompet ini"

tiba tiba dia berlari mengambil kembali kantong plastik yang berisi dompet dompet itu.

"dasar bodoh !!! dompet ini kalo aku jual di pasar gelap pasti laku keras ini kan dompet dompet mahal"









dengan tersenyum dia pergi membawa kantong plastik itu.

kemudian dia berhenti lagi. wanita itu sedang berfikir sangat keras

"tidak tidak sebaiknya aku membuangnya atau aku bakar saja untuk menghilangkan jejak"






















seoul police



"pos polisi dekat Myeongdong sangat ramai sekali pak"

petugas kepolisian itu melaporkan kepada atasanya

"kau tidak usah mengatakanya aku tau apa yang sedang terjadi" polisi mudah berparas tampan itu berkata





"siapa sebenarnya pencuri itu, aku heran kenapa bahkan cctv tidak bisa merekamya"

"aku akan menyelidiki kasus ini sendiri pak jung"

"tapi pak ini hanya kasus kecil hanya pencurian  yang dilakukan anakanak nakal bukankah anda sedang menangani kasus yang lebih penting dari ini"



polisi mudah itu menjawab dengan senyum indahnya "apa kkau meremehkanku pak jung"

"aku bisa menangani kasus itu, aku akan mengatakanya kepada appa aku akan mengambil tugas sampingan mengejar pencuri itu"















duduk dilam kantor orang tua berpangkat tinggi

"pak aku ingin meminta ijinmu untuk mengambil tugas menyelidik siapa pencuri yang akhirakhir ini sering menggangu kenyamanan wilayah kita pak"

"jaejong appa yang apa katakan jika kita hanya berdua kau bisa memanggilku appa" orang tua di meja itu berkata



"ndeh appa "




"baiklah kau akan ku ijinkan untuk menemukan pencuri itu dan akhirnya kau bisa meninggalkan penyelidikan tentang pembunuhan adikmu jaejong"






tibatiba muka jaejong menjadi tegang
"tidak appa aku tetap ingin menyelidiki kasus pembunuhannya dan aku berfikir mungkin dengan memburu pencuri itu aku bisa bertemu dengan orang yang membunuhnya appa" dia menjawab dengan tegas







"baiklah nak jika itu yang menurutmu baik untukmu" orang tua itu menjawab dengan rasa kuatir
"jaejong aku harap kau sudah bisa melepaskan kepergianya"








"tidak akan pernah appa"



















cerita fiksi kedua dari aku.
enjoy jangan lupa komentar dan kasih bintang ^.^

under the stars of luckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang