ALOISE POV
“Iya aku bangun ! puas ? ” aku menyerah menghadapi kak Alano yang sudah menggodaku supaya cepat bangun sejak tadi. Dia tersenyum penuh kemenangan.
Arrrrrrrrrrrrrrrrghhh. Bisa gila lama-lama kalo dia di rumah. Padahal baru beberapa hari dia pulang dari Amerika, udah bikin aku frustasi gini. Enak sih kalau dia pulang rumah jadi rame, tapi kalo pulang-pulang cuman buat ngerecokin waktu tidurku. Huh, mending nggak usah pulang.
“Sanaan keluar, aku mau mandi !” kataku sambil mendorong kak Alano supaya keluar kamar.
“Nggak akan, sampai lo mandi. Palingan juga habis gini tidur lagi !” jawab kak Alano sambil tetep kukuh duduk di kasurku.
“Iya ini aku mandi ! Dasar nyebelin !” sahutku sebel sambil berjalan ke kamar mandi. Aku bisa denger kak Alano ketawa di belakangku.
Setelah selesai mandi aku langsung turun ke bawah dan berjalan ke ruang makan. Sepertinya kak Alano sudah di sana, karena pas aku keluar kamar mandi, dia sudah menghilang. Lebih bersyukur lagi kalau dia menghilang lagi ke Amrik.
Ternyata benar, kak Alano sudah ada di meja makan bersama laki-laki terpenting dalam hidupku. Alejandro Muller, siapa lagi kalau bukan ayahku. Yah ayah memang selalu menyempatkan untuk masak sarapan dan makan malam di tengah kesibukannya semenjak bunda meninggal 7 tahun yang lalu karena sakit.
Aku tersenyum bangga melihat sosok bule yang sangat ku kagumi ini. Ayah begitu setia sampai tidak mau menikah lagi. Oh Ayah I love you so much
“Sit here sweetheart!” perintah ayah sambil menarik kursi makanku tepat di sebelah kiri ayah. Aku mengangguk nurut kemudian duduk di kursiku.
Kulihat ada beberapa jenis makanan yang sudah siap di tempat masing-masing. Tortilla de Patatas di depan ayah, Spaghetti di depan kak Alan, dan Koloke di depanku. Hmmmmm… baunya saja sudah menggoda. Langsung saja ku santap begitu selesai berdoa.
“Sweetheart !”
“Yes Yah ?” aku menatap ayahku dengan mulut penuh makanan.
“I need tell you something !” kata ayah serius. Aku menyatukan alis sambil melirik kak Alan meminta penjelasan. Tapi dia hanya mengangkat bahunya sambil senyum-senyum menyebalka. Mulutku ku manyunkan ke arahnya, seperti yang ku lakukan ke orang yang memnyebalkanku.
“What’s that ?” tanyaku sambil mengelap mulutku dengan tissue.
“Do you remember om Zoe and tante Manda sweatheart?
“Ya inget dong yah, ya meskipun jarang ketemu !”
Btw siapa sih yang nggak inget sahabat kental ayah dan bunda yang itu. Katanya sih om Zoe sahabat ayah dan tante Amanda sahabat bunda yang ketemu di acara pernikahan ayah sama bunda trus saling suka. Ah klise banget sih. Lagian siapa yang nggak kenal ZOE COLTON ADAMS pemilik C.A corporation yang sukses di dunia internasional. Entah berapa hotel, apartement, dan tempat hiburan di dunia ini yang ada dalam naungannya. Apalagi C.A memiliki merek dagang untuk beberapa furniture. Senangnya jadi anak konglomerat itu.
Eits bukan berarti ayahku nggak punya apa-apa ya. Ayah adalah seorang pemilik perusahaan A. Muller Advertaising yang terkenal, ya meskipun nggak se kaya om Zoe. Oh ya, tante Amanda Adams, sahabat bunda yang cantiknya dan baiknya kayak bidadari. Sampe sempet mikir kalau dia itu keturunannya Dewi Nawang Wulan noh istrinya si Jaka Tarub. Heheheh .V..
Aku melihat ayahku tersenyum sebelum memulai lagi untuk bicara. Sementara itu kak Alano membuatku sedikit bingung melihat tingkahnya yang tenang saat ini. “Kamu inget kan kalau kakek sama papanya tante Manda buat janji mau jodohin anak mereka ?”