3

96 5 0
                                    

gue benci sama Lo,gue muak sama semua ini apa sih yang salah sama Lo kenapa Lo gak pergi aja dari hidup gue Lo bahkan gak berguna di hidup gue Lo tau Lo itu cuma benalu bagi gue"ucap ku sambil meneteskan air mata ku aku tak menyangka Didit akan Setega itu untuk memukuli Lian sampai masuk ICU

"Kamu kenapa sih Li dia gak baik sama kamu dia hanya akan merusak kamu Li"sambungnya yang masih menyatakan kebenaran tentang Lian

"Lo gila jangan pernah gangu gue lagi gue muak dengan semua ini,ngpain Lo harus ngurusin hidup gue ha Lo itu bukan siapa siapa gue, jadi berhenti buat gue muak dengan semua ini"gue masih tetap sesikukuh untuk tidak percaya perkataan Didit

"Lia dia itu bukan orang yang baik buat kamu, dia cuma akan ngerusak kamu"sambungnya lagi

"Terserah apa kata Lo,lo selalu bilang bahwa dia itu gak baik buat gue dia itu cuman mau buat gue rusak,gue capek dengar itu semua lo sebagai temannya bahkan gak pernah bicara yang positif tentang dia di depan gue, mau Lo apa sih ngerusak hubungan gue, Lo bahkan sampai buat dia masuk ICU,gila ya Lo "gue masih terus marah sama Didit karena perlakuan dia terhadap lian

"Lia itu semua aku...."gue memotong ucapan Didit

"Lebih baik Lo pergi sekarang dari sini kalau perlu Lo pergi dari hidup gue"ucap ku uang masih menangis sambil sesekali ke sekat air mata ku

Aku tak menyangka itu adalah hari dimana untuk terakhir kalinya Didit bersama ku,untuk terakhir kalinya Didit menasehatiku,untuk terakhir kalinya aku merasakan cinta

Hari itu tepat dimana Didit kehilangan nyawanya karena diriku aku tak diperbolehkan keluarganya untuk melihat jasad didjt barang sekali bahkan aku tak di perbolehkan melihat Didit di baringkan di tempat peristirahatan terakhirnya

Sakit hati kekita aku mengatakan bahwa aku menginginkan dia untuk pergi dari hidup ku,aku tau didit selalu mengabulkan semua perkataan ku tapi aku tak mau dia mengabulkan sesuatu yang membuat ku menjadi tak tenang

Kau biasanya hanya mengabulkan hal yang membuat ku bahagia tapi semua ini tak membuat ku bahagia,kamu bilang kamu tak akan pernah ninggalin aku tapi kenapa kenapa kamu ngabulin permintaan ku dan pergi aku muak kenapa kamu selalu saja menyakiti bahkan menghilangkan nyawamu untuk ku

Aku muak sunguh aku benci kenapa harus ini yang terjadi,bagiku kau sesuatu yang berharga sesuatu yang sangat sangat berharga untukku kau bukan benalu ku mohon kembali,kembali dit,kembali kali ini saja untuk ku,bukan kah kamu ingin aku bahagia,maka dari itu kembali lah di sini bersama aku dan rian dit kembali untuk kali ini saja ku mohon dit kembali.

***

"Lia,lia Lo gak apa apa"suara samar samar tapi masih terdengar

"Lia,lia"panggilnya lagi

"Lia"sambungnya lagi

"Hah,hah,hah,"aku langsung membuka mata ku ingatan itu terulang lagi ingatan di mana aku membunuh Didit

"Lo gak apa apa"tanya seseorang itu mendengar suaranya reflek gue langsung memeluknya

Suara ini sunguh suara yang sangat aku ingin kan suara yang selalu membuat aku berharap pada dunia untuk berhenti berputar,suara yang membuat aku selalu berharap agar aku bisa mengulang lagi masa lalu ku,suara yang selalu membuatku untuk berharap agar waktu segera berhenti pada waktu itu

"Lo ga apa apa"tanya nya lagi sambil mengelus punggung gue

"Gue takut,gue takut,gue takut"ucapku yang berhasil membuatnya untuk berdiam sejenak dan membiarkan ku untuk tetap terkurung dalam pelukan hangatnya

Pelukan hangat yang selalu ke rindukan,pelukan yang selalu membuat ku lupa dengan keadaan sekitar ku,pelukan yang bisa membuat hati ku menjadi hangat,pelukan yang hanya dimiliki...

"Tunggu"ucapku sambil mendongakkan kepala ku ke atas dan melihat Ringo

"Astaga,lo ngapain di sini,gue di mana,lo ngapain gue"ucap ku yang kaget dan langsung menyilangkan tangan ke tubuhku

"Tenang,gue nunguin Lo dari tadi karena Lo pingsan ,lo di UKS terus,gue gak ngapa ngapain Lo"ucapnya datar

"Ha?"gue bingung sama yang di jelasin sama dia

"Kok gue bisa sampai ke UKS ngapin gue di sini"sambung ku lagi

"Lo tadi pingsan saat gue nyuruh lo lompat"sambungnya masih dengan muka datarnya

"Ha?gue lompat gak mungkin gila,mustahil,imposible"ucap gue masih gak percaya

"Udah mustahil,gak mungkin,imposible lagi otak Lo geser ya itu semua artinya sama"sambungnya

"Emang gue beneran lompat"tanya gue

"Gak tadi Lo berenang"ucapnya,ngelawak ni anak suer lawakan nya garing banget

"Apasih ngelawak Lo gak lucu tau"sambung ku gila tu cowok kayaknya

"Lo dari dulu sampai sekarang masih gak berubah aja ya"sambungnya lagi

"Ha?,dulu sekarang maksud Lo apa"tanya gue penasaran

"Gak ada maksud gue Lo dari pertama gue pindah ke sini sampai sekarang masih aja kasar"sambungnya mukanya kembali datar setelah beberapa menit serius banget

"Kenapa gak suka sama sikap kasar gue pindah sekolah lagi aja lo"sambung gue kesal

"Gak gue gak akan pindah,lo tau gak karena sikap kasar Lo itu gue jadi makin suka sama Lo"sambungnya dengan sedikit senyum yang menurut gue menakutkan

"Hampir gue lupa Lo kenapa taruh tas gue di pohon itu,kan Lo tau gue dari dulu takut ketingian,Lo mau buat gue mati"ucap gue yang masih kesal sama tu anak

"Gak ada gue cuma iseng dan juga gue gak tau kalau Lo takut ketinggian"Ringo bingung sama kata kata gue

Gue sunguh terbiasa sama Ringo yang sangat mirip dengan sosok Didit,kata katanya,cara bicaranya,cara berjalannya semua sunguh membuat gue mulai terbiasa dengan kehadiran Ringo yang sangat mirip dengan sosok cinta pertama yang selalu gue rindukan tiap waktu

Gue ngerasa saat gue di dekat ringo rasanya gue seperti bersama dengan Didit,saat kerinduan yang merasuk ke dalam hati gue terobati begitu aja dengan adanya sosok Ringo yang sangat bukan bahkan sangat mirip dengan Didit hanya karakternya saja yang sedikit berbeda Didit yang bijaksana berbeda dengan ringo yang sedikit iseng

"Lia,lia"Ringo memangil gue yang masih termenung dengan pikiran gue tentang Didit

"Ha?"gue masih bingung dengan semua yang gue rasakan ini sunguh sesuatu yang membuat gue gak tahm sama semua hal ini

"Lo kenapa dari tadi mirikin apa....oh my Lo"Ringo nunjuk gue sambil melakukan hal yang gue lakukan tadi waktu melihat dia pertama kali

"Lo gila ngapin gue mikirin itu"ngpain coba gue mikirin itu gak baget otak gue gak semesum itu kali

"Lo aja tau yang gue maksud berarti Lo mirikin itu kan"dia masih bersikukuh dengan pikiran dia

"Gila ya lo,udah lah gue mau masuk ke kelas"mening gue pergi aja deh daripada dia lebih jauh lagi bilang gue mikir yang engak engak

Diary Bad Grils Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang