Chapter 6 : Quiz Berhadiah

70 15 1
                                    

Sampai di rumah aku tiba-tiba saja badan ku terasa lelah entah apa kegiatan yang ku perbuat. Tapi beneran aku capek banget ,Jadi aku saat sampai di rumah aku pergi ke kamar ku dan tidur sebentar.

***

Aku membuka mata ku karena mendengar suara panggilan dari luar kamarku, saat ku lihat jam, sudah jam 8. 00 malam. Ternyata aku tidur cukup lama, karena kejadian tadi  membuatku lelah. Aku menegakan tubuhku lalu pergi keluar kamarku dan menuju suara panggilan itu.

"ada apa key?" tanya Bella.

"ibu suruh kakak makan,"

"iya nih baru mau makan, terus sekarang ibu mana?"

"Ibu kemana tadi Bi. kesya lupa,"

"Ibu pergi ke rumah sebelah nak," jawab Bi Nun.

"ngapain?" tanya Bella lagi.

"bilangnya ada yang sakit,"

"ohhh,"

"kak ajarin aku pelajaran ini dong," kata Kesya sambil mendekati Bella yang lagi makan.

"yaudah nanti ke kamar kakak,"

"ihh kok nanti. kenapa gak sekarang kak,"

"kan kakak lagi makan,"

"oh iya hehehe,"

Selesai makan aku kembali ke kamar ku, dan aku melihat adik ku yang sedang menulis-nulis di meja belajar ku. Aku tersenyum saat melihatnya. adik ku kelihatan mengemaskan jika lagi serius. Aku mendatangi adik ku dan aku masih tersenyum.

"ih kak kok lama banget, hampir keysa tidur disini,"

"hehehe iya maaf,"

"ayo kak ajarin,"

"yang key gak ngerti yang mana?" tanya Bella sambil melihat buku keysa.

"yang ini kak," jawab keysa sambil menunjuk.

Aku mengajari keysa sampai dia mengerti, untungnya dia cepat mengerti jadi kami selesai sekitar 30 menit. Tak lama kusadari ternyata Ibu sedang memperhatikan kami dari depan pintu kamarku yang terbuka.

"Ibu kapan pulang," Tanya Bella.

"Ibu barusan aja pulang. terus tanya bi nun bilangnya kamu ngajarin Kesya belajar di kamarnya Bella, jadi Ibu kesini mau lihat aja," Kata Ibu sambil berjalan masuk ke kamar Bella lalu duduk di kasur Bella.
Keysa berdiri dari kursinya lalu duduk bersama Ibu.

"Bu, kak Bella tadi ajarin aku Matematika,"

"sekarang Kesya udah ngerti?"

"udah kok Bu,"

Aku pun ikut berdiri dari kursi ku lalu duduk bersama Ibu dan Kesya. Waktu aku duduk Ibu memeluk kami lalu mencium kami dan berkata.

"Ibu senang lihat Bella maupun Kesya kalau lagi tersenyum,"

"iya bu. Bella juga senang kalau Ibu tersenyum,"

"kesya juga bu,"

"hehehe, yaudah ayo key kita keluar. Ibu liat tadi Bella nguap di pelukan Ibu,"

"hehehe," Jawab Bella.

"oke bu,"

"Mimpi indah ya nak,"

"iya bu makasih,"

Ibu dan kesya pun keluar dari kamar ku, lalu aku membaringkan badanku dan melihat langit-langit kamarku.  Ibu adalah yang terbaik kata-kata itu sekarang yang ada di hati ku.

***

Pagi itu hari yang cerah membuatku tertarik akan keluar rumahku, Ibu ku telah Berangkat kerja biarpun hari ini hari minggu. Dan juga, kemarin malam adalah moment berharga bagiku. Aku sekarang ada dirumah bersama adik ku dan Bi nun.

"Kak hari ini mau kemana,"

"gak tau paling kakak di rumah aja," kata Bella sambil mengganti channel TV yang ada di ruang tamu.

"ohh. kak aku mau pergi,"

"mau kemana?"

"main kerumah Silvi,".

"oh yaudah,"

"oke,"

Kesya berlari kecil keluar rumahnya dan pergi kerumah Silvi yang rumahnya satu komplek dengan rumah ku. Hari ini aku mau ngapainnya? Tanyaku dalam hati. Tiba-tiba saja aku dapat telpon dari Reihan tapi gak ku angkat aku terus melanjutkan tontonanku, Saat aku mengganti channel TV, Bi nun menghampiri aku.

"ada apa Bi?"

"itu nak ada telpon,"

"telpon dari siapa?"

"bilangnya dari quiz berhadiah,"

Mendengarny membuat aku sedikit tertawa,  aku berdiri dari sofa lalu mengambil alih telpon rumah yang dekat dengan tangga.

"halo?"
"halo,"
"apakah ini benar saudari Bella Andrea?"
"iya itu saya"
"hai ini Reihan,". Aku lansung sedikit kaku mendengarnya karena telpon darinya tidak ku angkat,

"Reihan? Ohh hai,"
"kamu ada perlu apa telpon aku," tanya ku kaku.
"aku hanya memastikan apakah kiriman itu udah sampai,"
"kiriman apa?"
"berarti belum,"
"kamu kirim apa?"
"kamu akan tau,"
"heh,"
"kalau gitu aku tutup dulu ya,"
"ah i—ya"

Ahh aku lupa menanyakan bagaimana dia tau telpon, dan rumahku. Dia laki-laki yang aneh dan juga dia bilang ada kiriman, aku sih gak percaya.

Aku pergi duduk ke sofa lalu membuka majalah terkini. Bi nun menghampiri ku lagi lalu berkata "nak ada kiriman,".
Ternyata benar ada kiriman, aku berdiri dari sofa lalu pergi ke luar rumah. Dan ku lihat sebuah kotak agak besar dan yang isinya masih misteri. Aku membawa kotak itu ke kamar ku Dan ku buka isinya adalah sebuah pulpen dan pensil.
Aku tertawa sejenak melihat ke anehannya mengirim sebuah pensil dan pulpen. Suara telpon rumahku berbunyi, aku dengan segap keluar kamarku lalu menjawab telpon itu.

"halo?"
"halo"
"kirimannya udah sampai?"
"udah"
"kamu udah buka,"
"iya,"
"apa isinya,"
"pensil dan pulpen," jawab Bella sedikit tertawa.
"kamu kelihatannya senang dengan kirimanku,"
"hehehe,"
"aku senang kamu tertawa,"
"hehehe"
"sebaiknya kamu jangan tertawa sembarangan,"
"kenapa?,"
"kalo ada yang dengar nanti jatuh hati, dan aku sekarang mendengarnya,"
"hehehe,"
"aku tutup dulu telponya ya,"
"iya,"

Aku tersenyum senang dengan percakapan tadi, Reihan kau sungguh laki-laki yang aneh tapi kurasa aku bisa mengenalmu lebih dekat dan mengetahui dirimu. Bi nun yang tak sengaja lewat melihat Bella yang senyum-senyum sendiri.
"nak kok senyum-senyum sendiri?"
"hehehe,"
"kok ketawa,"
"abis menang quiz berhadiah bi,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang