Chapter 5 : Spesial Day

62 14 2
                                    

Hari ini adalah hari senin hari yang paling di benci para murid,
tapi diriku tidak karena Hari ini adalah ulang tahunku, aku saja hampir lupa dengan ulang tahunku untung Ibu mengingatkanku. Kalau tidak hari spesial ini akan terlupakan.

Pagi ini aku bangun agak cepat seperti biasanya, sampai-sampai Ibu tersenyum dengan gerak-gerik ku yang aneh. Akhirnya Ibu yang tadi melihatku dari kamarnya datang menghampiriku.

"kamu kenapa nak,"
"enggak bu, bella cuman heran kok bisa Bella lupa kalo hari ini ulang tahun Bella"
"loh bukanya kamu bilang karena banyak belajar,"
"hehehe, tapi sepertinya bukan itu Bu,"
"lah jadi?"
"mikirin cowok tuh Bu," kata Kesya yang tiba-tiba muncul.
"iya mungkin Bella lagi mikirin cowok," Balas Ibu.
"Sembarangan,"
"Hehehe,"
"yaudah Bu Bella berangkat dulu,"
"loh nak gak makan?"
"Udah kok Bu, yaudah Bella berangkat ya," aku berpamitan dengan Ibu lalu pergi Berangkat kesekolah.

Saat disekolah, aku bertemu dengan Feri dan Kevin di pintu gerbang sekolah dan kami berjalan barengan.

"ohh iya Bel,"
"kenapa,"
"selamat ulang tahunya," kata feri sambil memberi kerangka bunga mawar yang dia ambil dari tasnya
"makasih," kataku sambil menerima hadiahnya.
"nanti makan bareng gua ya," katanya lagi.
"ku usahakan fer,"
"oke,"

Sampai aku di kelas, teman-teman kelasku bernyanyi lagu selamat ulang tahun dan di akhir lagu,  Lisa dan Dinda membawakan kue ulang tahun buatku, dan fitri sedang memfoto. Sekarang mereka menyanyikan lagu tiup lilin. Aku sangat terharu dengan ini rasanya aku pingin nangis tapi kutahan. Dalam hitungan 3 aku meniup lilin itu dan Lisa lansung memeluk ku lalu berkata.

"selamat ulang tahun ya sayang," kata Lisa.
"selamat ulang tahun Belllaaa," kata Dinda dan Fitri.
"makasih ya teman-teman kalian yang terbaik,"
"iya," jawab Lisa.
"eh Fit foto kami dong gimana sih," kata Dinda yang sudah bersiap-siap untuk di foto.
"eh eh aku juga ikut dong masa aku gak ikut," Balas Fitri.
"terus yang foto siapa,"
"bentar," Fitri menarik Kevin lalu memintanya untuk memfoto kami untungnya dia mau tapi dengan paksaan. Fitri memberikan kameranya lalu kami berfoto.

"aku hitung 1 sampai 3 ya,"
"awas lo fotonya jelek,"
"iya mbak,"
"1,"
"eh bentar, rambut gue berantakan," kata Dinda sambil merapikan rambutnya.
"iya,"
"udah,"
"oke, aku hitung ya, 1"
"eitsss. bentar-bentar,"
"Kenapa?"
"kaca mata gue mereng" kata Fitri.
"udah," katanya lagi.
"yaudah, aku hitung ya, 1"
"eitsss, wait," kata Dinda.
"kenapa lagi sih, foto aja kok ribet betul,"
"hehehe, mancing aja"
"aku hitung, 1 2 3,"

Habis foto kevin memberikan kamera itu kepada Fitri, lalu aku, Dinda dan Lisa melihat foto tadi. Selesai melihat Dinda berterima kasih kepada Kevin karena sudah mau jadi photographer kami. Beberapa menit kemudian pak Mukmin masuk lalu memberikan kami tugas.

***

Jam istirahat pun selesai, aku berdiri dari bangku ku dan Feri berjalan menghampiri meja ku.

"ayo Bel makan di kantin aku yang teraktir,"
"beneran kamu yang teraktir,"
"iya"

Aku memutuskan makan bareng dengan Feri dan sampai di kantin aku mengambil tempat duduk. Bilangnya feri, aku duduk aja biar dia yang beli makanannya. Aku duduk lalu sempat berpikir, Dia tidak ada mungkin dia lupa kalau ini adalah ulang tahunku atau mungkin dia tidak tau kalau ini ulang tahunku kalau dia mencintaiku harusnya dia memberiku semacam Hadiah atau ucapan dan nyatanya dia tidak ada.

Terlintas sebuah ingatanku tentang kemarin, bilangnya kalau aku akan mencintainya hari ini. Buktinya tidak aku sama sekali tidak ada rasa, dan akhirnya tebakannya itu ternyata tidak benar itulah yang ada di pikiranku.

"maaf nunggu lama,"
"hah, gak papa kok,"
"hehehe,"
"kenapa?"
"gak papa," jawabnya sambil senyum.
"kalau gitu aku makan deluan ya,"
"ah iya,"

Sesudah aku makan dengan Feri, aku pergi ke kantor guru karena aku kurang mengerti dengan pelajaran yang tadi di jelaskan di Kelas. Beberapa menit aku di ruang guru akhirnya aku kembali ke kelas melanjutkan pelajaran selanjutnya.

***

Saat pelajaran berakhir aku hari ini tidak pergi ke perpustakan, jadi aku lansung pulang ke rumah.

ReihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang