Hi 👋 ketemu lagi, gue bawa ff baru, bahasa obrolannya agak beda dengan ff gue lainnya. Sedikit garing dan receh. Gue ngirim seorang Yoong, Yul, Dan Taeyeon menjadi pemuda lokal aja sih. Masih genben pastinya. Cerita ringan dan sebuah selingan ajah😊 gue banyak terinspirasi dari cerita teen fiction. Konfliknya ringan namun ngegemesin gitulah😂
Happy Reading guys😉👇📖
Pagi-pagi yang biasanya tubuh masih segar terpaksa di rayapi keringat panas. Hangatnya mentari di pagi hari memanglah tidak buruk. Bahkan terbilang bagus dan merupakan terapi kesehatan ringan. Akan tetapi berpengaruh buruk pada beberapa siswa yang pawangnya keributan di sekolah. Mau bagaimana? Gimana mereka gak tahan untuk mencak-mencak layaknya cacing kepanasan. Berharap dandanan Sok Cool mereka ingin tetap kokoh dan rapi, tapi musibah sepertinya menimpa style itu.
Pagi di hari Senin selesai upacara tiba-tiba saja di adakan rapat mendadak yang melibatkan semua guru di SMA Garuda. Puncak kekesalan dan gerutuan murid ialah, dengan lantang dan bijaksana para guru mengumumkan semua siswa-siswi di SMA Garuda terlibat untuk ikut bersih-bersih tak ada yang terkecuali.
Demi Squiward yang benci akan kehadiran Spongebob pada hidupnya, siapa yang bisa tahan melewati sesi panas-panasan berkelanjutan? Hangatnya dari awal berlangsung upacara dan kini berlanjut pada acara bersih-bersih semua lingkungan sekolah yang luasnya berhektar-hektar. Bikin bibir para kaum muda banyak berceloteh.
"Kalo gue tau bakal di kecewain kek gini, abang Yuldi nan mempesona ini males sekolah!"
Tatapan Yuldi Ivansyah Pradipta akan dedaunan hijau yang merambat menghiasi matanya buat sang Pradipta hampa. Wajah tampan yang berubah memelas menatap kedua temannya yang diam bagai batu bergerak. Benar mereka bergerak nyabutin akar rumput liar yang berani tumbuh pada pekarangan sekolah.
"Sabar Yul! Sukses nanti nih sekolah, bakal gue ganti semua rerumputan liar ini menjadi deretan ubin yang berkilauan" semangat Yoong kembali bertalu-talu. Cowok tampan yang satu itu memang di kenal dalam satu sekolah Garuda yang megah itu sebagai cowok periang. Walau di kata beban seberat apapun pasti di lewatinya dengan semangat. Siswi-siswi Garuda yang menyorot kagum akan ketampanan Yoong tak segan menjulukinya si Prince Charming. Wajah pasti dan meyakinkan itu menampilkan keringat yang tak lelah bermunculan.
Berbeda dengan Theo yang berinisiatif untuk diam. Tak berniat ingin berceletuk maupun berbagi saran dan saran pada dua sahabatnya. Motto seorang Theodoric Radja Adric adalah buktikan kesuksesan dengan bekerja bukan dengan bibir yang memaparkan. So.. Mungkin inilah tanda mengapa seorang Adric memilih bekerja tanpa embel-embel keluhan terlepas seletih apapun tugas itu ada ujungnya juga.
"Udah.. selesein aja, bentar lagi juga kelar" lerai Theo tenang sembari kedua tangan putih yang mulai bercorak warna coklat akibat tanah itu masih sibuk mencabuti rerumputan yang tingginya setapak.
Yuldi tak habis mencibir. Merasa di kenakan hukuman secara Double di hari awal sekolah. "Yo! Yoong! Yuk cabut, kantin" ajak Yuldi pada dua temannya.
Rangga Riyoongie Dirgantara mendongak. Lengan besar itu terulur menyeka bercak-bercak keringat yang lumer pada wajahnya. Wajah yang sama lelahnya itu menatap Yuldi yang terlihat memohon. Yoong tentu saja setuju. Pria ini juga sudah mencapai kapayahan yang klimaks. "Iya, yuk Theo. Haus juga gue nih"
Theo mengangguk setuju. Tangan yang separuhnya kotor di kibas-kibas cepat. Dia melakukan hal yang sama seperti yang Yuldi dan Yoongie lakukan. Menyeka keringat.
"Yuk!"
...
Lemari pendingin yang memuat berbagai jenis minuman bersoda maupun yang tidak bersoda berjejer rapi. Sejenak Yoong terpaku menatap berbagai pilihan. Sampai sebuah kaleng minuman bermerk Coca-Cola terpatri cantik di raih pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing The Girl
RandomCapek berlari, yah sekarang gantian ngejar. Orang pun akan capek lari terus kalo tau yg di kejar gak mau berhenti.