BAB 1 - Batas Mimpi

40 1 3
                                    

Sory for typo.

Happy reading❤

Enjoy




Tatapan lurus mengahadap langsung ke gemerlap sebuah pusat kota pada malam hari. Rambut gadis itu menari-nari tertiup angin malam. Meliuk bersama ujung gaun tidur nya.

Mata Hazel nya menatap gedung gedung pencakar langit dan lalu lalang lalu lintas yang netral di atas balkon kamar nya, di sebabkan rumah gadis itu menjadi pembatas antara kota dan sebuah perumahan elite.

Ruangan kamar nya gelap dan hanya di terangi oleh sebuah lampu meja dengan sentuhan warna biru pada dinding-dinding nya.

Gadis itu enggan beranjak dari posisi nya dirinya masih betah berdiam diri dengan hembusan angin malam yang menusuk kulit nya, Dia tidak peduli.

Mata nya menegadah ke atas dan langsung di suguhkan dengan langit malam yang indah dengan hiasan bintang kecil melengkapi. Gadis itu meringis saat sesuatu menarik rambut panjang nya.

Gadis itu berbalik.

"Kenapa sih lo ganggu gue terus!!" teriak nya pada seorang gadis dengan pakaian merah dan rambut lurus pendek  sebahu, gadis itu terkikik.

"Kalo gak bisa ngomong, jangan cekikikan! Gue takut, lo udah kayak hantu aja. Ralat emang lo udah jadi hantu!" ringis gadis itu meruntuki kebodohan nya, untuk siapa dia kesal? Gadis di hadapan nya, mana mungkin. Dirinya pasti di kata gila tengah berinteraksi dengan seorang hantu.

Gadis itu mendengus lalu beranjak dari balkon menuju ranjang nya.
Gadis itu menatap gadis yang masih berdiam diri di balkon kamar sesekali melambaikan tangan ke arah nya.

Gadis itu mendengus, setelah nya dirinya terlelep dalam sebuah kembang mimpi, tanpa menutup pintu balkon.

*****

"Woiii Kebo bangun!!!"

Teriakan itu menggema dan memenuhi telinga gadis yang masih terkungkung dalam sebuah selimut tebal.

"Heh putri tidur, bangun kagak lo! Gue tinggalin nih. Ck, buruan elah" laki laki yang sudah berpakaian seragam putih-abu itu menarik tangan adik nya.

"Enghhh..." lenguhan itu membuatnya membuka mata sebelah dengan mengerjap beberapa kali.

"Gue masih ngantuk." gumamnya, tangan gadis itu masih di seret paksa oleh sang Kakak.

"Jangan banyak alesan, sekolah woy sekolah! Sana mandi. Bau bener badan lo," laki laki itu mendorong punggung adik nya memaksa memasuki kamar mandi.

"Gue tunggu di bawah oke. Jangan pake lama!"teriak nya setelah itu menutup pintu kamar adik nya.

Laki laki itu menuruni tangga dan mendekati kedua orang tua nya di meja makan.

"Mana adik kamu Rev?" tanya Marissa bingung, seingat nya tadi dia berpesan pada anak sulung nya untuk membungkan Milkha.

"Mama kayak gak tau anak gadis nya aja." ucap Revan sambil mengunyah roti tawar nya.

Marissa terkekeh kecil. "Iya juga sih, Milkha kalo tidur itu udah kayak keb--"

"Apa? Kebo? Enak aja. Milkha cantik gini di samain kayak kebo. Emang Mama mau anak nya Kebo, berarti Mama ibunya Kebo dong?" dumel Milkha sambil duduk di samping kakak nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLOSER [Slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang