Nadira mulai membiasakan diri tanpa kehadiran Rafan disisinya.
Ini sudah sebulan lebih Nadira melewatinya tanpa Rafan.
Dia bisa melewatinya.
***
"Ra, turun udah ditunggu sama Yesi." panggil Eva, ibu Nadira.
"Iya ma. Rara tinggal pake dasi doang ni."
"Yaudh cepetan, abis itu kita sarapan sama-sama."
"Iya ma."
Nadira pun keluar dari kamarnya Dan turun menuju meja makan.
"Eh yes, tumben bgt lo dateng jam segini."
"E itu anu, apa ya..?" ucap Yesi, sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
Nadira yg paham maksud Yesi pun lantas mengatakan
"Eh iya, kita piket ya hari ini? Aduh lupa gue yes." jawab Nadira sambil menepuk jidatnya.
"Nah yaudah ayo ra, nanti kita sarapan disekolah aja."
"Eh iya iya. Yaudah ma, aku sama Yesi berangkat dulu." ucap Nadira sambil menyalimi Eva.
"Aku juga pamit tan." Yesi pun melakukan hal yg sama, yg tadi dilakukan oleh Nadira.
"Assalamualaikum." ucap mereka berbarengan.
"Waalaikumsalam, hati hati." jawab Eva.
Mereka berdua hanya menganggukan kepala sebagai pertanda "iya."
***
Sesampainya dikelas
"Ra pinjem buku matik lo dong, gue belum ngerjain ni hehe." ujar Yesi sambil cengengesan.
"Kebiasaan bgt si yes,yes." jawab Nadira sambil mengambil buku matematika ditasnya dan langsung di sodorkan kepada Yesi.
"Makasiiiii my bestie!" pekik Yesi sambil memeluk Nadira erat.
***
Kringg..kringg..
(Anggep aja suara bel :v)***
Vomentnya genkzzzz!❤
See u🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma
Teen FictionRafan sungguh tidak tega membiarkan gadisnya sakit karnanya, namun keingannannya berkata lain. Rafan menyesal tlah membuat Nadira kecewa. Dan mulai sekarang Rafan akan membiarkan Nadira untuk melupakannya. Mungkin ini yg dinamakan karma. Rafan menye...