Bagian ke dua...
😊Kehangatan baru ia dapatkan, ditengah-tengah rasa sakit yang tak kunjung redam. Seberkas cahaya harapan kembali menerangi ranah hidupnya. Untaian doa-doa indah termunajat dari belah bibir manisnya. Dia sosok lemah lembut yang sering mendapatkan cercaan. Masih berdiri kokoh melawan terjangan angin kencang. Dia menggenggam kekuatan baru yang ia yakini bisa membangkitkan lagi semangat hidupnya. Sebuah keluarga baru yang hangat, penuh cinta dan kebahagiaan. Terapi alami yang bisa ia gunakan untuk berusaha kembali normal.
“Kenapa harus mengajak ku ke sini, Hyung…,”
Sorot kedua matanya nanar. Mandangi deretan batu nisan. Yang tersemat berbagai macam nama dalam bentuk ukiran. Angin bertiup sepoi, menyejukkan. Ia berjalan tertatih dalam bimbingan sosok dewasa yang menenangkan.
“Setidaknya, kau ucapkan beberapa patah kata perpisahan, Dek…,”
“Dek…??” Gumamnya, dengan kedua mata membulat lucu. Itu kosa kata asing yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
“Adek… itu semacam sapaan untuk yang lebih muda dari yang lebih tua atau lebih tepatnya dari figur seorang kakak kepada adiknya, aku menemukan sapaan itu ketika ada pelatihan di pulau Bali, kau tahukan..? Indonesia…. Lucu sih… kau suka…?? Kalau tidak aku..,”
“Suka hyung…!!” Pekik Jungkook memotong kalimat Taehyung seketika.
“Begitu juga bagus… aku merasa nyaman mendengarnya… seolah… kau seperti sedang melindungi ku…,” Sambungnya.
Taehyung berakhir dengan menggusak helaian rambut legam berkilau di pucuk kepala Jungkook. Selangkah demi selangkah, mereka akhirnya sampai di sebuah kopleks pemakaman. Ada satu makam yang masih cukup segar. Karena belum banyak di tumbuhi rerumputan. Tanahnya bahkan masih menggunduk basa.
Jungkook tak bisa berjongkok. Ia hanya berdiri menatap kosong sebuah nisan di depannya. Nyeri tak tertahankan kembali menghujam ulu hatinya. Hingga ke dua mata nanar berkaca-kaca. Mengingat kembali siapa sosok yang sudah lama tertanam di dalam liang.
Sosok yang dulu sempat memberikannya sebuah kebahagiaan. Sosok yang merupakan sebuah perlindungan, dimana dia meletakkan harapan masa depan. Kini sosok itu sudah dalam, tenggelam. Di kehidupan baru yang lebih kekal.
“Dekk…??”
Taehyung mengernyitkan keningnya. Ketika Jungkook nampak mencengkeram dadanya. Kedua matanya terpejam dengan lelehan air yang sudah membanjir tanpa Taehyung sadari. Jungkook menangis, sangat dalam. Hingga tubuhnya hilang keseimbangan. Jatuh dalam bidang dada Taehyung yang memang menjaganya di belakang.
“Apa yang harus aku katakan, hyung…. Dia bahkan tidak akan bisa menjawab apa yang akan aku tanyakan…? Apa yang harus aku katakan hyung jika dia sama sekali tidak memberikan penjelasan apapun pada ku tentang apa yang sudah ia lakukan… lantas… jika sudah sampai disini apakah aku akan mendapatkan jawaban dari semua tanda tanya di benak ku sebelum dia pergi hyung… hikss…!! Dia orang baik yang paling jahat yang pernah ada dalam hidup ku….
“Dekk…? Apa telah terjadi sesuatu antara kau dan Jiyong, sebelum tragedi itu terjadi…??” Tanya Taehyung yang mulai menangkap hal aneh dalam kalimat Jungkook.
Jungkook tak menjawab. Situasi yang tidak mungkin untuk membeberkan sebuah fakta pada Taehyung. Terlebih, melihat sosok Kwon Jiyong yang kini sudah berubah menjadi batu nisan yang bisu dan kaku. Semakin sesak nian pilu rongga hatinya. Semakin ia tatap pusara itu, semakin dalam ia meratap.
“Baiklah… kita pulang saja… maafkan Hyung yang sudah menyeret mu sampai ke sini… hyung pikir kau akan sangat merindukannya…,”
Tanpa pikir panjang, Taehyung mengangkat begitu saja tubuh Jungkook di kedua lengannya. Si manis masih saja larut dalam duka. Menangis tiada hentinya. Kembali merasakan luka tak kasat mata yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Time Goes By ( Vkook / Brothership )
Fanfiction[ Complete ] DILARANG PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN TIDAK TERIMA ALASAN TERINSPIRASI KALO ISINYA SAMA PERSIS BESERTA SUSUNAN KATA² NYA BERANI PLAGIASI TANGGUNG RESIKONYA DARI TUHAN!!! [ Threeshoot ] Kisah seorang anak manis dengan masalalu kelam An...