1. After Meeting

4.9K 461 81
                                    

Jalan lengang, panjang nan sepi. Berbanding lurus menuju kearah deretan gedung-gedung yang tertata rapi. Jalan yang lurus dan panjang, membentang dari pintu gerbang. Berujung pada pelataran kampus yang penuh kenangan.

Beberapa mahasiswa berjalan bergerombol. Bersama dengan kumpulan teman sepermainan. Beberapa mahasiswa berjalan sendirian. Tak peduli dengan keramaian. Karena mungkin mereka tidak memiliki teman.

Jalan lurus yang bersanding dengan taman di tepian. Adalah pemandangan yang asri nan indah. Di bangun sedemikian rupa oleh yayasan. Menjadi area yang nyaman untuk belajar. Kampus elit itu, Seoul International College of Arts. Sebuah universitas swasta di Seoul yang notabene mahasiswanya adalah anak-anak kalangan konglomerat dan orang berada. Selalu melahirkan seniman-seniman yang luar biasa.

“Lili putih…?” Gumam seorang mahasiswa yang baru saja sampai di depan auditorium kampus.

“Benar… ada yang mengirimkan paket bunga lili putih untuk kampus,” Kata temannya.

“Untuk peringatan tragedi empat puluh hari yang lalu... sebagai ungkapan duka…,” Balas yang baru saja bergabung.

“Lantas… dimana si pelaku utama, dalang dari tewasnya ketua…??!” Salah seorang mahasiswi berkata lantang, memojokkan seseorang yang ia persalahkan.

“Hei.. nona.. jaga bicara mu..!!”

“Memang begitukan kenyataannya… kalian jangan terlalu membelanya… mentang-mentang dia kekasihnya… ,”

“Dia pasti terpukul hatinya… sama seperti kita… dia juga sangat kehilangan…,”

“Memangnya Cuma dia yang kehilangan….!!”

Braaakkk…!!

Perdebatan terhenti seketika. Saat salah seorang mahasiswa membanting tumpukan bukunya ke lantai. Ia sengaja melakukannya. Untuk menghentikan berdebatan menyakitkan.

“Bisa hentikan omong kosong kalian..?? Berdebat tentang orang yang sudah tiada… apa itu attitude yang pantas..??” Ucapnya setengah kesal. Suara dalam nya cukup membuat yeoja yang tadinya menyalak, menjadi bungkam.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil sendiri buku-bukunya di lantai.

“Bubaaarr..!!”

Yeoja berwajah kesal itu segera menyingkir dari gerombolan namja.

“Maafkan kami, Tae… kami tidak bermaksud…,”

“Lain kali, jangan di tanggapi..,”

“Sore ini, kita jadi ke makam nya…??”

“Tentu saja… aku berencana mengajak dia…,”

“Tae…??”

“Aku yakin.. dia pasti belum sekalipun ke makam kekasihnya…,” Ucap namja yang di sapa Tae.

“Apa kau punya nyali untuk mendekatinya..??”

“Setidaknya aku harus mencoba… entah bagaimana hasil akhirnya… tak ada satupun teman mendekatinya, aku hanya ingin sedikit berusaha...,”

Mereka berpisah di depan auditorium. Memang sedikit ricuh. Setelah kedatangan paket bunga lili yang begitu banyak. Di letakkan di aula auditorium begitu saja. Sebagai ucapan belasungkawa. Atas terjadinya peristiwa tragis yang menghilangkan salah satu nyawa mahasiswa.

==============

Seorang namja, duduk bersandar bangku di taman dalam area kampus. Kedua matanya terpejam. Kedua lubang telinganya tersumpal handsfree. Seolah ia menghayati musik yang mengalun dari ponselnya. Ia duduk sendirian. Tanpa teman, tanpa orang lain. Dan yang ia lakukan hanyalah terdiam.

As Time Goes By (  Vkook / Brothership ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang