Di dalam kelas, Fadia masih berdiri kebingungan mencari kursi yang kosong. Hanya ada 2 kursi yang kosong tanpa penguuni. Yaitu meja paling depan yang berhadapan dengan guru. Dan meja paling belakang di pojokan dekat dinding. Tidak mungkin 'kan seorang Fadia duduk paling depan karena dia paling malas sekali mendengar celotehan guru. Dan dia akhirnya duduk di meja paling belakang dekat pojokan dinding. Fadia melihat disebelah kursinya ada tas berwarna hitam dengan bercak galaksi. Namun, dia tidak peduli itu tas siapa. Dia juga tidak peduli dia duduk dengan siapa. Yang penting dia sudah dapat tempat duduk.Bel berbunyi. Seluruh siswa yang tadinya sibuk dengan kegiatan dia sendiri, beralih ke mejanya masing-masing. Juga seorang siswa laki-laki yang terakhir masuk ke kelas membuat seluruh perhatian tertuju kepadanya karena memiliki paras yang tampan.
Fadia yang sejak tadi sibuk memainkan ponselnya juga melihat cowok tersebut. Dan dia sangat kaget melihat ada cowok seganteng itu di sekolahnya. Dan dia sekelas dengan Fadia. Cowok itu berjalan ke arah Fadia dengan tatapan tidak menyenangkan membuat dia bingung dan juga senang. Kenapa cowok itu berjalan ke arahnya? Apa yang dilakukannya sampai cowok itu menatapnya seperti itu?
"Ngapain lo disitu?" tanyanya.
"Ya duduklah. Emang lo ga bisa liat apa gue ngapain?"
"Yang suruh lo duduk disitu siapa? Minggir lo gue mau duduk sendiri" sambil menarik tangan Fadia agar dia pergi dari sana.
"Ih kasar banget sih loh! terus gue duduk dimana kalo ga disini?!"
Cowok itu menunjuk meja paling depan, "Tuh lo duduk aja paling depan."
"Cakep cakep garang!" Fadia menghempaskan kakinya dan pergi meninggalkan cowok tersebut.
"Gue boleh duduk disini gak?" tanyanya kepada cewek berambut panjang dihadapannya.
"Eh iya boleh boleh"
"Nama lo siapa?" tanya cewek itu kepada Fadia.
"Gue Delfina. Lo boleh panggil gue Del atau Fina."sambil mengulurkan tangannya.
Fadia menyambut tangan Fina dengan senyuman "Gue Fadia"
***
"Selamat Pagi anak-anak" sapa Bu Lilis guru Kimia kelas X di SMA Dharma Bangsa.
"Pagi buuu" jawab seluruh siswa dengan serentak.
"Ibu mau absen dulu"
"Aisyah Ariana"
"Saya bu"
"Debby Fadril"
"Hadir bu"
"Delfina Jasmine"
"Saya bu"
"Fadia Ardila"
"Saya Bu"
"....."
"Rey Aldriano"
Tidak ada sahutan. Fadia melirik ke belakang. Seorang siswa laki-laki hanya mengangkat tangannya.Ternyata orang yang bernama Rey Aldriano itu adalah cowok yang mengusirnya tadi. "Jadi nama dia Rey" gumam Fadia dengan anggukan.
"Gue bakal cari tau tu cowok siapa. Gue harus bisa dapetin dia"Setelah Bu Lilis selesai mengabsen, dia pamit keluar kelas karena harus mengikuti rapat.
Fadia segera mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Dan membuka aplikasi instagram. Dia mengetik nama Rey Aldriano di kolom search. Muncul lah 3 instagram dengan nama itu. Fadia bingung, yang manakah akun instagram cowok itu? Dia mengecek satu per satu dari 3 akun itu. Tetapi semua akun tersebut di private.
"Yang mana sih ig nya Rey? Banyak banget disini. Bingung deh gue" ucap Fadia dengan intonasi suara yang bisa di dengar oleh orang di sampingnya.
"Lo nyari ig nya Rey ya Fad?" tanya Delfina tiba-tiba.
Fadia kaget. Dia menepuk keningnya, "Aduh, bego banget sih gue. Suara gue gede banget tadi anjir"
"Ha?? A-apasih lo. Eng-engga kok. Gue ga nyari ig nya Rey." jawab Fadia dengan gugup."Hahaha udah jujur aja. Gue tau kok. Lo pasti suka ya sama Rey.." goda Delfina.
Fadia tensin. Dia terciduk oleh chairmate nya. "Ih ngomong apasih lo Del? Ga mungkin gue suka sama cowo garang kayak dia. Amit amit jabang bayi astaga"
Delfina terkekeh mendengar penjelasan Fadia. "Hahahah kalo lo emang benar suka sama dia ya wajar aja kali. Dia kan emang ganteng. Banyak banget yang nge fans sama dia dari smp. Sampe di incer kakak kelas gitu."
What the hell??? Dari smp??Maksudnya apa? Kok Delfina sampe tau gitu? Apa Delfina udah kenal sebelumnya sama Rey?
"Eh lo bilang dari smp? Kok lo tau?" tanya Fadia dengan penasaran.
"Ya iya dong gue tau kan gue satu smp sama dia dulu di SMP Tunas Jaya" jawab Delfina
"Oohh"
Bel istirahat berbunyi.
"Eh ke kantin yuk. Gue laper nih" ajak Delfina.
"Ayuk"
Fadia berjalan dengan Delfina ke kantin. Baru saja dia ingin melangkah keluar pintu kelas. Tiba-tiba dia bertabrakan dengan Rey yang ingin masuk ke dalam kelas karena baru balik dari toilet.
Brukkk
"Aduhhh"
"Lo bisa jalan hati-hati ga sih??!" teriak Fadia kepada Rey.
Rey hanya menatapnya dengan wajah datar. Dan Fadia tersadar sepasang matanya bertemu dengan mata Rey. Fadia terdiam, gugup. Mata itu menatapnya terus. Hingga membuat jantung Fadia bekerja dengan sangat cepat. Dug dug dug dug.
"Anjir kenapa ini cowok ngeliat gue gitu amat. Jantung gue rasa mau copot."
Lalu, tiba-tiba Rey pergi tanpa menghiraukan perkataan Fadia tadi. Fadia menggerutu kesal. "Gila tu cowo ya""Hahaha lo kayanya emang beneran suka deh sama Rey, keliatan dari ekspresi lo tadi. Hahahaha. Sampe keringetan gitu." ucap Delfina menggoda.
"Pala lo peang."
"Kalo gini mah namanya cinta pandangan pertama Fad." goda Delfina lagi.
"Ih gue makan lo ya." jawab Fadia bercanda.
***
Haii guys!!! Part ke 2 nich. Semoga kalian menikmati yaa. Jangan lupa vote dan comment.. hehehe muaah😘
KAMU SEDANG MEMBACA
365 DAYS
Teen Fiction"365 hari" Ya angka itulah yang menunjukkan betapa banyak hari-hari yang dilalui fadia untuk menaklukkan hati seorang lelaki tampan yang dingin. Rey, dialah orangnya. Lelaki yang tampan, tetapi sangat cuek. Dia tidak pernah melirik satu pun perempua...