"Woyy Rey, lo jangan percaya sama yang di bilang Delfina. Dia cuma bercanda." teriak Fadia.Rey memandang ke arah Fadia"Kalo gue percaya gimana? deg! Fadia diam, tak mampu berkata apa-apa. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bagaimana kalo Rey jadi ilfeel sama dia?
"Terserah lo deh ya. Yang penting gue udah bilang sama lo yang sebenarnya kalo yang di bilang Fadia itu bohong. Gue itu ga suka sama lo."
Salah satu alis Rey terangkat "Terus gue peduli?"
Fadia melipat tangannya di dada dan mengalihkan pandangannya ke depan.
Bel berbunyi..
Bu Sandra sekarang sudah berada di kelas dan sedang menulis di papan tulis. Setelah selesai menulis kemudian dia meletakkan spidolnya di sisi papan tulis dan menerangkan materi vektor yang tadi ditulisnya. Belum 5 menit dia berbicara, matanya tertuju kepada seorang siswa yang duduk di paling pojok kelas yang sedang tertidur. Lalu dia mengambil kembali spidolnya melemparkan spidol tersebut kearah siswa itu hingga dia terbangun.
"Rey!!"
"Eh iya Bu."
"Ngapain kamu tidur?"
"Saya ngantuk Bu, maaf"
"Sekarang kamu pergi ke toilet, cuci muka kamu."
"Ya Bu"
Rey melangkahkan kakinya keluar kelas dan berjalan menuju toilet. Sesampainya di toilet. Ia tidak langsung mencuci mukanya. Dia hanya berdiri di depan cermin wastafel menatap wajahnya sendiri. Cukup lama ia berdiri di depan cermin tersebut. Akhirnya dia memutar kran wastafel dan mencuci mukanya. Usai mencuci mukanya, Rey berniat ingin kembali kekelas. Tetapi ia mengurungkan niatnya tersebut karena pada saat dia berjalan menuju ke kelas. Di melihat seseorang laki-laki yang sangat dia kenal berdiri di depan pintu kelasnya bersama seorang perempuan. Mereka adalah Glen dan Fadia. Mereka terlihat asik mengobrol.
Rey berpikir sejenak "Ngapain Fadia sama Glen disana? Mereka udah saling kenal?"
Rey kembali melangkahkan kakinya menuju kelas tanpa menghiraukan keberadaan Fadia dan Glen. Saat Rey masuk ke dalam kelas, keadaan kelas tidak seperti tadinya yang hening karena ada Bu Sandra. Tetapi sudah ribut. Rey menanyakan hal tersebut kepada salah seorang temannya, Joshua yang akrab dipanggil Jo kebetulan duduk di depannya.
"Eh Jo, Bu Sandra tadi kemana?"
"Keluar. Hari ini kita free class sampe pulang. Guru-guru pada pergi takziah kerumahnya Pak Wawan"
"Ohh. Pantesan"
"Kenapa Rey?"
"Hm? Ga ada"
"Eh Rey, btw gue denger tadi dari anak-anak kalo Fadia suka sama lo ya?" tanya Joshua sambil mengangkat salah satu alisnya dengan senyuman menggoda.
"Iya. Gila tu cewe."
Jo terkekeh mendengar perkataan Rey tersebut "Tapi kan dia cantik, Rey. Kalo gue jadi lo ya, gue bakal tembak tuh si Fadia. Secara, Fadia itu cantiknya hampir ngalahin Raisa bro!"
"Lebay lo" Jo tertawa sambil menepuk pundak Rey.
Di sisi lain..
"Eh kak Glen."
"Lo lagi ga sibuk kan?"
"Oh engga kak. Kenapa kak?"
"Ga ada. Gue kira lo lagi sibuk. Gue cuma mau ngajak lo ngobrol aja."
"Hmm iya kak"
"Istirahat nanti ke kantin bareng yuk?"
"Berdua aja kak?"
"Menurut lo?"
"Eh iya kak"
"Yaudah lo masuk gih sana. Ntar jam istirahat gue samperin lo kesini."
"Oke kak"
Fadia masuk ke kelas. Dan tanpa sengaja sepasang matanya menoleh ke arah Rey yang sedang ngobrol dengan Jo.
"Eh, bro liat tuh Fadia, ngeliatin lo mulu"
Mendengar omongan Jo, Fadia membuang muka nya dan berjalan ke tempat duduknya.
"Bodo amat" celetuk Rey.
Fadia sibuk memainkan ponselnya sedangkan Delfina sedang serius menggambar sesuatu.
Bel istirahat berbunyi...
"Yess udah istirahat!" Seru Fadia meninggalkan Delfina yang memasukkan buku-bukunya ke laci.
"Eh Fad! Lo mau kemana?" Fadia menghentikan langkah kakinya.
"Gue mau ke kantin, Del"
"Gue ikut. Tunggu."
"Eh, Del sorry tapi gue ke kantin sama kak Glen." Dahi Delfina mengerut.
"Kak Glen yang kapten basket sekolah kita itu?" Fadia menganggukk.
"Yang ganteng itu? Most wanted sekolah kita?"
"Most wanted? Masa sih?"
Delfina menghela napasnya "Iya Fadia.. Masa lo ga tau sih?"
Delfina memang orang yang tau semua hal yang berhubungan dengan gosip. Dia selalu update tentang gosip-gosip baru yang beredar di sekolah. Bahkan, gosip dari sekolah lain pun dia juga tau. Bisa di bilang Delfina ini Mak Lambe. Entah darimana dia mengetahui semua hal itu. Tetapi itu sesuatu yang sangat menguntungkan bagi Fadia. Karena, dia bisa tau apa pun yang sedang terjadi di sekolahnya dari Delfina.
"Fadia! Ada yang nyariin Lo tuh." seru teman sekelas Fadia.
Fadia menoleh ke arah pintu dan melihat Glen sudah berada di depan pintu dan melambaikan tangan ke arahnya.
"Eh iya. Makasih ya"
Fadia kemudian berjalan menghampiri Glen. Dan mereka berdua pergi ke kantin.
Rey yang ternyata sedari tadi memerhatikan Fadia, mengajak Jo untuk mengikuti Fadia dan Glen ke kantin."Jo, kantin ga?"
"Yuk kantin."
***
"Kita duduk disana yuk" Glen menarik tangan Fadia menuju meja kosong yang berada di tengah-tengah kantin. Hal tentu saja menarik semua pasang mata yang melihat Glen menarik tangan gadis tersebut.
"Lo mau makan apa?" tanya Glen kepada Fadia.
"Hmm aku mau makan batagor aja deh kak."
"Yaudah lo duduk disini. Gue mau pesenin dulu."
"Iya kak." Glen pergi meninggalkan Fadia sendiri di meja itu.
Tiba-tiba geng Trio R datang menghampiri Fadia. Dan..
***
TBC
Maaf ya temen-temen kalo aku lama update. Soalnya aku sibuk banget nih sama tugas sekolah. Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 DAYS
Teen Fiction"365 hari" Ya angka itulah yang menunjukkan betapa banyak hari-hari yang dilalui fadia untuk menaklukkan hati seorang lelaki tampan yang dingin. Rey, dialah orangnya. Lelaki yang tampan, tetapi sangat cuek. Dia tidak pernah melirik satu pun perempua...