Prolog

174 32 0
                                    

6 tahun berlalu.

Serpihan salju perlahan mencair. Dan dedaunan perlahan mekar. Bunga-bunga mulai memancarkan keindahan mereka.

Musim dingin telah berlalu, dan musim semi telah datang.

Aku berjalan melewati keindahan musim semi. Aku tidak peduli tentang bunga. Dan keindahan musim semi. Dan sudah sifatku tentu saja.

Sekarang, aku hanya peduli satu hal.

Aku memandangi taman. Sepi. Suatu hal yang langka di musim semi. Hanya ada beberapa anak kecil dan orang tuanya.

Aku tahu orang yang kupedulikan tidak ada disini.

Aku mendudukkan diri di ayunan taman. Memejamkan mata dan menghirup udara sebanyak mungkin.

Kau tidak akan pernah datang, tapi mengapa aku masih menunggumu?

Pekerjaanku yang menumpuk membuat otakku pusing. Dan hanya ini saat aku bisa menyegarkan fikiranku.

Kenapa aku masih mencintaimu?

Sudah menjadi kebiasaanku. Untuk datang kesini dihari dan bulan yang sama. Tapi tahun yang berbeda.

Padahal kau tidak pantas lagi di cintai.

Bukan cuma alasan sederhana itu. Tapi ada alasan lain di baliknya. Di tempat yang penuh kenangan indah ini, aku menunggu.

Aku selalu berharap kau akan datang.

Dan semua masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku sendirian dan sebentar lagi handphoneku akan berdering.

Tapi sudah bertahun-tahun berlalu jadi kau tidak akan datang kan?

Dan benar saja. Handphoneku berdering. Tanpa mengangkatnya aku berdiri dan membalikkan badanku. Dan seketika otakku seperti berhenti.

Tapi kau datang. Kau datang dengan segalanya.

"Hai Bae Irene. Apa kabar?" Kamu tersenyum manis sambil menatapku.

Akankah semua kembali seperti dulu?

"Nama aku Oh Sehun. Kenapa diam?" Dengan santainya kamu melemparkan pertanyaan itu. Seolah tidak terjadi apapun.

Atau semua kan terulang dari awal?

Tapi satu yang kuharapkan.

Kamu tetap disisiku. Oh Sehun. Tetaplah disisi Bae Irene.

The Ice? •Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang