II

130 26 1
                                    

Gue ke atap. Sendirian. Dan cuma ngedengerin lagu dari headset di telinga kiri gue. Tangan gue memegang kamera yang emang gue bawa dari rumah.

Gue mengabadikan pemandangan yang menurut gue bagus. Dan memang gambar yang gue abadikan selalu di puji ama sahabat gue.

Gue ngerasa seneng aja ngelakuin ini. Daripada berurusan sama angka-angka yang menguras otak pintar gue. Yah, siapa yang gak tau gue coba?

Gue bahkan udah megang setengah perusahaan ayah gue. Dan banyak yang ngincer gue cuma untuk uang, populeritas bahkan menghancurkan gue.

Tapi sayangnya mereka terlalu bodoh. Mereka kira kenapa gue disebut CEO wanita muda yang licik? 16 tahun dan gue udah terjun ke dunia bisnis.

Gak gampang emang. Tapi gue harus ngelakuin ini. Karena dua tahun yang lalu ayah gue mengidap penyakit yang cukup serius. Dan bertambah parah hingga sekarang.

Dan sejak itu gue mulai masuk. Karena Jisoo ingin menjadi dokter dan gak pernah tertarik dengan bisnis. Dia nyerahin semuanya sama gue. Tapi dia tetap ngebantuin gue ngurus rumah sakit.

Adik kembar gue itupun udah sering ngebantu dokter yang ada disana. Mengamati semua yang terjadi. Kenapa gue bisa tau? Karena dia sering maksa gue nemenin dia kesana.

Soal perusahaan, kenapa gak ibu gue? Karena ia gak bisa. Meskipun dia berasal dari keluarga yang juga berada dalam dunia bisnis, dia gak pernah tertarik dengan bisnis. Dia lebih memilih mengurus butiknya.

'Ckrek'

"Gue baru tau kalau lo suka ngefoto"

Suara yang khas terdengar dari belakang gue. Hembusan angin mengalahkan hangat hembusan napasnya di leher gue.

"Lo mau apa?" Raut wajah gue masih datar. Berbanding terbalik dari dalam diri gue.

"Gue mau lo"

Bugghhh

~~~

"Rene, gue gak bisa pulang bareng lo. Gue ada rapat osis dan mungkin gue pulang jam setengah lima"

"Trus lo pulang ama siapa?"

Gue melangkah keluar dari kelas. Koridor sekolah jam dua lewat empat puluh lima udah sepi. Dan hanya beberapa siswa yang lewat.

Tapi gue yakin walau jam pulang telah selesai dari tiga puluh menit yang lalu. Masih banyak siswa yang berada di halte, perpus atau gak kantin.

Hanya beberapa suara mesin mobil ataupun motor yang terdengar. Dan paling hanya beberapa siswa yang nekat menerobos hujan yang memang sangat lebat hari ini.

"Tadi Mino ngajakkin gue pualng bareng dia sih"

Suara Jisoo perlahan mengecil seiring ia selesai bicara. Dapat kupastikan dia sedang memejamkan matanya di seberang telepon.

"Gak! Lo pulang ama gue! Gue tunggu di ruang dance!"

"T-tapi gue udah iya-in ajakkannya Mino"

"Batalin atau gue narik lo pergi dari sana?!"

"I-iya"

Gue mematikan telepon begitu Jisoo mengiyakan ucapan gue. Bukan gue bermaksud jadi sister-complex, tapi gue cuma takut banyak yang deketin Jisoo hanya karena uangnya.

Memang sebenarnya bagi kami uang tidak masalah. Tapi tetap aja gue takut banyak yang manfaatin dia cuma buat perusahaan keluarga gue bangkrut.

Terlebih lagi ngerusakkin adik kembar gue. Gak kebayang gimana hancurnya Jisoo kalau itu terjadi. Terlebih dia gak bisa bela diri karena emang dari kecil Jisoo gak suka kegiatan fisik.

Sementara tangan gue sibuk mengotak-atik handphone gue. Kaki gue melangkah menuju ruang dance A. Yang hanya bisa dimasuki anak-anak kaya setingkat gue.

Ruang dance A lebih baik dari ruang dance lainnya. Karena selain tempat yang luas dan fasilitas lengkap, dalam ruangan ini disediakan ruang dance untuk setiap anak.

Walau banyak yang kosong karena hanya anak dari perusahaan ternama yang ada disini. Juga anak presiden atau anak pemilik saham terbesar di perusahaan utama.

Gue berhenti ketika tepat di depan pintu ruangan dance dan membukanya. Gue memutuskan gak latihan di ruang khusus gue. Karena disini lebih luas dan gak ada satu orangpun yang ada disini sekarang.

Gue melepas hoodie yang sedari tadi membalut tubuh gue. Dan menyisakan baju seragam berlengan pendek dengan rok lima belas centi diatas lutut.

Dan gue memutar acak lagu yang ada dan menari sesuka gue. Karena gue lagi gak pengen musing mikirin apa yang gue mau.

Gue larut sampai gue gak sadar sebuah pintu terbuka. Dan menampilkan sesosok pemuda tampan dengan keringat ditubuhnya.

Pertanda jika ia telah berlatih di salah satu ruang kosong itu. Dan membuatnya semakin tampan dan...

"Gue gak tau lo sehebat itu nge-dance"

...sexy

***

Annyeonghaseyo. We are one. All I wanna do.

Selingkuhannya Kai ama Suho
Pacarnya Daniel
Istrinya Sehun.
Masa depannya Minhyun.
Mantannya Jihoon.

Ada disini!!!

*Gaje

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Ice? •Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang