Pertemuan

183 11 32
                                    

HOLA ^_^

  WELCOME TO MY NEW STORY...

Happy reading :)

     Petang ini, Aulia Bilqhisti Syahruni baru saja keluar dari ruangan kotak persegi yang sudah sangat membosankan untuk seorang pelajar ataupun mahasiswi. Ia berkuliah di UIN sumatera utara, Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam dibagian Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Tak heran mengapa ia memilih fakultas tersebut, karena sedari kecil Abi dan Uminya memberi asupan ilmu agama yang cukup. Belum lagi karena terlatihnya ia saat dijenjang MTSN dan MAN.

"Bil mau pulang langsung ?" ucap gita sambil narik-narik tas Bilqhisti.

"Emm, Gimana kalau makan dulu ?"

"Yaudah, buruan Bil." Merekapun berjalan menuju tempat parkiran.

         Salam rinduku nabi~

         Salam rinduku kasih~

"Bentar git."

"Halo, Assalamualaikum Bi. Ada apa ?"

"...."

"Astaghfirullah. Iya Bi, Bilqhist pulang sekarang. Sms nama rumah sakit dan ruangannya ya Bi."

"...."

"Ya Bi, Waalaikumsalam."

"Kenapa Bil ?"

"Maaf git, aku harus kerumah sakit. Serangan jantung Umi aku kambuh."

"Yaudah gak apa Bil."

"Aku duluan ya git. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Hati-hati Bil." Bilqhist hanya mengangguk dan menancap Gas motornyanya.

Setelah mendapat pesan dari Abinya, Bilqhist langsung menuju RS yang tadi sudah dikirim alamatnya. Cukup jauh jarak kampusnya dengan rumah sakit tersebut. Dengan menancap gas motornya, sekitar 50 menit Bilqhist sudah sampai didepan RS Arthamedica. Ia pun berburu masuk dan tanpa bertanya menuju ruang UGD.

Brukk~ Plakk~

Bilqhist menabrak seorang Dokter muda yang tampaknya juga sedang terburu–buru.

"Maaf, saya sedang buru-buru" Bilqhist mengambil salah satu Handphone yang jatuh dilantai tak jauh darinya.

"Tid~" Belum selesai Dokter tersebut menjawab, Bilqhist sudah berhambur pergi dari TKP.

"Aduh! Handphoneku ! cicilannya aja belum lunas! Udah jatuh aja." Dokter itu memungut Handphone tersebut dan berlari kecil menuju tempat tujuan awalnya.

------------

"Abi! Umi kenapa Bi ?" Bilqhist bertanya dengan tergesa-gesa.

"Umi kamu tadi tiba-tiba megangi jantung terus pingsan."

"Abi... Hikss~ Hikss~"

"Bilqhist! Kok nangis ? berdoa sayang bukan nangis." Abi memeluk Anak bungsungnya dan mengelus puncak kepala Bilqhist.

"Astaghfirullah. Bilqhist, Abi lupa nelpon bang Amir. Kamu telpon dulu ya, Abi mau sholat maghrib."

"Yaudah Bi, sebentar." Bilqhist duduk dikursi hitam memanjang yang berada didepan Ruang UGD.

"Loh ini !"

TBC...

  Aku membutuhkan Krisara guys. votmen bagi yang baik. 

 THANKS... yang udah mampir.

Siapa yang kalah ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang