✻Ton numéro✻

1.4K 224 45
                                    


"Ah sial!"

Kaki melangkah cepat menuju sebuah pintu besar berlabelkan 'bibliothèque'. Kau memasuki perpustakaan kampus dengan perasaan campur aduk. Antara kesal dan bingung.

Bahkan kebingungan itu membuatmu ditegur oleh petugas perpustakaan karena Kau hampir saja lupa mengisi buku pengunjung.

Setelah mengisi buku pengunjung, Kau pun melanjutkan langkahmu yang agak tergesa memasuki rak paling pojok perpustakaan. Sikap itu tentu mencerminkan sebuah tujuan yang berbeda dibanding pengunjung perpustakaan yang lain.

Kau hanya sedang panik.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Manik (e/c) melirik kesana kemari, memperhatikan setiap pengunjung yang datang. Kau berusaha mewaspadai dirimu sendiri. Berharap semoga orang itu menyerah dan berhenti mencarimu.

Lima belas menit berlalu, dan Kau masih berkutat di pojok rak. Menyembulkan sedikit kepala untuk memperhatikan suasana perpustakaan.

Wajah yang awalnya tegang sedikit berubah menjadi agak tenang.

Yang Kau lihat hanyalah sosok orang-orang asing, tidak ada wajah bernuansa Asia diantar pengunjung perpustakaan.

Mungkin ada, tetapi itu hanyalah seorang wanita yang sepertinya berasal dari Korea, serta dirimu sendiri.

Kau memang sedang tidak berada di tanah kelahiranmu, Jepang.

Sekarang Kau adalah seorang mahasiswi yang berkuliah di Sorbonne-Paris.

Ini adalah tahun ketigamu belajar di Prancis. Semua berjalan dengan lancar, Kau menjalani hidupmu dengan tenang dan menyenangkan selama tinggal di kota yang terkenal sebagai pusat mode tersebut.

Namun sekarang keadaan berbanding terbalik, Kau harus mati-matian bermain petak umpet selama satu minggu bersama seseorang.

Dan Kau harap orang itu tidak datang kesini untuk mencarimu.

Menghela napas lega, Kau memegang dadamu sendiri.

"Hampir saja, dasar lelaki gila."

"(Name)-chan, itu jahat sekali menyebutku lelaki gila~"

Namun sebuah suara bariton yang terkesan menggoda telah melunturkan kelegaanmu.

***

.

.

Jantungmu nyaris copot, jika saja ini bukan perpustakaan Kau pasti sudah berteriak sejak tadi.

Netra membulat kala menyadari sosok yang amat sangat ingin Kau hindari itu ternyata sudah ada di sampingmu.

"Berhenti mengikutiku!" Kau mendengus sebelum akhirnya melengos pergi meninggalkan pemuda tersebut.

Namun si pemuda tidak tinggal diam, lenganmu malah ditarik untuk tetap berada di tempat.

"Dengarkan aku," Pemuda itu menatapmu serius, nada suaranya mengisyaratkan sebuah rasa penyesalan yang mendalam. Namun Kau sudah terlalu jengah untuk menghadapinya.

"Aku rasa tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan," balasmu dingin.

"Maafkan aku (Name), aku tau aku salah. Aku tau Kau yang terbaik." Si pemuda tersenyum penuh harap.

"Please, comeback. Okay?"

"Are you F*cking kidding me?!" Kau melotot tidak percaya, bagaimana bisa pria ini dengan mudahnya mengucapkan kata-kata seperti itu? Bahkan setelah semua yang terjadi? Sudah lupakah dia? Apa dia masih waras? Kau spontan mengumpat dalam hati.

Your Number ☎️ || Ushijima WakatoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang