Hari ini, seperti hari-hari yang sudah-sudah. Untuk kesekian kalinya, Seongwoo terbangun di atas kasur berseprei motif kucing yang ukurannya sedikit lebih luas dari kasurnya. Juga dengan sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya, sedangkan tangan lainnya menyelip diantara bantal dan kepalanya. Oh iya, jangan lupakan sebelah kaki yang menindih kedua kaki kurusnya. Udah kayak guling aja nih Seongwoo.
Total bikin Seongwoo nggak bisa bergerak buat sekedar bangun dari posisinya.
Enak sih, hangat. Apalagi buat cuaca awal tahun yang masih masuk musim dingin. Tapi sesek bok, dianya nggak bisa gerak.
Pelakunya ya siapa lagi kalo bukan pacar kesayangannya, Kang Choding Daniel.
"Uh, Niel." Seongwoo berusaha mengeliat dari sergapan badan Daniel. Hati-hati Seongwoo berusaha mindahin tangan Daniel yang melingkar di pinggangnya. Tapi bukannya lepas, pas udah digeser dikit si Daniel malah mengeliat dan ngeratin pelukannya.
Seongwoo megap-megap, badan kurusnya makin tenggelem di antara pelukan Daniel.
"Niel, uhh! Lepasss! Sesekh!" Seongwoo nepuk-nepuk lengan Daniel nggak nyellow.
"Masih ngantuk aku, Yang." Daniel menggumam dan malah nguselin kepalanya di perpotongan leher Seongwoo.
Seongwoo makin berontak, udah sesek geli pula. Napasnya Daniel menerpa lehernya itu hangat-hangat gimana gitu. Alarm bahaya langsung ngiung-ngiung di otak Seongwoo.
"Iya, kamu bobok aja. Akunya mau bangun, jadi lepas ya?" bujuk Seongwoo sambil berusaha ngejauhin lehernya dari wajah Daniel.
Daniel cuma bales dengan gumaman, dan pelukannya sedikit mengendur. Tandanya ini anak udah mulai pules lagi. Padahal hampir aja Seongwoo bersiap buat noyor kepalanya Daniel biar agak jauhan.
Seongwoo masih berusaha lepas dari kuncian badan Daniel. Susah payah dia berusaha meraih guling, dan dengan hati-hati plus perjuangan penuh dia berhasil ngelepasin kuncian Daniel. Guling tadi dijadiin tumbal, biar gantiin posisi dia dipelukan Daniel.
"Ampun deh, dia ini beruang apa kebo sih? Susah banget dibangunin." keluh Seongwoo sambil meregangin badannya yang pegel. Ya gimana nggak pegel, semaleman dililit sama badan segede beruang.
Sambil peregangan mata Seongwoo nggak sengaja mengedar ke penjuru kamar Daniel yang berantakan. Tanpa bisa di cegah helaan napas lelah keluar lagi dari mulutnya. "Berantakan banget ya gusti! Kita semalem seheboh itu ya emang?"
Ya, ngomel kan si nyai. Tapi ngomel gitu juga Seongwoo dengan telaten mungutin barang-barang yang berserakan di lantai. Ada jaket denimnya dan jaket bomber punya Daniel di bawah kursi, ada celana jeans belelnya di bawah meja. Kertas-kertas berhamburan di sekitar meja juga dia rapihin, sepaket sama alat tulisnya.
Baju hangat dan kaos yang semalem Seongwoo pake tergeletak di samping meja. Heran, padahal semalem dia simpen baik-baik di kursi.