Episode 1

12 3 3
                                    

*drrtt drrt*

Aku terbangun dari tidur nyenyakku pagi ini, seperti biasa aku menjalankan hari-hariku seperti mahasiswa pada umumnya.

Perkenalkan, aku Ikki, mahasiswa tingkat akhir yang sibuk menyusun skripsi. Aku teringat pagi ini aku harus menemui dosen pembimbingku. Secepat kilat aku sarapan dan mandi seadanya, beruntung aku memilih dosen pembimbing yang baik dan sabra menghadapi kebodohanku ini.

Aku bersiap menaiki motor vespaku kesayanganku ini, aku membelinya dengan hasil bekerja di Kedai Kopi. Sepertinya hari ini akan berjalan dengan baik, cuaca yang cerah, dan tidak lupa mood yang baik.

Benar kata pepatah, manusia hanya bisa merencanakan. Tebak! Motorku mogok saat lampu merah! Ditambah mobil dibelakang terus-menerus membunyikan klaksonnya. Memiliki motor buntut memang harus sabar.

"ada masalah dek motornya?" tanya sesosok pria yang tidak lain pemilik mobil itu.

"iya ini mogok bang," jawabku.

"coba ditepikan dulu, nanti saya bantu lihat," ujar pria itu.

Daripada membuat suasana makin gaduh dengan segera aku menepikan motor buntutku ini. Oh! Jangan lupakan kebaikan pria itu, sedikit canggung bertemu dengan orang tak dikenal yang tiba-tiba menawarkan pertolongan.

Dilihat dari penampilan, sepertinya dia bekerja di salah satu kantor, terlihat dari bajunya yang rapih dengan rambut klimis, dan tentu saja mobil.

"udah nyala nih!" celetuknya.

"oh iya mas, maaf ya mas ngerepotin," jawabku penuh rasa tidak enak.

"santai aja lagi, oh ya boleh minta nomor kontak gak?"

"Oya boleh mas, ini," jawabku sambil memberikan nomor Whatsapp, bukan tanpa alasan, habis ditolong masa hanya nomor kontak gak dikasih.

"makasih ya mas, maaf ngerepotin," lanjutku sembari naik motor dan memberikan senyum perpisahan.

Seperti biasa, aku terlambat 15 menit dari waktu yang ditetapkan oleh dosen pembimbingku. Tidak lupa aku meminta maaf, dan mulailah kertas-kertas tak berdosa ini dicoret-coret seakan tidak diberi ampun.

****

Pukul 17.23 tertera dilayar smartphone-ku saat tiba di kost-an. Hasil revisi sedikit membuat kepalaku terasa mumet.

*toktoktok

Sedikit terperanjat karna ketukan keras ibu kost-an di pintu kamarku.

"wess ikki, ini ibuk masak sayur kebanyakan, dimakan yah!" ujar ibu kos.

"wah makasih ibuk," jawabku.

"yowes ibuk balik dulu." Ucap ibu tersenyum.

"iya buk." Jawabku dengan anggukan.

Pukul 22.03, waktu yang aku tetapkan untuk tidur setelah menyelesaikan ritual anak rantu, makan dan mandi. Sedikit berselancar di media sosial menjadi hiburanku setiap malamnya.

*ting

Bunyi notifikasi whatsapp dengan nomor yang tidak dikenal.

"hai,"

"siapa?" balasku.

"aku indra, yang tadi nolongin kamu waktu motormu mogok,"

"oya, saya ikki mas."

Chating-an terus berlanjut, hingga aku mengetahui sedikit tentang pria ini. Namanya Indra, 26 tahun, manager di salah satu bank dikota ini. Pribadi yang humble dan terkesan ramah, dan tentunya memiliki masa depan yang cerah. Terkadang aku iri dengan orang-orang yang memiliki masa depan yang sudah bisa ditebak seperti apa.

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang