Episode 3

2 1 0
                                    

Maaf banget telat upload. Karena kemarin lebarin dan sibuk nyari ehemmm money haha.

Selamat Membaca!

***


Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang terbilang bimbang, kemarin aku menghabiskan sore hari bersama mas indra, aku pikir karena kami sama-sama seorang pria, dan ini hal yang baru menurutku.

***drrt drrt

Sasha : aku hari ini ada bimbingan, boring dikos mulu, sekalian meet up!

Me : Oke, jam 10 yah!

Sasha adalah salah satu temanku dikampus, kami saling mengenal saat menginjak semester empat, namun kami sudah jarang berkomunikasi karena judul skripsi kami yang metodenya berbeda, dia dengan Etnografi sedangkan aku lebih ke Fenomologi. Jadi saat kami berdiskusi seperti kurang nyambung.

Sasha termasuk salah satu temanku yang memperjuangkan hak-hak perempuan, seingatku mereka menyebutnya Feminisme. Sasha juga sangat sensitif dengan bercandaan yang mengandung sexist, menurutnya tidak ada yang lucu akan hal itu, laki-laki ataupun perempuan memiliki kedudukan yang sama. Aku beruntung memiliki teman-teman yang bisa diajak bertukar pikiran. Sudah cukup melamun! Aku langsung bergegas mandi dan bersiap-siap ke kampus.

***

Di kampus kami janjian bertemu di taman dekat dengan Fakultas MIPA, taman ini terkenal dengan luasnya serta ditumbuhi berbagai aneka tanaman. Seperti saat ini, aku duduk di sebuah gajebo yang dikelilingi bunga.

"sasha!" teriakku saat melihatnya dari kejauhan.

"huh sial banget gue gak fokus tadi, mana ini banyak salahnya," sesalnya sambil menunjukan tumpukan kertas hasil coretan.

"yaudah lain kali fokus sa," ucapku menenangkan, mengingat sasha tipikal cewek yang emosian, apalagi sejak menjelang proposal beberapa bulan yang lalu.

"sa, aku pen cerita sesuatu, tentang aku yang deket sama-"

"siapa? Cowok? Cowok kan? Lu kan manis, cocoknya sama cowok!" timpalnya dengan suara segede jamban.

"belum juga selesai ngomong sa, tapi bener tebakan kamu," jawabku tersenyum.

"nah kan! Lu udah tau jawabannya, seingat gue kita sama-sama mandang cinta gak mesti soal jenis kelamin.

Memang dulu kami sempat berdebat tentang cinta, sasha yang keukeh dengan pendiriannya "cinta tak mengenal gender" dan aku yang membantah dengan dalil agama, namun aku sadar, pemahaman tentang agama itu sangat luas, akan sesat jika kita hanya mempelajari luarnya saja.

"dia terlihat dari keluarga yang baik sa," ucapku menerawang.

"jalani aja dulu ki, baik tidaknya bakal kejawab nanti kok," ucap sasha menyemangatiku.

"udah lama gak minum boba nih, kedepan kampus kuy!"

"tau aja lu gue pengen minum, ayok!". Kami langsung bergegas menuju tempat penjual boba langganan kami.

***

"bang dua! Rasa taro sama coklat!" teriak sasha.

"gak usah teriak njir lu." Cecar mas penjual boba

"udah lama gak minum boba ya sa!" hari ini aku merasa lebih baik, tidak terkesan datar seperti kemarin, walaupun kemarin ada mas indra yang membuatku minder dengan penampilan good looking-nya.

"ohya, cerita soal your crush dong," minta sasha semangat.

"dia-"

"ikki!"

"mas indra?"

***

Sekarang sudah jam makan siang, aku bosan makan di kantin kantor hari ini, rasanya ingin mencoba suasana baru. Aku langsung menuju mobil dan mencari makan di luar, sudah lama aku tidak mencoba makan siang di luar kantor. Terakhir kali aku keluar makan bersama Ariana, itu sebelum dia pergi ke luar negeri.

Saat sedang di jalan, aku merasa tidak asing dengan postur tubuh seseorang, yah! Itu pasti ikki. Aku langsung mencari tempat parker terdekat, setelah parker aku langsung menuju tempat ikki tadi, ini terlihat seperti stand mini tempat menjual Bubble Drink.

"ikki!" seruku.

"mas indra?" jawabnya terlihat sambil memincingkan mata.

"lagi ngapain ki?" tanyaku basa-basi. Aku selalu merasa gugup saat memulai percakapan dengannya. Melirik sedikit, aku baru sadar bahwa ikki Bersama seorang cewek yang terkesan ... macho?

"aku jajan minuman mas, eh ini kenalin namanya Sasha," ujarnya.

"sasha,"

"panggil aja Indra," kami berkenalan dan ngobrol cukup lama, aku bahkan sampai lupa kalau sedang mencari makan siang, dari obrolan kami, akupun mengetahui bahwa mereka sudah cukup lama berteman. Aku baru mengetahui bahwa Ikki pernah ikut lomba menyanyi antar fakultas dan menduduki juara 2, tak heran kemarin suaranya bagus dan tahu cara mengontrolnya. Entah ini hanya perasaanku atau memang Sasha beberapa kali kupergok sedang menatapku yang juga sedang menatap Ikki dan tersenyum, apa sangat terlihat aku mengagumi Ikki?

"oh ya mas tadi mau kemana?" tanya ikki.

"aah tadi mau cari angin aja, malas dikantor terus ki," jawabku tersenyum.

"ohh, hm ini udah jam 1 lewat mas, mas gak kerja?" entah kenapa tapi aku merasa seperti diperhatikan, yang membuatku tak bisa menahan senyum.

"ah iya kalo gitu mas kerja dulu ya ki! Sa!" jawabku sambil berdiri dan pamit. Baru beberapa langkah aku langsung berbalik lagi.

"ikki! Nan nanti kita jalan yah?" shit! Kenapa bibir ini harus gugup.

"jalan mas? Emm nanti aku siapin waktu kosong yah mas," jawabnya tersenyum. Ohh astaga kenapa senyumnya terlihat begitu manis.

"ii iya pasti, siap. Aku pamit yah." Balasku dan mulai pergi dengan perasaan yang entah bisa sangat bahagia.

Aku langsung menuju ke kantor dengan perasaan yang baik, aku tidak menyangka hal ini hanya karena satu orang saja. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini saat bersama Ariana dulu, kami memang sering jalan dulu, tapi tak pernah membawa perasaanku seperti sekarang ini. Hingga hatiku seolah memiliki pertanyaan besar, apakah aku menyukai Ikki?

Menghela nafas, aku kembali mengingat saat pertama kali kami bertemu, aku sangat jengkel melihat motor didepanku yang mogok, hingga aku turun hendak memarahinya namun batal Ketika mata kami pertama kali bertemu. Rasa marah seorang sirna begitu saja, aku bahkan sempat bertanya siapa aku? Yang bisa dengan mudahnya memarahi karyawan bahkan saat kesalahan mereka sekecil mungkin, sekarang? Emosi yang memuncak seolah hilang entah kemana saat dia menatapku.

Aku bukan anak kecil yang buta tentang ap aarti perasaan ini, aku tahu perasaan ini. Tapi ... dengan sesama pria? Aku pernah mendengar tentang gay, namun aku tidak menyangka bahwa ini terjadi padaku, anehnya aku hanya merasakan hal ini pada Ikki.

Apa yang akan aku lakukan selanjutnya, perasaan ini. Tidak dapat kututupi.

Aku menyukainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang