Sudah terlambat!
Kyungsoo semakin mempercepat langkah kakinya setelah melirik jam tangannya. Semenit lagi Guru Kim pasti mulai mengabsen murid-muridnya.
Eomma bodoh! Kalau saja tadi kontak motorku tidak dihilangkan, aku tidak perlu menunggu eomma bersiap untuk mengantarku!
Seharusnya aku tolak saja tawarannya tadi! Lebih baik naik ojek online!
Maksa, sih! Mana pakai ancaman tidak kasih ongkos, lagi! Ini kan awal bulan!
Gerutuan terus muncul di pikiran Kyungsoo hingga kakinya berhenti tepat di depan pintu kelasnya. Melalui celah yang terbuka sedikit, ia bisa mendengar Pak Kim memanggil satu-persatu muridnya.
"Choi Ji Woo?"
"Hadir!" sahut seorang gadis di belakang.
Oh, oh, setelah ini nama Kyungsoo disebutkan.
"Do Kyungsoo?"
"HADIR!" Seru Kyungsoo sambil mendobrak pintu kelas, membuat seisi kelas terkejut.
Pak Kim menatapnya tajam dan mengambil ancang-ancang hendak mengeluarkan suara lantang.
"Kau pikir ini jam berapa Do Kyungsoo?!!"
"Jam delapan, pak," jawab Kyungsoo. Seisi kelas berbisik melihat betapa beraninya namja itu membalas teguran guru.
"Hei! Ini jam 8 lewat 2 menit, kau tahu?! Kenapa kamu baru datang?"
"Kontak motor saya--"
"Tidak usah banyak alasan, kamu!"
"Lho, kan bapak tadi tanya?" Kyungsoo berkata polos. Teman-temannya menahan tawa melihat reaksi Pak Kim yang tidak bisa berkutik.
Cukup sudah, guru berusia kepala empat itu muak. Ia segera membentak dan menyuruh Kyungsoo keluar dari kelasnya hingga bel istirahat berbunyi. Dengan amat berat hati Kyungsoo menurutinya.
Selama duduk menunggu di koridor kelas, ia terus menggerutu. Ia menyalahkan ibunya yang ceroboh hingga dirinya harus menerima hukuman.
....
Mood Kyungsoo benar-benar buruk saat ini. Terlebih lagi tadi karena ia menghabiskan waktu istirahatnya di ruang guru hanya untuk menuliskan surat komitmen tidak akan terlambat lagi. Seperti anak SD di zaman batu saja, hukuman itu masih berlaku.
Tangannya meraih ponsel, menekan nomor ibunya. Eomma Do tadi berjanji akan menjemputnya karena merasa bersalah telah menghilangkan kontak motor Kyungsoo. Sebelum panggilan terhubung, sebuah tangan melingkari pundak Kyungsoo. Ia menoleh, mendapati Chanyeol tengah merangkulnya.
"Kau sedang apa?"
"Merangkulmu. Tidak lihat?"
Ah, abaikan. Chanyeol selalu menyebalkan.
"Aku dengar tadi ada murid yang dihukum karena datang terlambat..." goda Chanyeol. Kyungsoo mendengus. Ia tentu tahu Chanyeol tengah membicarakan dirinya. "Tapi siapa ya? Aku cuma tahu tadi teman-teman bilang namja pendek dan imut seperti yeoja. Aku jadi penasaran siapa~"
"Tutup mulutmu," ancam Kyungsoo singkat sambil menginjak kaki Chanyeol, membuatnya refleks menjauh. Chanyeol hanya terkikik, ia puas dengan reaksi yang ia dapatkan. Sudah biasa mereka seperti itu.
Ketika Chanyeol hendak mengganggunya lagi, Kyungsoo berbicara di telepon dan membuatnya batal meluncurkan aksinya. "Yeobseyo? Eomma? Apa Eomma akan menjemputku?"
YOU ARE READING
I'm Sorry
Fanfiction[Chansoo] "Seandainya bukan karenaku, ini semua tidak akan terjadi." -Do Kyungsoo, pemuda 17 tahun yang sadar telah melakukan kesalahan fatal. Namun, bagaimana bisa ia menebus kesalahannya jika pemuda Park sialan itu selalu menghalanginya?