Chap 2

524 80 26
                                    

Dan disini Naruto didera oleh perasaan menyesal yang membuatnya acapkali hilang kendali. Hingga berat hati Kakashi mengirimnya untuk mengembara. Senseinya berharap Naruto akan melupakan semua masalah percintaan menurut versi pria yang menjadi hokage ke enam itu.

Sedikit berhasil, kala Naruto dapat menata hatinya yang remuk tak berbentuk. Menjadi pengembara adalah salah satu pilihan yang menurutnya dapat membantu mengurangi rasa bersalah yang ia rasakan, walau nyatanya malah semakin menyiksa dalam kubangan rasa bersalah dan kecewa yang dalam karena tak pernah dapat untuk bersua kembali.

Sebenarnya, mudah bagi Naruto untuk mencari seseorang yang bisa mengisi kekosongan hatinya. Bukan rahasia lagi bahwa banyak wanita cantik yang tergila-gila dengannya terlebih dengan kepopuleran dia setelah perang dunia dan kasus perceraiannya yang menjadi trending topik mengemparkan saat itu.

Entah karena memang apa adanya atau ada apanya yang pasti tak terhitung lagi banyaknya wanita dengan wajah, martabat, keluarga yang mentereng berlomba-lomba menarik perhatian Naruto agar jatuh kedalam pelukannya.

Naruto tak mengindahkannya, hanya tatapan lalu dengan guratan bosan di dahinya yang didapat oleh para wanita tersebut.

Hatinya masih milik orang lain, wanita yang menjadi penyesalannya selama ini.

Safirnya memandang takjub desa yang kini disinggahinya kurang dari lima belas menit itu. Merasa bahwa sahabat ravennya memilih tempat yang luar biasa indah ini. Desa yang seperti menempel di bukit batu dengan ketinggian nyari 70 derajat seperti desa yang menempel di dinding, Mungkin ini alasan desa ini dinamai desa Tiram.

Sambil mencocokan alamat yang ia tuju dengan daerah sekitarnya. Perutnya bergemuruh karena sekarang memang telah melewati waktu makan siang.

Makanan khas seafood telah di tangannya. Naruto memutuskan untuk menikmati makanan yang terlihat lezat itu di pinggir pantai sambil mendudukan diri di pasir putih menghadap bentangan permadani biru di hadapannya serta deburan ombak sebagai backsound yang melengkapinya.

Lidahnya seperti dimanjakan dengan cita rasa khas lokal. Ketika makanannya tinggal beberapa potong lagi, dia terkejut, celana orangenya kotor karena es krim dan telinganya dengan baik menangkap suara khas anak kecil yang mengaduh sakit.

Netranya memandang sosok anak kecil yang tersukur di pasir dekat kakinya.

Naruto bergegas bangun dan membantu anak kecil berusia sekitar empat atau lima tahun itu untuk bangun.

"Kau baik-baik saja?"
Hal pertama yang mencuri perhatiannya adalah bola mata jade dan rambut merah anak itu, mengingatkan dia pada sahabatnya yang tinggal di ribuan mill jauhnya dari tempat sekarang ia berpijak.

Jade anak kecil itu berkaca-kaca, " Aku tidak apa-apa paman". Tapi matanya masih memandang sedih es krim yang jatuh di pasir dan sedikit mengotori celana orange Naruto. "Gomenasai paman, aku tidak sengaja" lanjutnya lirih.

Mengikuti ke arah mana jade itu jatuh, Safirnya pun secara refleks melihat es krim yang terlihat masih banyak namun mulai meleleh di atas pasir."Oh es krimmu, ayo paman belikan."

**

"Ryuu-kun!" panggilan yang membahana menarik perhatian mereka. Menoleh ke arah bersamaan pada sumber suara. Anak kecil yang di panggil refleks meloncat dari kursinya menyongsong sang Mama yang lari pontang-panting mendatangi tempat mereka.

"Mama!" Ryuu merespon panggilannya, sang anak lelaki itu segera memanjat kegendongannya saat kedua tangannya terbuka lebar menyambut anaknya yang sempat membuatnya panik.

Sungguh, wanita muda ini tidak menyangka bahwa membiarkan ia berjalan-jalan sendiri menjadi sesuatu hal yang menakutkan seperti ini. Padahal ini bukan pertama kalinya Hinata membiarkan anaknya berjalan sendirian saat ia bekerja, tapi ini pertama kali baginya mendapati anaknya yang tidak kembali dalam waktu lama. Tentu ia khawatir, hingga akhirnya ia meminta izin kepada pemilik toko untuk mencari anaknya setelah hampir satu jam menunggu tanpa ada kepastian. Terlebih ia sudah berjanji tidak akan sembarang menggunakan kemampuan spesial matanya saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BreakawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang