"Tolong aku!!! Tolong aku!!! Kumohon tolong aku!!." Suara rintihan itu terdengar jelas dan semakin memudar seperti di telan bumi. Seketika hening sesaat setelah suara itu muncul dan hilang tanpa wujud. Semua buluku berdiri seketika malah sesaat setelah suara itu menghilang, ini pertama kali aku mendengarnya karena di eksperimen sebelumnya aku tak menemukan sesuatu pergerakan yang selama ini aku cari untuk dapat masuk ke klub "EKSMYS".
Namaku Bernadetta Gaestin Ivory, semenjak aku SMP aku sering dipanggil Betty karena katanya mukaku yang culun kayak Betty lavea. Udah kawatan giginya, kecamataan besar kalo pakek baju culun banget, sama kalo kuncir 2 itu lah. Parah culunnya deh pokoknya. Saat masuk SMA aku mulai melepas kacamata karena minusku sudah sembuh, dan juga melepas kawat. 3 tahun di panggil betty belum cukup rupanya. Sampai SMA aku tetap dipanggil Betty. Sepertinya nama betty sudah melekat di tubuhku dan jati diriku meskipun aku sudah berubah penampilan. Yah saat ini aku sedang kuliah di salah satu universitas ternama didaerahku. Aku berada di jurusan telekomunikasi. Aku seorang blogger misteri yang cukup terkenal dikalangan kampusku dan sekolah ku dulu. Iya aku mencintai petualangan misteri gitu. Dikampusku sekarang ada klub yang udah lama dibentuk namun baru booming sekarang, yaitu klub "ekspedisi mysteri" atau kalau disingkat EKSMYS. Sebelum dibentuk klub ini memang hanya sebuah perkumpulan bisa yang hanya orang tertentu saja yang mau bergabung karena dianggap klub freak atau sebutan apalah itu. Namun setelah salah satu dari anggota klub EKSMYS yang sekarang sudah lulus kuliah mengungkapkan misteri terbunuhnya dosen pembimbing Tugas Akhir temannya yang mati secara tak wajar di toilet dosen dekat laboratorium telekomunikasi. Kematiannya terungkap setelah anggota dari Ekspedisi Mysteri (EKSMYS) yang namanya Rendy mengungkap kematiannya di aula kampusku di depan semua mahasiswa setelah melakukan ekspedisi ke 13-nya sendirian. Dosen itu diduga mati karena dibunuh salah satu temannya, yang sekarang pembunuhnya-pun diketahui kabur ke luar negeri. Sungguh kejam membunuh temannya sendiri.
Sudah 3 jam lamanya aku menantikan suara itu muncul kembali, tapi tak ada lagi. Aku mengangkat handphone ku dari saku celana training ku. "Sudah jam 4 pagi, apa mungkin setan keluar diwaktu subuh? Sudahlah aku lelah mending aku pulang saja, lanjutkan besok masih ada waktu 2 hari untuk menuntaskan ini, semangat Betty!!!!"
Malam berikutnya, masih pada tempat duduk yang kusediakan seperti malam kemarin dan 2 malam sebelumnya, kamera tersembunyi sudah kupasang di 2 titik strategis di gedung B sekolahku yang selalu sepi pengunjung padahal disitu ruang pusat informasi. Yang kutahu setelah bersekolah disini selama hampir setahun ini dan dari tanya sana-sini, ruangan itu akan ramai jika pas masuk ajaran baru dan yang kesitu ya cuman siswa baru yang belum tahu mengenai cerita dibalik gedung ini. Aku duduk dibangku itu sambil memegang handycam dan mulai merekam sekitar. Suasana entah mengapa begitu dingin ditambah hening yang membuatku membeku duduk di bangku, mungkin orang normal berfikir aku kurang kerjaan.
Sudah 2 jam berlalu dan belum ada tanda-tanda magis yang terjadi. Dan aku mulai kelaparan, aku merogoh saku jaketku dan menemukan biskuit pengganjal lapar yang selalu kubawa disaat menjalankan misi seperti ini. Tiba-tiba saja kakiku seperti tersentuh sesuatu seperti rambut basah, kemudian dalam kegelapan dan mataku saat ini hanya infra merah dari handycam-ku, aku merasa didepan wajahku ada yang menghalangiku. Aku merasakan rambut basah ketika aku mencoba menyingkirkannya dari wajahku. Aku mulai merasa pusing dan mual seketika. Biskuit yang tadinya nikmat berubah menjadi seperti biskuit busuk. Entah apa yang aku rasakan, aku kacau dan tiba-tiba saja aku merasa ingin memejamkan mata. Aku terbangun disudut ruang kelas gedung A, aku juga bingung kenapa aku bisa disini seingatku aku berada di gedung B ruang pusat informasi. Disini sedang ada kelas pak Sergio dosen audio dan video. Dan semua mahasiswa tak tampak memerhatikan kecuali yang duduk dipojokan dekat jendela yang fokus melihat kedepan sembari memainkan tangannya diatas meja. Dan kelas pak Sergio berakhir, semuanya nampak enggan keluar kelas untuk moving class, tapi tidak dengan perempuan yang dari tadi kulihat dia fokus, ia langsung bergegas keluar dan menuju perpustakaan dan aku membuntutinya, tapi kurasa dia tak sadar ada aku. Dia terlihat sendiri dan tak punya teman. Ia mengambil tempat duduk yang paling ujung yang sepi, ia mengeluarkn buku kelihatannya buah diary, kurasa ia mau menulis hariannya di buku itu, aku melihatnya dari balik rak buku dibelakangnya, anehnya aku seperti tak terlihat.
YOU ARE READING
Misteri Gedung B (tamat)
Mystery / ThrillerTantangan yang harus ku penuhi untuk bergabung di klub misteri sekolah