02

2.5K 282 7
                                    

"Je ne l'ai pas vu venir"

—————————-
Re-write

"Dante merupakan-"

selama pelajaran berlangsung Lisa tidak dapat memfokuskan pikirannya untuk mencerna semua kalimat yang keluar dari mulut guru sejarah nya saat itu.

Ayolah ini tidak se-membosankan itu. ada apa denganku?

Jika dia bisa membuat satu hal menjadi kenyataan maka hal yang akan ia lakukan adalah mengakhiri bualan sejarah yang tampaknya tidak ada ujungnya itu. Lisa memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke buku yang sudah penuh dengan gambaran-gambaran kecil yang ia gambar sejak 10 menit guru wanita itu mulai berbicara. Dan untuk ke-sepuluh kalinya Lisa menghela nafas. Belum sempat ia memulai, gerakan tangannya terhenti akibat suara bel sekolah. Istirahat makan siang.

Akhirnya.

Setelah guru sejarahnya melangkah keluar dari ruangan kelas, murid-murid kelasnya mulai berhamburan keluar. lorong yang tadinya sepi, kini penuh dengan murid yang saling berbincang. entah tentang betapa membosankannya sekolah atau betapa bosannya hidup di dunia yang penuh ekspektasi. Keduanya melelahkan.

Lisa merasa ragu untuk keluar dari kelasnya. Ia tidak tau harus pergi kemana. tidak mungkin ia pergi ke kafetaria sekolahnya itu, makanan manusia diciptakan bukan untuknya. Kini ia teringat tangga besar yang ia lewati saat mencari ruang kelasnya. Ia yakin tangga itu menuju ke arah atap sekolah. mengingat kembali saat itu membuat ia teringat dengan kejadian antara ia dan Rose.

Itu bukan apa-apa. Tenang ia tidak mungkin tau.

Kakinya mulai melangkah ke arah pintu ruang kelas, menghelas nafas lalu memberanikan diri untuk mulai melangkah keluar. Ia khawatir untuk berada di antara kerumunan murid-murid itu. Ia berbeda, itulah alasannya.

Tangga itu terletak di ujung lorong sekolah sehingga tidak banyak anak murid yang melintas di sekitar tangga itu. Kaki wanita itu mulai melangkah perlahan melewati setiap anak tangga dengan hati-hati.
Kini dia berhadapan dengan pintu usang berwarna abu-abu dengan ganggangnya yang sudah berkarat.
Papan bertuliskan 'Dilarang Masuk' tertempel pada bagian atas pintu itu. Tetapi Lisa menghiraukannya dan menggerakkan tangannya ke arah ganggang berkarat pintu itu.

Krek.

tidak dikunci. apa gunanya peringatan itu. tch.

Angin sejuk menerpa wajahnya sesaat setelah ia membuka pintu usang itu.

Wah, cuaca yang Indah.

Lisa melanjutkan langkahnya, tidak lupa ia memastikan pintu abu-abu itu kembali tertutup rapat.
Kakinya membawanya berjalan ke tepi atap gedung itu. menumpukan badannya bada kedua tangan yang ia letakkan pada pagar batu di tepian.
Angin sejuk itu membuatnya lupa akan semua hal yang terjadi di hidupnya untuk sejenak. Lupa akan mimpi buruknya. Lupa akan rasa takutnya. Lupa akan kenyataan bahwa ia adalah Vampir.

Tetapi waktu tenangnya itu terganggu saat ia mendengar suara geretan pintu. Sontak Lisa membalikkan badan dan pandangannya ke arah asal suara itu. Pandangannya disambut dengan sosok laki-laki yang berdiri tegap di ambang pintu.

Manusia. sebaiknya aku pergi.

Lisa memutuskan untuk beranjak pergi dari tempat itu. Ia menundukkan kepalanya dan mulai melangkah pergi. Tetapi ia lupa laki-laki itu masih ada di ambang pintu, yang berarti ia harus melewatinya. meskipun kepalanya tertunduk ia dapat merasakan tatapan laki-laki itu.

ada apa dengan laki-laki ini. apa dia buta. kenapa dia tidak bergerak dari posisinya.

"Permisi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY RED MOON [J.JK  X  LL.M] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang